chapter 9 - our little angel

3.5K 262 2
                                    

Happy reading

satu bulan berlalu,dan satu bulan juga Avin tinggal bersama keluarga barunya. semakin lama tanpa Avin sadari seluruh keluarganya bertambah posesif.

setelah papa dan mama memberitahu tentang penyakit yang diderita Avin mereka semua sedih dan kecewa. Kecewa karena terlambat menemukan Avin. Andai saja mereka sedikit lebih cepat bertemu dengan Avin,Avin tidak akan menderita lebih lama.

Namun semua itu sudah kehendak dari yang kuasa, karena dibalik semuanya mereka bersyukur sudah bertemu dengan anak manis itu.

Semua yang dilakukan anak itu selalu saja membuat mereka gemas.Seperti saat ini,mereka tengah melihat perdebatan antara Avin dan papi yang selalu saja memancing amarah Avin.

"Dasal papi bulik,sudah dibilang ini taluhnya disini bukan disini,papi." ucap Avin emosi saat papi jomblonya menaruh potongan puzzle ditempat yang salah.

"Ini memang benar disini tempatnya,kerdil." ujar papi tersenyum miring. Dia melihat guratan emosi diwajah mungil itu menanti teriakan melengking dari Avin.

"SUDAH DIBILANG JANGAN PANGGIL AVIN KELDIL,DASAL PAPI BULIK HUWAAAA MAMA" teriakan melengking membuat mereka terkejut ditambah lagi tangisan dari Avin sontak membuat mereka khawatir.

Sontak saja papi membawa Avin kedalam gendongannya,khawatir jika asma keponakannya kambuh. Papi mengelus lembut dada Avin yang terlihat kembang kempis meraup oksigen.

"Ambil inhaler." ucap papa entah pada siapa.

Matteo segera memberikan inhaler pada papinya dan langsung diambil dan menyemprotkan ke mulut Avin.

"Sudah lebih baik?" tanya papi diangguki pelan oleh Avin.

"Papi minta maaf,baby." ucap papi sembari mengecup kening keponakannya.

"Mau papa." ucap Avin Pelan dengan matanya yang menatap lurus papanya.

Papa yang melihat tatapan Avin segera membawanya kedalam gendongannya.

"Masih sakit dadanya?" tanya papa mengelus pelan dada Avin.

Avin menggeleng pelan "Sudah tidak sakit lagi papa."

"Adek bobo aja,ya." ucap mama langsung memberikan botol dot pada Avin dan langsung saja Avin hisap susu itu hingga tandas.

~~~~~~~~

Hingga kini Avin masih tidur bersama kedua orangtuanya. Mama dan papanya tidak mengizinkannya untuk tidur sendiri, berjaga-jaga agar jika suatu waktu Avin kambuh mereka tau langsung dengan cepat menangani.

Seperti saat ini,Avin membuka matanya saat mendengar suara pintu tertutup. Saat merasa situasi aman dengan susah payah Avin mencoba turun dari ranjang tinggi itu walaupun pada akhirnya dia berhasil. Memang tadi dia tertidur di gendongan papanya,namun saat sudah di letakkan di ranjang dia terbangun dan hanya pura-pura tertidur.

berjalan pelan agar tidak menimbulkan suara walaupun tidak ada yang mendengar. Avin berjinjit untuk menggapai knop pintu. Saat pintu terbuka dia melongokkan kepalanya melihat situasi didepan kamar. Dewi keberuntungan berpihak padanya,tidak ada bodyguard yang menjaga seperti biasanya.

Avin keluar setelah mencoba menutup pintu kamar dan langsung berlari kecil menuju tangga. Kenapa tidak pakai lift? untuk menggapai knop pintu saja dia bersusah payah dan harus berjinjit apalagi naik lift yang tombolnya saja lebih tinggi dari knop pintu. Jadi pada akhirnya dia memutuskan untuk menuruni tangga saja.

"Ughhh sepeltinya Avin beluntung hali ini,tidak ada yang tau hihihi" tawa pelan Avin mengudara sembari melangkah menuruni tangga dengan pelan.

dipertengahan tangga Avin berhenti dan duduk untuk istirahat sejenak.

our little angelWhere stories live. Discover now