2.1. SEBELUM PENJELAHAN DIMULAI

23 1 13
                                    

Lagi-lagi, sedang terjadi keributan di tengah hutan Jagat Padjajaran. Terhitung dari upacara peresmian, V, Ganindra, Davd, dan Renjana sudah satu minggu lebih berlatih mengendalikan kekuatan mereka masing-masing di sana. Sesekali, Riksa pun turut hadir memantau dan membantu memberi arahan kepada anak-anak nakal itu agar semakin mahir menggunakan kekuatan mereka. Seperti saat ini.

Riksa memberi tahu Renjana agar mampu menguasai karakteristik dari air sebagai dasar dari kekuatan penyembuhannya. Gadis itu dipaksa untuk mampu menyembuhkan hewan terluka yang ada di sana akibat sebuah pertarungan. Pun kepada Davd, Riksa menyarankan agar laki-laki itu mampu memahami sifat dan keinginan dari Gabriel agar salah satu dari empat malaikat agung itu mau menuruti perintah apa pun yang diberikan oleh Davd. Sehingga Riksa menyarankan kepada Davd untuk melakukan meditasi sebagai salah satu bentuk pendekatan dengan Gabriel.

Sedangkan untuk V dan Ganindra, karena dua anak nakal itu adalah yang paling berpotensi untuk pertarungan secara langsung, Riksa menyuruh keduanya untuk melakukan latih tanding dengan android yang telah disempurnakan oleh tim pengembangan teknologi. Riksa hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir karena V dan Ganindra dihantam habis-habisan oleh sebuah android tanpa perlawanan sedikitpun.

"V, Ganindra! Kenapa kalian tidak menggunakan kekuatan kalian sedikit pun? Kalau terus-terusan begitu, kalian bisa-bisa mati dihajar oleh sebuah android. Malu-maluin saja!"

V dan Ganindra yang sudah babak belur dihajar sebuah android hanya bisa memutar bola mata malas sambil mengatur napasnya yang masih terengah.

"Dih, dipikir gampang, apa, lawan android yang kekuatannya di luar nalar," racau V.

"Dia terlalu cepat dan kuat. Kita mana bisa Pak ngalahin dia secepat itu. Ditambah kita masih belum terbiasa dengan kekuatan kita," ujar Ganindra.

Riksa mendengkus. "Kalian bukan tidak bisa. Kalian hanya takut kekuatan kalian lepas kendali lagi!"

"Mungkin kau benar," celetuk Ganindra.

"Aku ada di sini untuk membantu kalian. Aku yakin kalian sudah mempelajari masing-masing kekuatan kalian dari buku yang sudah aku berikan. Kalian tak usah khawatir. Jika kalian terluka, kalian punya Renjana. Jika kalian takut hutan rusak, tenang saja. Gabriel bisa memperbaiki semuanya. Jadi, cepat berdiri dan kalahkan android itu! Jangan banyak alasan."

V dan Ganindra bergidik ngeri ketika melihat Riksa yang biasanya santai berubah menjadi monster yang mengerikan. Kedua anak nakal itu lantas dengan cepat berdiri dengan posisi bersiap untuk menyerang. Ganindra dengan tangan mengepal yang secara perlahan mulai diarili oleh aliran listrik.

Lalu, V kini mulai menggunakan gelang pemberian dari Riksa. Ia mulai mengisi kedua gelang tersebut dengan energi sihirnya sehingga gelang tersebut menimbulkan sebuah reaksi unik di mana kedua gelang itu perlahan-lahan mulai bergetar, kemudian membesar sebesar satu putaran tangan dan terlepas dari lengan V, kemudian melayang dan mengeluarkan aura hitam kehijauan di belakang V. Ganindra yang melihat hal tersebut berhasil dibuat terpana olehnya.

"Wow, V. Kau benar-benar keren."

Namun, V membalasnya dengan malas. "Simpan saja pujianmu itu untuk nanti."

Melihat bagaimana android itu mulai bergerak ke arah mereka, V dan Ganindra mengambil langkah kebelakang berusaha tetap menjaga jarak dari android itu dengan setitik rencana dari V.

"Ganindra, aku akan mencoba sesuatu. Aku akan berusaha membuka portal dari gelang-gelang di belakangku dan memindahkan android itu ke udara agar tidak bisa bergerak. Saat itu, sebelum android itu kembali menyentuh tanah, kau hancurkan dia dengan petirmu."

"Memangnya kau bisa?"

"Entahlah. Kita coba saja segala cara yang ada."

"Baiklah. Aku setuju."

VOID: Old Town Bataviens DistrictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang