BAB 21 : IMPERIUM KINGDOM

933 251 26
                                    

Hari Jum'at pagi, anak-anak kelas 10-5 dengan baju olahraga didominasi hitam dengan garis merah sudah berada di gimnasium indoor sejak dua puluh menit lalu. Bahkan mereka sudah melakukan pemanasan dipimpin oleh seksi olahraga beserta wakilnya, Arjuna dan Danuraja. Walaupun Pak Hadi belum datang, tapi mereka bisa mengkoordinasikan kelas dengan baik, dibantu arahan dari Mahesa sebagai leader kelas.

Dan sekarang, karena minggu ini bagian materi lari, selama lima menit mereka harus berlari memutari lapangan yang luasnya sangat luar biasa. Tadinya Arjuna mengusulkan sepuluh menit, tapi sukses diprotes yang lain. Gila! Floella bahkan sudah berhenti beberapa kali, mengatur napas lebih dulu kemudian kembali melangkahkan kakinya lagi.

Jika bukan karena dalam lima menit ini akan dicatat berapa putaran yang didapatkan, mereka dengan senang hati akan kembali duduk manis di pinggir lapangan.

"Jalan santai aja kalau nggak kuat."

Floella menoleh ke samping, di mana Hiro berjalan mengimbangi langkah Floella sembari menatap ke arahnya. Membuat Floella mengalihkan pandangan ke bawah, ia pikir tatapan Hiro yang ini terlihat khawatir meskipun tertutup raut datarnya.

"Iya," jawab Floella tersenyum, menatap balik Hiro dengan terus berjalan ringan.

Laki-laki di sampingnya mengangguk setelah memastikan Floella baik-baik saja, mengedikkan dagu ke depan. "Gue duluan."

"Iya, Hiro."

Laki-laki dengan raut datar itu pun kembali memacu langkah, memangkas jarak dengan Nataraja yang terbentang kurang lebih dua meter.

Sebagian sudah banyak yang menyerah, terutama para siswi yang melipir dan duduk di pinggir lapang mengibaskan tangan dimana angin yang mereka buat tidak berguna sama sekali. Membuat si seksi olahraga menyerukan suara dengan keras melihat teman-temannya sudah terdampar, menaruh kedua tangannya di setiap sisi mulut.

"Ayo dong jangan lemah! Semangattt!! Jangan kayak orang cacingan!" teriak Arjuna memberi semangat dengan cara minta ditampar. Hasilnya dibalas teriakan tak terima dari teman-temannya.

"Sialan, lo!" maki Kanyasa seolah mewakili yang lain, hendak menendang pantat Arjuna jika laki-laki itu tidak segera menghindar.

"Wlee! Nggak kena!"

"Sini lo kampret!"

Kanyasa dan Arjuna malah terlibat kejar-kejaran. Penghuni kelas 10-5 sepertinya harus mulai membiasakan diri melihat kedua manusia itu sering terlibat kekerasan, bahkan saling melempar ejekan dan makian. Cukup anarkis.

"Pak Hadi nggak bakal masuk," kata Mahesa memberitahu Hiro, soal guru olahraga mereka yang katanya tidak akan masuk hari ini. Semakin memangkas jarak dengan Hiro, berjalan mendekat dengan ponsel di tangan setelah lima menit waktu memutari lapangan berakhir.

"Kenapa?" Hiro penasaran, menyeka keringat di pelipis dengan punggung tangan.

"Di Imperium Kingdom rame. Katanya anak Pak Hadi terlibat kecelakaan terus meninggal," jelas Mahesa, turut berbelasungkawa.

Mereka mengambil duduk di pinggir lapang sembari menyelonjorkan kaki supaya tidak keram. Sementara Mahesa terus menggulir layar ponsel, Hiro mengelilingkan pandangan ke sekitar. Murid-murid lain sudah fokus dengan ponsel, raut mereka terlihat terkejut dan prihatin dengan berita yang baru saja mereka dapat di grup.

Guru-guru sepertinya akan langsung melayat. Tidak semua, mungkin hanya perwakilan. Dan beberapa anggota OSIS yang akan menjadi perwakilan seluruh murid di Imperium School sebagai bentuk belasungkawa.

Berita yang disebar di Imperium Kingdom dalam hitungan detik langsung merata ke seluruh penjuru. Berita apapun, bagaikan bom atom yang meledak dalam satu waktu, dan dalam waktu tertentu bisa menjadi pisau dua arah.

The King : Battle of Imperium SchoolWhere stories live. Discover now