chapter 5 - our little angel

4.4K 329 0
                                    

Seorang pria tengah duduk di samping sang ibu dengan pandangan yang terus menatap buntalan kecil di pangkuan mama Raya.

Avin sedang menikmati susunya merasa ada yang menatapnya dan langsung mengedarkan pandangannya. Avin menatap pria itu dan melototkan matanya agar pria itu takut. Namun bukannya takut,pria itu menampilkan senyum miringnya dan membuat Avin sedikit takut.

"Mama dia siapa,kenapa melihat Avin telus?" Tanya Avin mendongak menatap mamanya.

"Coba tanya sendiri,gih." Ucap mama dibalas gelengan kecil Avin.

"Nggak mau,Avin takut. Tatapannya sepelti hantu yang pelnah Avin liat di tv." Ucap Avin membuat mereka yang ada di ruang keluarga menahan tawa. Sedangkan orang yang di tunjuk Avin hanya mendengus kesal.

"Tidak boleh seperti itu,sayang. Coba kenalan dulu." Ucap mama,

Orang itu berdiri dan menghampiri mama Raya dan mengambil alih Avin. Kemudian dia berjalan kembali menuju tempat duduknya dengan Avin dipangkuannya.

Avin terkejut kemudian memberontak ingin turun,namun seketika diam saat merasakan bokong seksinya di pukul pelan.

Bukannya takut atau menangis,Avin malah menatap pria itu julid.

"Jangan sembalangan pukul pantat seksi Avin ya, dasal paman jelek." Ucap Avin sembari menabok muka pria itu.

"Siapa yang kau panggil paman,hm?" Tanya pria itu dengan suara serak basahnya yang terdengar seksi. Cocoklah untuk telponable.

Avin tidak menjawab,dia tengah sibuk melepaskan tangan berurat itu dari pinggangnya.

"Ughh papa~ tolong Avin." Rengek Avin dengan tangan merentang meminta di gendong sang papa.

"Tetap disini, bocah" ucap pria itu.

Avin melirik sinis pria yang memangkunya.

"Hei paman,jangan panggil bocah ya. Avin,nama Avin itu Avin." Balas Avin meniru gaya bicara sebuah kartun animasi.

Sedangkan yang lain tidak berniat membantu Avin,mereka menikmati pertunjukan di depannya. Bahkan Oliv,Gabriel dan Jay duduk lesehan di karpet dengan cemilan di tangan masing-masing.

"Paman ini siapa sih,kenapa sembalangan gendong gendong Olang tampan sedap sedap macam Avin ini." Ucap Avin dengan tatapan julid nya.

Pria itu terkekeh kemudian mengecup pipi berisi Avin.

"Jangan cium-cium pipi Avin,pipi Avin mahal tau." Ucap Avin melotot garang agar pria yang memangkunya takut.

"Kau ini kucing jenis apa?" Ucap pria itu membuat Avin dilanda esmoci.

"Avin bukan kucing,dasal paman jelek kuadlat. Emang paman tidak lihat muka Avin yang galang sepelti hulek,paman tidak takut,huh?" Ucap Avin mendengus marah dengan wajah penuh amarah.

"Siapa hulek?" Tanya pria itu menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Paman belasal Dali goa mana?hulek saja tidak tau. Itu tuh supelhelo yang walna hijau." Ucap Avin dengan nada julid. Mereka yang mendengar ucapan Avin tertawa. Karena yang mereka tau,tidak ada seorang pun yang berani melawan pria itu. Jika pun ada ucapkan selamat tinggal pada dunia. Tapi itu semua dipatahkan oleh sebuah buntalan kecil yang sedang menatap sinis si pria.

"Itu Hulk bukan hulek,kerdil." Goda pria itu tersenyum miring. Dia suka sekali menggoda buntalan kecil ini,senang melihat tatapan yang dilayangkan si bocah,menggemaskan pikirnya.

Tangan yang memeluk pinggang,dilepas dengan paksa oleh Avin kemudian dia langsung berdiri di atas paha pria itu. Sontak pria itu langsung memegang pinggang Avin agar tak terjatuh.

our little angelWhere stories live. Discover now