XXXIX - Dejavu

6.7K 1.2K 3.4K
                                    

Terlalu banyak kenangan untuk disebut asing.

👑

🎼 Kau - T-Five ( Cover The 90's Mates) 🎼

👑

Panduan membaca :
1. Vote dan komen
2. Kamu hebat karena sudah menjadi bagian cerita ini 🫵🏻

👑

"Dengarkan semuanya. Dengarkan! Jangan lari-lari dulu! Hei, Mikayla, Devon, jangan bertengkar. Semuanya, dengarkan!" Mirna meninggikan suaranya. "Hari ini kita akan rekreasi bersama, ya. Harap semuanya selalu berada di dalam barisan. Jangan pergi ke mana pun tanpa izin. Kalo mau ke toilet harus bilang biar ditemani. Tidak ada yang boleh pergi sendiri-sendiri. Mengerti semuanya?!"

"MENGERTI IBU MIRNA...!!!"

"Bagus. Semuanya udah pake gelang fast track?"

Sekali lagi anak-anak itu menjawab serempak.

"Kita bukan anak TK lagi, kenapa harus gerombolan gini jalannya?" Celetuk Aluna yang memakai topi di kepala. "Nggak asik, ah."

Elata memegang pundak anak itu. "Takutnya nanti ada yang kepisah, Al. Jadi nggak asik dong mainnya kalo ada yang kesasar."

Hanya pada Elata, anak itu bisa menurut meski masih mengerucutkan bibir dan melipat tangan di dada. Kadang Elata pun takut pada anak itu karena cara berpikirnya yang sedikit lebih dewasa dari anak sebayanya dan tidak pernah takut mengutarakan pendapatnya.

Aluna memutar mata dan bolak balik melihat jam di tangannya, sambil mengipas-ngipas wajahnya. "Lama banget, sih."

Mirna dan guru lain masih memasangkan gelang ke tangan anak-anak yang belum bisa memakai sendiri. Elata menggandeng tangan Aluna. "Udah nggak sabar mau main, ya?"

"Bukan, main ke Dufan mah nggak ada apa-apanya sama Disney Land, kak. Aku nungguin— nahhh! Akhirnya..."

Telunjuk Aluna mengarah pada sosok yang datang dengan kacamata hitamnya itu. Jeans sewarna langit dan tshirt hitam serta topi di kepala tak membuat senyumnya tersembunyi. Justru membuat sosoknya yang sudah mencolok semakin menarik perhatian. Cowok itu menyapa guru-guru dan anak-anak dengan akrab, seolah sudah kenal lama.

"Kok kamu di sini?" tanya Elata dengan mata membulat.

Seolah pertanyaan itu hanyalah angin lalu, Noah melaluinya dan menunduk lalu mencubit pipi Aluna. "Nungguin, ya?"

Lah, dicuekin?

"Iya, Kak. Kirain nggak jadi dateng." Aluna serta merta langsung melepaskan gandengan di tangan Elata, dan berpindah menggandeng Noah. "Ini, gelang masuk buat kakak udah aku siapin."

Noah mengucapkan terima kasih dan tersenyum pada Aluna. Elata memerhatikan dua orang itu bergantian. Sejak kapan mereka jadi seakrab ini?

Aluna kemudian menarik pelan tas kecil Elata, memintanya menunduk. Anak cantik itu berbisik. "Hari ini, aku mau ngedate sama Kak Noah."

Astaga. Anak kecil!

Keduanya pun menuju barisan yang sudah siap, mengantri untuk masuk satu per satu melewati pintu penjaga. 

The Runaway Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now