chapter 8 - our little angel ⚠️⚠️

3.8K 234 0
                                    

happy reading

⚠️⚠️⚠️

-----------

Di sebuah hutan dimana tempat itu jauh dari hiruk pikuk kota berdiri sebuah bangunan yang terlihat terbengkalai. Dari luar nampak pemandangan yang mengerikan jika melihatnya,namun berbeda jika sudah masuk ke dalam. jika masuk,kita akan disuguhkan dengan ruangan yang sangat mewah. lampu yang tergantung ditengah-tengah ruangan menampilkan kesan mewah. Jika lebih dalam lagi masuk akan terlihat sebuah pintu yang jika dibuka akan terhubung ke sebuah lorong temeram menuju bawah tanah.

Dan disana lah tempat untuk mereka mendengarkan alunan lagu yang bagi mereka terdengar sangat merdu. Seseorang terlihat menapaki lorong temeram itu dengan diikuti tangan kanannya yang tengah membawa sebuah tas koper. Bawahan mereka nampak menunduk hormat saat melihat tuan mereka datang. Pintu dibuka dan menampilkan ruangan luas dan gelap. Hanya ada satu buah lampu pijar terlihat temaram agar dapat melihat satu sama lain. terdapat satu ruangan didalamnya dengan berdinding jeruji besi. sang tuan memerintahkan untuk membuka pintu jeruji tersebut dan setelah terbuka dia masuk ke dalam dan menghampiri tiga buah kursi yang sudah ditempati tiga orang beda usia.

masing-masing mulut mereka sudah tersumpal kain serta tangan terikat dan kaki yang dirantai.

orang itu Max Pranadipa,papa dari lima orang anak yang kini sedang melakukan kegiatan yang menurutnya menyenangkan. Tangan kanan Max yang tak lain adalah Rio segera memberikan sepasang sarung tangan pada tuannya. setelah terpakai,Rio memberikan sebuah benda kecil yang sangat tajam dengan ujung yang terlihat runcing. benda itu Max arahkan pada leher si korban hingga membuat korban memekik tertahan. Sayatan demi sayatan Max ukir dari kening korban hingga leher serta tak lupa punggung yang sudah terdapat luka cambukan dan bekas tempelan besi panas dia buat luka kembali dengan menyayatnya. Pekikan tertahan Max dengar tapi tidak dia pedulikan.

setelah puas dengan acara mengukirnya,Max menukar benda kecil tersebut dengan sebuah kapak kecil berkarat. sebelum memulai Max membuka sumpalan kain dari mulut orang itu. Max menyeringai melihat tatapan takut dari korbannya. Teriakan melengking terdengar saat Max mengayunkan kapak berkarat itu kearah jari kaki si korban sehingga membuat jari tersebut terputus.

selesai dengan itu,Max beralih untuk mengambil sebuah tang. lagi dan lagi alunan merdu itu terdengar saat Max mencabut satu persatu kuku dari korban.

"AAKKHHHH AMPUN TUAN,TOLONG AMPUNI SAYA. APA SALAH SAYA TUAN." teriak orang itu saat kuku kelima bagian kiri tercabut.

"Kau bertanya apa salahmu?iya?" ucap Max diangguki lemah orang itu.

"Kau sudah membuat kesayanganku menderita,kau siksa dia dengan keji. Kau yang berjanji untuk tetap menyayanginya tapi pada akhirnya kau sendiri ingkar saat sudah mendapatkan apa yang kau mau." ucap Max datar dengan tangan yang sudah terkepal erat.

Bugh

Max meninju kencang tepat di bagian rahang si korban hingga membuatnya jatuh dari kursi. Max menendang dengan brutal tubuh yang sudah terlihat tak berdaya itu.

"A-apa maksud anda tuan,s-siapa yang anda maksud?" tanya si korban dengan lirih dengan kedua tangannya sedang menutup perutnya akibat tendangan tadi.

"Gavinero. Apa kau ingat dengan nama itu?"

si korban yang tak lain adalah ayah angkat Avin menegang saat mendengar nama itu. Ingatannya kembali pada dua Minggu yang lalu ketika dia baru pulang bekerja.

"Pergi dari rumah ini sekarang juga."

ayah Avin yang baru saja masuk rumah karena dari bekerja mengernyit bingung saat melihat keadaan sekarang.

our little angelWhere stories live. Discover now