chapter 15 - our little angel

2.5K 272 10
                                    

happy reading

------------

Banyak pasang mata melihat kearah meja dimana tempat lima sekawan itu berkumpul. Namun bukan para pemuda itu yang jadi tempat perhatian,melainkan sebuah buntalan hidup yang kini sedang asik menyesap susunya di pangkuan abangnya.

Banyak dari mereka menatap gemas pada buntalan itu,banyak pula dari mereka yang bahkan tidak percaya ketika melihat senyuman dari Jay dan Gabriel. Bahkan Zero yang sering dijuluki kulkas 12 pintu pun kini tengah tersenyum tipis melihat Avin.

Sedangkan Avin yang menjadi titik utama dari tatapan mereka hanya memasang wajah polos membuat teman-teman Gabriel pun tak bisa menahan gemas.

"Gue baru tau kalo Tante Raya hamil lagi." ucap Raven yang kini sedang menoel-noel pipi buntal Avin.

"Tapi kenapa adek kalian cepet banget gede nya,perasaan terakhir kita kerumah Lo kagak ada kehidupan bayi di sana." ucap Raven yang masih bingung.

"Adopsi." satu kata dari Jay membuat mereka yang ada di meja itu mengangguk paham.

"Adek Lo imut juga yaa,gemesin lagi. Bolehlah tukar tambah sama adek gue." celetuk Danar membuat kedua pawang yang mungkin sekarang bertambah satu menatap tajam Danar.

"Weesss santai bro,just kidding. bercanda weee" ucap Danar mengangkat kedua tangannya.

"Halo adek,kenalin nama Abang Raven Syah Alfarizi orang tertampan dari mereka berempat,panggil Abang ganteng." ucap Raven yang terlalu percaya diri.

Danar melempar kulit kuaci kearah Raven yang terlihat kelewat percaya diri.

"Hai adek,nama Abang Danar Kenzaro Nasution panggil Abang Danar" ucap Danar menyisir rambutnya kebelakang dengar jari-jarinya kemudian mengeringkan sebelah matanya kearah Avin.

Avin yang melihat tingkat kepedean dari teman abangnya ini ingin rasanya memberi kata-kata julid an miliknya.

Avin menoleh kesamping Danar yang duduk di depan mereka.

"Zero Damian Valenzio,panggil sesukamu." ucap Zero singkat yang mengerti arti tatapan Avin.

Avin mengerjabkan matanya kemudian memberikan botol susu yang sudah kosong pada Jay.

"Abang mam." ucap Avin menatap Gabriel dengan pandangan polos.

"Sebentar Abang ambilkan dulu." Jay langsung membuka tas Avin dan mencari kotak bekal yang sudah disiapkan mamanya.

kotak bekal dibuka dan terlihat makanan khusus bayi yang terlihat menggugah selera.

avin yang melihat isi bekal makanannya pun terlihat berbinar dan tidak sabar ingin menyantap makanan buatan mamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

avin yang melihat isi bekal makanannya pun terlihat berbinar dan tidak sabar ingin menyantap makanan buatan mamanya.

mamanya memang hebat jika dalam membuat makanan untuknya,Avin pun selalu lahap jika sedang makan apalagi jika itu makanan masakan dari mama,mommy atau Omanya.

Tak lupa sayuran favoritnya juga ikut dalam bekal itu,apalagi kalau bukan brokoli. apapun makanan itu jika ada brokoli dan wortel di dalamnya,Avin akan semangat dan akan semakin lahap makan.

Jay menyuapi Avin dengan telaten,memang membutuhkan waktu yang lama tapi Jay dengan sabar menunggu. Avin jika makan tidak langsung ditelan,melainkan meresapi makanan yang ada di mulutnya kemudian di kunyah hingga benar-benar hancur baru ditelan.

Avin ikut andil mengambil beberapa makanan dibekalnya. Sebelumnya memang tangan Avin sudah dibersihkan dahulu. Avin menyisihkan brokolinya untuk dimakan terakhir. kegiatan Avin tak luput dari pandangan teman Jay dan Gabriel. mereka berpikir jika Avin tidak suka brokoli makanya sayur berwarna hijau itu disisihkan.

"Kenapa tidak dimakan?" tanya Danar.

"Ini dimakannya telakhil." ucap Avin yang masih menyisihkan brokoli.

"Enak banget kayaknya,minta dong cil." celetuk Raven dibalas tatapan sinis dari Avin.

"Tidak boleh,ini Avin punya.Abang beli aja sendili atau Abang tidak punya uang." ucap Avin menatap Raven tajam, layaknya kucing yang berusaha mempertahankan makanannya yang akan diambil.

"Pelit amat bocil,nggak boleh pelit pelit nanti pipinya tambah melar terus jadi bakpao." ucap Raven kemudian mencubit pipi Avin pelan.

Raven meringis dan mengelus tangannya yang dia gunakan untuk mencubit Avin saat mendapat geplakan maut dari Avin.

"Pipi Avin bukan bakpao yaa,dasal Abang jelek." ucap Avin menatap Raven dengan aura permusuhan.

Raven memegang dadanya dramatis "Tega bener bilang Abang jelek,sakit hati Abang dek." ucap Raven membuat Danar seolah-olah ingin muntah sedangkan tiga temannya yang lain menatap datar Raven.

Tak terasa bekal milik Avin habis tak bersisa,Avin yang sedang mengelus perutnya karena kekenyangan pun kembali berbinar saat melihat salah satu stan makanan yang berjualan bakso.

"Abang mau ituwww" tunjuk Avin dengan mulutnya.

"Apa,hm?" ucap Gabriel mengelus pipi Avin.

"Mau itu,yang bulat bulat itu loh Abang" tunjuk Avin kearah mangkok bakso yang dibawa oleh salah satu siswa yang kebetulan lewat di samping mereka.

"Memang perut adek belum kenyang,tadi udah minum susu terus ditambah makan bekal." ucap Jay dibalas gelengan Avin.

"Abang belikan,tapi janji harus habis. Tidak baik membuang makanan, mengerti?" ucap Jay diangguki Avin.

Jay menghela nafas pelan kemudian beranjak dari duduknya berjalan menuju stan bakso.

Avin sedari tadi tak melepaskan pandangannya kearah Jay yang sedang mengantri membeli bakso. Tangannya pun sedari tadi selalu memainkan jari-jari tangan Gabriel yang memeluk tubuhnya.

tak lama pesanan Avin datang,Avin berbinar melihat pesanannya namun hanya selang beberapa detik alisnya menukik heran melihat pesanan yang dibawa oleh abangnya.

"Kok beda sama yang tadi?" ucap Avin menatap mangkok bakso serta abangnya bergantian.

pasalnya mangkok bakso yang dilihatnya tadi penuh dan ada mie di dalamnya,namun kenapa berbeda dengan mangkoknya yang hanya ada bakso dan kuahnya saja,itupun hanya ada 4 buah bulatan baksonya saja.

"Kenapa Avin punya tidak ada mie nya?" tanya Avin mendongak menatap Gabriel dengan tatapan bertanya.

"Tidak baik makan mie,itu tidak sehat." jawab Gabriel seadanya

"Tidak sehat?tapi banyak kok yang makan mie.Lihat" tunjuk Avin pada seorang siswa yang sedang makan bakso juga "Abang itu mam mie juga,kakak itu juga."

"Nanti kamu akan menjadi bodoh jika makan mie." celetuk zero membuat Avin menoleh menatapnya.

Oh iya,ngomong-ngomong jika dilihat teman abangnya ini sedari tadi jarang membuka suara sedikitpun. Mirip Abang Matteo ,pikir Avin.

"Menjadi bodoh?belalti Abang Laven bodoh kalena sekalang lagi mam mie." ucap Avin menunjuk Raven yang sedang menyeruput mie ayamnya.

Raven tersedak mie yang dimakannya dan langsung mengambil air minum yang ada didekatnya. Mendapati aura tajam dari sekitarnya Raven hanya menyengir sembari mengelus tengkuk leher belakangnya.

"Hehehe peace bro,sorry sorry."

"Dia memang bodoh dari dulu." ucap Danar membuat Raven menggeplak belakang kepala Danar.

Tanpa disadari jika kegiatan mereka sedari tadi dilihat oleh seseorang yang berdiri disudut kantin,orang itu mengusap pipinya kemudian beralih menjauh meninggalkan area kantin.

-------

terimakasih sudah berkesempatan untuk membaca cerita Avin,jangan lupa vote and comment 🥰

tbc

our little angelWhere stories live. Discover now