XLIX - Seperti Mimpi

6.4K 1K 410
                                    

Keegoisan terakhirku adalah mencintaimu. Sisa harapan hidupku menyebut namamu.
👑

🎼🎹 Alice Kristiansen - Moon and Back 🎹🎼
(Ini lagu Elata untuk Noah) 🥹 mana doi main piano lagi. Mirip Elata banget 🫠

👑

Panduan membaca :
1. Vote dan komen ya warga baik hati 🙏🏻
2. Aku nangis, sih nulisnya gak tau kalian 🥹

👑

Elata sudah bertekad jika ia harus bisa meluluhkan kembali hati Miranda. Oleh karenanya, ia tidak segan melakukan segala hal yang terlewat di kepalanya sekarang. Saat tiba di rumah megah yang tidak asing itu, kegugupannya mulai melanda. Oleh seorang pelayan yang menyambutnya di pintu depan, ia disuruh menunggu di ruang tamu berlangit-langit tinggi.

"Elata?" tegur sosok laki-laki berpakaian rapi mendatanginya.

"Siang, Pak Jodi. Lama nggak ketemu."

"Ya ampun, lama nggak liat kamu kok makin cantik. Makin dewasa, manglingin banget, nak."

Elata tersipu. "Pak Jodi bisa aja. Gimana kabar bapak?"

"Bapak baik. Kamu nungguin Nyonya Miranda?"

Elata mengangguk. Dengan sumringah mengangkat bungkusan berisi Muffin Bluberry yang dibuatnya seharian ini. Ia tidak pernah membuat kue sebelumnya, jadi harus mengulang sebanyak tiga kali untuk bisa menghasilkan kue yang sempurna. "Mau ngasih ini ke Ibu. Kata Noah, beliau suka Bluberry."

Pak Jodi, kepala pelayan di rumah ini terlihat ragu.

"Bener, kan Ibu suka ini?"

"Ah, iya bener. Tapi kata Nyonya biar itu dititipkan aja ke saya."

"Tapi saya mau kasih langsung, Pak. Ibu lagi sibuk, ya?"

Pak Jodi tersenyum kering. "I-iya, nak."

"Nggak papa, Pak. Aku bisa nunggu, kok."

"Maaf, Elata. Saya juga bingung apa yang terjadi sekarang. Tapi Nyonya bersikeras menyuruh saya meminta nak Elata pulang."

Jelas tergurat rasa ingin tahu di wajah Pak Jodi, namun sosok itu terlalu professional untuk ikut campur. Dengan ragu, menyerahkan bungkusan itu dengan berat hati.

Tapi Elata meneguhkan hatinya jika ini baru permulaan, ia masih bisa mengusahakan hal lain. Ini belum ada apa-apanya dibanding perjuangan Noah padanya. Lagi, Miranda menolak kedatangannya. Setelah sebelumnya ia datang dengan membawa bunga, dan rekaman music classic.

Namun sepertinya Miranda memang tidak bisa dengan mudah didekati. Setelah Elata menolak tegas cek kosong yang diusungkan padanya tempo hari, dan mengatakan hanya ingin bersama Noah saja, wanita itu semakin menjauhi Elata. Atau mungkin, semakin tidak ingin melihatnya.

Elata datang bersama Noah, namun cowok itu menunggunya di luar. Mungkin karena melihat wajah kecewanya, cowok itu tak segan langsung menghampiri Elata dan memeluk. Memang sangat berat untuk datang ke sini di saat mengetahui kehadirannya tidak diterima. Namun saat Noah memeluknya seperti sekarang ini, Elata menghela napas lega sambil menghirum aroma harum cowok itu.

"Udah, ya," punggungnya diusap naik turun. "Jangan terlalu dipaksain kamunya, Yang."

"Padahal Ibu ada di dalam." Sahutnya teredam bahu Noah.

Noah mengusap puncak kepalanya. "Nanti aku coba ngomong ke Ibu."

"Jangan!" sergah Elata menarik bahunya ke belakang. "Kalo kamu ikut ngomong, yang ada Ibu malah mikir aku nyuruh kamu ikutan desak dia. Terus jadinya makin nggak suka sama aku."

The Runaway Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now