1.10. BERKAT DAN ANCAMAN 2

15 2 39
                                    

"Woi, Davd! Jika kau benar-benar berubah menjadi makhluk serendah itu, maka kau tidak akan bisa lagi menikmati karaoke ditemani dengan pemandu lagu yang semok-semok. Sadarlah Bajingan Gila!!!" teriak V begitu keras sampai kedengaran ke tempat Renjana yang sudah membawa Ganindra cukup jauh bersembunyi di balik pohon besar di mana cahaya dari Gabriel tidak mampu menembusnya. Dalam hati, gadis itu mengumpati ketiga berandalan yang sedang berada dalam masalah ini.

Davd yang sedang berlari begitu cepat tiba-tiba berhenti tepat di depan V menyebabkan gelombang kejut sampai-sampai tubuh V seutuhnya terperosok ke belakang.

"Hah, pemandu lagu? Di mana?" ucapnya sambil celingukan.

V mengembuskan napas lega. Sial. Ternyata laki-laki itu benar-benar bangsat. Sangat bertolak belakangan dengan kekuatan yang baru saja dimilikinya di mana ia mampu memanggil makhluk-makhluk suci.

"Tidak ada pemandu lagu di tengah hutan seperti ini. Ya ada kau hampir saja membunuhku dengan Purgatory-mu, Sialan!" keluh V. Seraya kembali beridiri, laki-laki menepuk-nepuk celana bagian belakangnya yang sedikit kotor dari debu dan beberapa daun kering.

Davd membelalakkan kedua matanya."Benarkah? Aku bahkan tidak ingat jika aku akan melukaimu," ucap Davd dengan nada yang sedikit panik.

"Tentu saja bukan kau. Tapi, malaikat yang sedang melayang di belakang kau! Kau dirasuki oleh malaikatmu sendiri, Davd! Itu sangat berbahaya. Kau bahkan mampu mencuci otak orang paling pintar di sini. Kenapa bisa begitu? Apa kau kesulitan untuk mengendalikan malaikatmu?" cecar V.

Davd menunduk. Helaan Napasnya terdengar begitu berat dan pasrah. "Begitukah? Di mana Ganindra?"

"Dia sedang berusaha untuk disadarkan oleh Renjana. Kau tidak perlu khawatir. Dia pasti baik-baik saja."

"Begitukah? Syukurlah," ujar Davd pelab, "Maafkan aku."

"Tak apa. Jadi, jawablah pertanyaanku tadi."

Davd tersenyum tipis. "Seperti yang kau tahu, kampung halamanku, Celebestial adalah kota yang sangat religius. Seluruh masyarakat di sana setiap hari datang ke tempat suci untuk berdoa. Orang tuaku bahkan seorang pemuka agama. Tapi, entah kenapa aku bisa jadi begini. Sejak aku terlahir di dunia, aku tidak pernah tertarik untuk memanjatkan puja-puji. Aku selalu melalui jalan yang berbeda dengan kebanyakan orang di sana. Sejak dulu jalanku selalu penuh dengan dosa. Dan berkat itu, aku selalu disiksa oleh orang tuaku yang menganggapku sudah terkontaminasi energi negatif."

"Jadi, gara-gara alasan itukah kau tidak bisa mengendalikan malaikatmu?" tanya V.

"Aku rasa. Tapi, tidak sepenuhnya," Davd menjeda kata-katanya untuk mengambil napas, "hanya satu, V. Hanya satu kisah yang membuatku tertarik dari seluruh ajaran yang diajarkan oleh orang tuaku, yaitu kisah tentang empat malaikat agung. Aku begitu menyukai mereka. Aku sangat tertarik dengan kisah mereka, jadi .... kuputuskan untuk menyempatkan waktuku memberikan puja-puji kepada mereka walaupun aku adalah orang berlumuran dosa. Sangat bertolak belakangan dengan entitas mereka yang begitu suci dan putih."

Kekuatanku berkaitan dengan itu. Menurut Pak Riksa, seseorang bisa memanggil apa pun yang menurut mereka memiliki keterkaitan khusus dengan makhluk tersebut. Ketika aku mendapatkan sihir pemanggilan, awalnya aku mengira yang akan datang kepadaku adalah sejenis Lucifer atau Baphomet karena aku terkontaminasi energi negatif. Namun, ketika aku mencoba melakukan pemanggilan, sosok yang mucul pertama di hadapanku justru malah Gabriel. Mungkin karena kontradiksi itu, Gabriel memberontak dan enggan menuruti perintahku. Dan beginilah jadinya. Maafkan aku."

V mendesah. "Ternyata kau memiliki kehidupan yang rumit. Tak apa. Pilihlah jalan yang kau sukai meskipun itu bertolak belakang dengan leluhurmu. Karena aku pun begitu. Jadi aku tidak akan menghakimimu. Hanya saja, kendalikan malaikatmu. Mereka sangat berbahaya. Namun, jika kau menggunakannya dengan benar, mereka mampu menjadi senjata yang mematikan."

VOID: Old Town Bataviens DistrictWhere stories live. Discover now