chapter 16 - our little angel

2.4K 243 7
                                    

Happy reading

-------

Tepat pukul 11 siang Avin serta kedua abangnya sudah berada diperjalanan menuju pulang. Jay dan Gabriel yang seharusnya pulang pukul 3 sore mengharuskan mereka pulang lebih awal karena amukan dari Avin yang selalu meminta ingin pulang.

Mobil yang mereka tumpangi memasuki area hutan dan 5 menit kemudian sebuah gerbang yang menjulang tinggi terbuka dan mobil itupun masuk kedalam pelataran halaman mansion.

Jay keluar dengan Avin digendongan nya yang sudah tertidur sambil mengemut pacifier nya. sedangkan Gabriel membawa tas milik Avin serta tas miliknya.

Mereka menghentikan jalannya dan kemudian saling tatap saat melihat sebuah mobil terparkir di depan mereka. Saat melihat seseorang yang berdiri didekat mobil itu mereka langsung kembali menatap datar.

"Sudah datang rupanya." gumam Gabriel yang didengar Jay.

"Selamat siang tuan muda Gabriel dan tuan muda Jay." Sapa orang itu menunduk hormat melihat kedatangan kedua tuan mudanya.

"Hm" Jay dan Gabriel mengangguk singkat kemudian kembali berjalan masuk mansion.

Sedangkan orang itu mengernyit bingung melihat Jay yang menggendong seorang bayi?

"Apa itu yang dimaksud tuan besar." gumam orang itu kemudian mengendikkan bahunya.

Sedangkan didalam mansion,Avin menangis dan memukul wajah orang yang menggendongnya saat ini.

Tadi saat baru saja Jay dan Gabriel masuk,seorang pria yang terlihat sudah tua langsung merebut (paksa) Avin dari gendongan Jay,membuat Jay menatap tajam orang itu yang hanya dibalas tatapan datar.

Avin yang merasakan tubuhnya berpindah membuka pelan matanya dan mendongak melihat siapa orang yang menggendongnya.

"Sudah bangun?" Suara berat dari orang yang menggendongnya membuat Avin terkejut lalu memberontak meminta turun.

"Belum,ini alwahnya aja yang bangun." ucap Avin memulai tatapan julidnya.

orang itu terkekeh membuat Avin sedikit merasa takut,ingat ya sedikit.

"Kau lucu juga jika dilihat langsung." ucap orang itu kemudian membawa Avin ke ruang keluarga dimana  keluarganya sudah berkumpul.

"Mau tulun~ lepasin~" ucap Avin memberontak dari gendongan kakek tua itu.

"Jangan banyak gerak,nanti terjatuh." orang itu menatap tajam untuk menakuti Avin,namun nyatanya Avin malah membalas tatapan tajam itu dengan membuat wajah seseram mungkin dan berakhir menabok wajah orang yang menggendongnya karena melihat mata itu seakan-akan ingin keluar.

"HUWAAAA HUWAAAA MAMA~" Avin mengeluarkan airmatanya,selain sedikit takut melihat orang itu Avin juga menangis karena tidurnya terganggu hingga membuat dia tidak puas tidur.

"Nakal nakal nakal" Avin memukul lengan bahkan wajah orang itu walaupun tidak ada rasa sakit sedikitpun.

"Hei berhenti memukul atau tanganmu akan sakit nanti." ucap orang itu yang kemudian duduk disamping seorang wanita baya.

Avin yang merasakan kelonggaran diperutnya langsung memberontak turun dan berlari menghampiri papanya.

Avin duduk dipangkuan papanya dengan menghadap sang papa.

"Kakek itu nakal papa,gendong gendong Avin. Avin kan tidak kenal." ucap Avin menggebu kemudian menatap sinis orang yang menggendongnya tadi.

Avin kembali menatap sang papa saat manik matanya melihat orang itu yang juga menatapnya dengan seringainya.

"ohh sudah sampai rupanya." mereka melihat kearah opa yang baru saja keluar dari lift.

Opa duduk di sofa kosong samping sang istri.

"Baby kemari." titah opa memanggil Avin.

Avin mendongak menatap papanya,Avin turun dan berjalan menuju sang opa saat melihat anggukan dari papa.

opa mengangkat Avin untuk dipangku,Avin duduk membelakangi opa dan menatap dua orang yang menurutnya asing. keduanya memang tersenyum,namun Avin langsung merinding saat melihat senyum salah satu dari keduanya.

"baby perkenalkan mereka adalah teman opa,Arthur Cameron dan istrinya Vera Cameron." ucap opa.

"Perkenalkan namamu,sayang." ucap Oma mengelus pipi Avin.

"Salam kenal kakek nenek nama Avin, Plince Gavinelo Planadipa" ucap Avin kemudian tersenyum lucu menatap kedua pasutri itu,tidak lebih tepatnya kearah wanita yang diperkirakan seumuran dengan sang Oma.

Avin masih merinding jika menatap wajah kakek tua yang duduk disamping wanita itu. Tatapan itu seperti pedofil yang ingin memangsanya. Avin menatap tajam kakek itu agar si kakek takut. Takutkan sama Avin makanya jangan main-main,ucap Avin dalam hati seraya melototkan matanya.

Sedangkan yang ditatap seolah-olah mengerti apa yang dipikirkan Avin tersenyum miring dan menatap intens Avin.

"Salam kenal sayang,panggil saya grandma dan ini grandpa." ucap wanita itu tersenyum teduh.

Avin menoleh kearah wanita itu dan mengangguk pelan kemudian dia berganti posisi untuk menghadap opa.

"Kenapa,hm?" tanya opa.

"Avin mau kelapa,boleh?" tanya nya menatap opa polos.

"Tiba-tiba?" celetuk mommy.

"Avin lihat di hp Abang,ada monyet minum kelapa,Avin mau. ini panas loh opa,gelah lagi,lihat lehel Avin ada kelingatnya." ucap Avin yang mengelap lehernya kemudian menunjukkan nya pada opa.

mereka yang ada disana terkekeh geli mendengar ucapan Avin.

--------

Disisi lain,seorang wanita tengah berjalan pelan dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Dia berjalan pelan di tepi jalan mengingat kejadian tadi. Dirinya yakin tadi dia melihatnya,dia tidak akan salah ingat. Walaupun sudah bertahun lamanya tidak bertemu secara langsung atau bahkan bertegur sapa dirinya masih ingat bentuk rupa wajah itu. wajah itu selalu membekas dihatinya dan tak akan pernah hilang dari ingatannya.

Dirinya rindu, sangat merindukan sosok itu. sosok yang menjadi kekuatan nya untuk tetap melanjutkan hidup. Rasanya dia ingin langsung menemuinya lalu memeluknya dengan erat tanpa mau melepaskan. Namun dibalik itu ada setitik rasa lega dihatinya saat melihat kesayangannya sudah berada di tangan yang tepat. Rindu yang selama ini dia pendam pada sosok kesayangannya terobati ketika melihat sosok itu di kantin tadi.

Memilih untuk pergi dari sana dan langsung pergi menjauh agar tidak ada yang melihatnya. Ada waktunya tuhan akan mempertemukannya dengan sosok kesayangannya itu. Dia memiliki alasan untuk tidak menemuinya dan akan dia selesaikan dengan cepat agar dia bisa bersama selamanya.

Memilih abai dengan rasa sakit di kakinya dia langsung menyebrangi jalan tanpa melihat jika dari arah kanan melaju sebuah mobil dengan kecepatan sedikit kencang.

tinn tinn tinn tinn

brukkk

orang-orang yang juga melintas di jalan itu pun ikut terpekik saat melihat kejadian itu. Mereka mendekat ke tempat kejadian dan melihat si korban.

Si pengemudi mobil turun kemudian berjalan ke depan membelah kerumunan untuk melihat.

Si wanita yang menjadi korban terduduk membelakangi si pengemudi. Terlihat ringisan dari wajah wanita itu ketika tangannya memijat pelan kakinya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya si pengemudi.

Terlihat si wanita menggeleng pelan "Ma...af" ketika mendongak si wanita terkejut melihat pria yang ternyata pemilik mobil.

"Kau" ucap keduanya serentak terkejut melihat satu sama lain.

---------

Makasih untuk yang masih menunggu kelanjutan cerita Avin,seperti biasa jangan lupa vote and comment.

Salam sayang dari Avin dan author-nim🥰.

tbc

our little angelWhere stories live. Discover now