chapter 17 - our little angel

2.2K 251 7
                                    

Happy reading

-----------

Hari weekend adalah hari dimana orang-orang untuk mengistirahatkan diri dari kegiatan yang melelahkan.

Di mansion tepatnya dikediaman keluarga Pranadipa saat ini semua anggota keluarga meliburkan diri dan tengah bersantai. Mereka berkumpul dihalaman belakang dengan minuman dan cemilan yang menemani. Terlihat danau buatan yang nampak asri dengan kicauan burung menambah suasana menjadi hangat. Jarang-jarang mereka berkumpul seperti ini.

Mereka mengobrol santai sesekali melihat kegiatan Avin yang saat ini sepertinya sedang sibuk.

Tak peduli dengan baju dan wajahnya yang sudah kotor,Avin terus menggali tanah yang berada di dekat danau. setelah menemukan apa yang dia cari kemudian Avin mengikatnya dan kini menghampiri kursi plastik tempat duduknya yang terletak disamping opa.

Avin mengikuti gerakan yang dilakukan opa kemudian tersenyum senang saat dia berhasil. namun karena perbedaan dari mereka berdua membuat alat pancing milik Avin hanya sampai dipinggiran danau saja.

yaaa tidak salah lagi,saat ini opa,Daddy dan papi tengah memancing di danau itu. Ini rahasia,tidak ada yang boleh tau selain keluarga sendiri.  Sebenarnya mereka bertiga memiliki salah satu hobby yang sama,yaitu memancing. maka dari itu mereka membuat danau buatan dibelakang mansion dan melepaskan banyak sekali ikan di danau itu.

Opa yang tengah diam menunggu pancingannya bergerak menoleh ke kanannya dan melihat kegiatan sang cucu kesayangannya. Opa terkekeh pelan melihat alat pancing Avin yang terlihat imut sama seperti pemilik pancing itu.

Avin terlihat serius dengan pancingannya begitupun dengan yang lainnya. Tidak lama Avin berdiri dan mengangkat pancingan,Avin terlihat senang saat melihat seekor ikan yang saat ini berada ditangan Avin.

"Waahhh Avin dapat ikan" ucapnya berbinar senang kemudian menghampiri mamanya yang tengah mengobrol bersama Oma dan mommy.

"Mama lihat Avin dapat ikan" ucapnya menunjukkan ikan itu pada sang mama.

Bukan mama saja yang menoleh,Oma dan mommy juga ikut melihat hasil tangkapan Avin.

"Avin sudah dapat ikannya,papa Daddy sama opa belum dapat dapat juga,hebat kan Avin." ucap Avin menyombongkan diri.

"Hebatnya anak mama." ucap mama kemudian mengecup singkat pipi Avin.

Dari belakang tempat mama duduk,para Abang Avin tertawa melihat ikan ditangan Avin. Bagaimana tidak tertawa,mereka melihat ikan yang hanya sebesar ibu jari orang dewasa yang masih menggelepar ditangan mungil itu.

"Kenapa tawa-tawa?ili ya tidak bisa tangkap ikan." ucap Avin menukik alisnya menatap tajam para abangnya.

"Ngapain iri,Abang juga bisa tangkap ikan,bahkan bisa menangkap lebih besar dari punya adek." ejek Jay menatap Avin yang kini sudah menatapnya tajam.

Avin mendengus kemudian beralih menatap mamanya "Ikannya mama masak ya,nanti dibakal aja. Avin mau mam ikan bakal. Abang jangan dikasih ya mama,untuk Avin saja." ucap Avin kemudian menatap sinis para abangnya.

"Ikan sekecil itu mau dimasak,apanya yang mau dimakan,tulangnya?" ucap Gabriel sembari bermain ponselnya.

"Ikan sekecil itu emang udah ada dagingnya." celetuk Rico menambahi.

Telinga Avin semakin panas mendengar ejekan dari para abangnya. Kedua tangannya mengepal pertanda dia semakin kesal mendengar ucapan dari abangnya. Bahkan ikan yang sedari tadi masih berada ditangan kanan si mungil itu pun kini sudah mati dan Avin lemparkan sembarang tempat.

Avin berlari mengejar para abangnya yang kini juga ikut berlari menghindari amukan si bayi.

"Adek jangan lari nak,nanti dadanya sesak." teriak mama khawatir.

our little angelWhere stories live. Discover now