chapter 3 - our little angel

5.2K 361 5
                                    


Sarapan telah selesai,kini mereka semua sudah duduk di ruang keluarga dengan Avin yang masih dipangkuan opa.

Avin kini duduk membelakangi opa dan menghadap mereka semua. Avin mendongak dan menatap di sekelilingnya kemudian kembali menunduk saat melihat tatapan datar dari mereka(-Raya,Max,dan Oma).

"Jangan menakutinya,dan segera perkenalkan diri kalian" ucap opa mengelus kepala Avin.

"Hai sayang,perkenalkan nama mommy Jessica dan disebelah mommy ada Daddy Samuel. Panggil kita berdua mommy dan Daddy,oke?" Ucap mommy diangguki Avin dengan malu-malu.

"Nama Abang Azam Cameron pranadipa,panggil Abang sesukamu" ucap Azam singkat dengan senyum tipis tanpa disadari oleh orang-orang.

"Hai nama Abang Matteo Reynand Pranadipa,panggil Abang Matteo,oke." Ucap Matteo tersenyum ramah.

"Nama Abang Jericco Kavian Pranadipa,panggil Abang Rico,ya."

"Hay adek,kenalin nama Abang Jay Fathan Pranadipa,panggil Abang Jay." Ucapnya tersenyum.

"Halo gemoy nya Abang,nama Abang Gabriel Bagaskara Pranadipa,panggil Abang Gabriel,oke." Ucap Gabriel seraya mencubit pelan pipi mochi Avin yang kebetulan duduknya berada di sebelah opa.

"Nama kakak Olivia Queenza Pranadipa,panggil kakak sesukamu oke,panggil kakak sayang atau kakak cantik juga boleh."ucap Olivia mengedipkan sebelah matanya bermaksud menggoda Avin.

Terbukti dengan Avin mengangguk malu sembari menunduk dengan pipi yang sudah berhias semburat merah.

Mereka yang melihatnya bertambah gemas,apalagi opa yang sudah memeluk dan mengecup pipi Avin. Sedangkan Oma mengecup berulang kali tangan Avin saking gemasnya.

"Halo sayang perkenalkan nama Abang Pasha Rezvan Pranadipa,panggil Abang Pasha,hm." Ucap Pasha dengan senyum tipisnya.

Avin mengangguk kemudian tatapannya beralih pada seorang pemuda yang duduk di sebelah mamanya dengan pandangan datar nan dingin. Avin mengalihkan pandangannya agar tak menatapnya lagi,tangannya saling bertaut karena takut.

Plak

"Jangan menakutinya,bang." Ucap mama seraya memukul lengan anak dari kakaknya yang sudah seperti kulkas 12 pintu.

Pemuda yang dipukul itu hanya diam tak merasakan apapun di bagian yang dipukul mamanya,dia beralih menatap Avin kemudian beranjak mendekati opa dan mengambil alih Avin dalam gendongannya.

"Kenapa,hm?" Tanya pria itu dengan suara rendah dan sedikit ada serak basahnya.

Avin menggeleng pelan sembari menunduk dengan tangan yang memilin bajunya.

Pemuda itu mengecup kening Avin,Avin yang dikecup mendongak menatap pemuda itu.

Mereka yang melihatnya terkejut bahkan mereka kembali terkejut saat melihat senyuman dari pemuda itu. Selama mereka tinggal bersama disini tidak pernah sekalipun mereka melihat senyum pemuda itu. Jangankan dari lahir,bahkan masih dalam kandungan pun jarang atau tidak pernah mereka melihat senyum itu. Hanya karena Avin pemuda itu tersenyum.

Avin yang mendapat senyuman itu juga ikut tersenyum sehingga memperlihatkan lesung pipi serta gigi kelincinya yang mana membuat mereka kembali terserang oleh kegemasan Avin.

"Nama Abang siapa?" Tanya Avin mendongak menatap pemuda itu.

"Jullian Jazlan Pranadipa,panggil sesukamu,baby."

"Abang Ian hehe" ucap Avin tertawa lucu dan dihadiahi dengan kecupan di kedua pipi serta ujung bibir dari jullian.

"Adek mau susu?" Tanya mama yang duduk disamping jullian.

our little angelWhere stories live. Discover now