chapter 4 - our little angel

4.8K 341 5
                                    


Saat ini mama dibantu dengan Oma dan mommy tengah membersihkan area bawah Avin. Sedangkan Avin sendiri masih nyenyak dengan tidurnya tanpa terganggu dengan kegiatan mamanya.

Mama tengah memberikan cream anti ruam di area selangkangan kemudian dilanjutkan dengan bedak tabur dan memakaikan Avin diapers sesuai ukuran tubuh Avin,mama sengaja tidak memakaikan celana Avin lagi karena ingin melihat Avin yang hanya pakai diapers saja.

Selesai dengan semua itu,mama kemudian mengganti kasur yang basah dengan yang baru sedangkan Avin berada digendongan mommy.

"Menggemaskan sekali,hm." Mommy terus saja mengecup pipi mochi Avin,sedangkan sang empu tidak terusik sedikitpun dengan perlakuan mommy padanya.

Bocah 10 tahun itu masih saja asik menghisap pacifier dalam tidurnya walaupun guncangan kembali melandanya karena mommy meletakkannya di atas kasur.

Tak terasa sudah 2 jam Avin tertidur,dan kini mata itu terbuka. Mengerjap beberapa kali dan melihat disekelilingnya hanya terlihat Abang pertamanya,Azam.

Avin melepas pacifiernya kemudian mendudukkan tubuhnya.

"Bang Jam" panggil Avin pelan.

Azam yang sedang mengerjakan pekerjaan kantornya merasa terpanggil dan menoleh kearah Avin. Pemuda itu tersenyum tipis kemudian meletakkan laptopnya diatas Sofa disamping tempat duduknya dan segera menghampiri Avin. Azam mengangkat tubuh Avin kemudian kembali ke tempat duduknya sembari memangku Avin.

"Kenapa,hm?" Tanya Azam dengan suara beratnya sembari merapikan rambut Avin yang sudah acak-acakan seperti bayi singa.

"Ndak." Ucap Avin kemudian menyandarkan kepalanya didada sang Abang.

"Yang lain kemana,Abang?" Tanya Avin pelan namun masih terdengar ditelinga Azam.

"Mama,mommy dan Oma sedang di dapur menyiapkan makan siang,sedangkan yang lain sedang keluar dan sebentar lagi pulang." Jawab Azam sembari mengelus punggung Avin.

"Mau susu,Abang." Ucap Avin mendongak menatap Azam.

"Tidak untuk sekarang,baby. Kamu belum makan siang. Nanti selesai makan saja,hm?" Ucap Azam tersenyum lembut menatap Avin.

Avin terdiam menatap Lamat abangnya. Tangannya terulur untuk mengelus rahang tegas milik Azam. Azam yang merasa sentuhan itu tersenyum teduh menatap Avin. Avin merasa terpana saat melihat senyum itu.

"Kenapa,hm?" Tanya Azam.

Avin menggeleng pelan "Abang tampan kalo telsenyum,tapi masih tampan Avin." Ucap Avin dengan percaya dirinya.

Azam yang mendengarnya tak bisa tidak tertawa. Karena gemas dia mengecupi pipi Avin berulang kali.

"Kamu tidak tampan melainkan imut menggemaskan." Ucap Azam menggoda Avin,terlihat dari wajah Avin yang menahan kesal karena dibilang imut.

"No no Abang. Avin itu tampan bukan imut." Ucap Avin dengan alis menukik tajam berharap abangnya takut melihatnya marah.

Namun apalah daya,bukannya takut Azam terlihat mengepalkan tangannya menahan gemas karena raut wajah yang ditunjukkan oleh Avin.

Cup

Avin menoleh kesamping saat merasakan sesuatu yang basah menyentuh pipinya. Matanya berbinar kala melihat papanya yang sudah duduk disebelah Azam dan segera merentangkan tangannya meminta digendong.

"Ughhh Avin lindu papa." Ucap Avin saat sudah berada dipangkuan papa. Avin memeluk leher papanya kemudian mengecup pipi papa.

"Papa juga rindu,adek."

our little angelWhere stories live. Discover now