chapter 2 - our little angel

6.3K 436 3
                                    


Suara pintu terbuka dengan kencang menampilkan beberapa orang berdiri kemudian memasuki kamar pasutri itu guna melihat apa yang terjadi.

2 pasang paruh baya dan beberapa pemuda masuk dengan tergesa. Mereka mengernyit bingung melihat buntalan mochi sedang menangis di pangkuan pria yang mereka sering panggil papa. Apalagi pria itu sedang menenangkan sembari mengecupi kening serta pipi anak itu,mereka kan ingin juga, mencium pipi mochi itu.

"Ekhem,siapa?" Tanya pria yang lebih tua dari max,yang tak lain ayahnya sendiri.

"Keluar,akan kujelaskan nanti" jawab max datar.

Mereka semua (-Avin dan Raya) semakin menatap datar Max namun tak ayal mereka keluar dan melanjutkan aktivitas tertunda mereka walaupun dalam benak masing-masing masih penasaran.

"Ssyuutt sayang sayang,cup cup cup masih sakit,hm?" Tanya Raya sembari mengecup tangan Avin.

Avin yang masih menangis hanya mengangguk menjawab pertanyaan Raya.

"A-avin mau pu- Lang,Ndak mau disini" ucap Avin lirih dengan air mata yang masih mengalir deras.

"Pulang kemana,hm?ini rumah Avin sekarang" ucap raya menatap lembut Avin.

"No no,ini bukan lumah Avin."

Max melepas pelukan nya dan memegang kedua pipi Avin sembari menatap lembut si bungsu.

"Papa tanya,kenapa Avin tidak mau tinggal disini?" Tanya max lembut.

Percayalah kata kata lembut barusan jika orang lain mendengarnya akan terkejut. Sebab kata kata lembut itu sering diberikan hanya untuk istirnya. Bahkan ibu yang sudah melahirkannya pun jarang mendapatkannya.

"Avin tidak mau di buang lagi huhuhu" ucap Avin kembali menangis.

Avin kembali mengingat mimpinya semalam saat bertemu dengan raga asli dari tubuh yang dia tempati. Dulu tubuh ini pernah di adopsi oleh orang yang belum punya keturunan,tapi beberapa bulan kemudian ibu angkatnya hamil dan saat sudah melahirkan,Avin diacuhkan bahkan disiksa dan pada akhirnya Avin dibuang di jalanan begitu saja. Itu cerita yang dia dengar dari pemilik tubuh asli semalam. Pemilik asli memberikan hak penuh untuk Avin menempati tubuhnya,dia sudah lelah menjalani hidup yang tak berujung.

"Heyy kenapa melamun,hm?"Avin tersadar dari lamunannya saat sebuah telapak tangan menyentuh pipinya. Avin mendongak menatap pria itu.

"Percayalah sayang,kami tidak akan membuangmu. Akan kami beri kasih sayang yang tak pernah kamu dapatkan,akan kami beri cinta kami untukmu. Sudah saatnya kamu bahagia dan itu bersama kami. Pegang janji papa,kami akan memberikanmu apa itu arti keluarga yang sebenarnya. Keluarga yang benar benar mencintaimu dan menyayangimu,keluarga yang akan senantiasa ada di sampingmu,menjaga dan melindungi mu."

Avin kembali menangis mendengar ucapan pria itu,bahkan Raya pun berkaca-kaca mendengar untaian kata yang diucapkan suaminya. Ini adalah kalimat terpanjang yang diucapkan suaminya. Dia merasa terharu dan bahagia.

Avin memeluk tubuh kekar Max dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Max.

"Kenapa,baby?" Tanya max.

"Huhuhu Avin telhalu mendengal kata-katanya,Avin tidak pelnah mendengal itu semua untuk Avin sebelumnya" lirih Avin membuat pasutri itu terkekeh.

"Terimalah kami sebagai orangtuamu,sayang. Kami berjanji akan mencurahkan seluruh kasih sayang untukmu. Kamu mau menjadi bungsu kami,hm?" Tanya Max lembut.

Avin mengangguk pelan kemudian menatap polos Max dan Raya bergantian.

"Tapi dengan satu syalat." Ucap Avin

our little angelWhere stories live. Discover now