- 21

341 75 33
                                    

Entah kenapa (Nama) Dunia Lain tidak menjawab panggilan darurat dari Kokoci. Aku mendengar Kokoci marah-marah. Tapi aku tidak mau masuk ke ruangannya dan ikut-serta ke urusan mereka. Aku hanya menguping dari luar. Punggungku menempel di dinding di sebelah pintu geser otomatis yang melongo terbuka sebab seseorang menjatuhkan pena dan mengganjal sensornya.

Papi juga ada di dalam. Papi orangnya tenang. Papi berusaha meredam kekhawatrian Kokoci selagi Papi menghubungi pasukan galaktik yang telah dipersiapkannya untuk berkelana seperti setelit.

Aku bukan orang akan peduli-peduli amat dengan keadaan orang lain. Tapi orang lain itu, (Nama). Diriku sendiri, tapi berasal dari robekan waktu. Meskipun dia centilnya luar biasa dan sifatnya begitu menyebalkan, aku tetap tidak bisa mengabaikan jika (Nama) Dunia Lain hilang tanpa kabar.

Apa dia keteteran? Apa dia bergerak terlalu jauh dari lingkaran Omniverse, dan kehilangan sinyal? Tapi masalah sinyal tidak umum terjadi.

Aku bergerak maju ke lorong kaca. Kaca itu membatasi ruangan dengan oksigen layak ini dari luasnya alam semesta. Hari ini, alam semesta terlihat lebih biru dari biasanya. Aku pernah diajak Papi jalan-jalan ke Samudera Hindia; kami pergi 250 kilometer dari Somalia dan 340 kilometer dari Yaman. Kami pergi ke semacam wisata pulau terpencil, dimana bulan di sana terlihat lebih terang.

Planet-planet di sekitar sini berbentuk seperti lembah bulan. Batu kuarsa mengkristal dan menimbulkan permukaan keras seperti bulan. Bentuknya besar, dan memantulkan cahaya dari bintang-bintang. Akord dan sagitta planetnya dialiri oleh gelombang magnet, sehingga akhirnya batuan bekas komet mengitarinya secara praktis. Batu kometnya berputar seperti episiklus planet-planet yang mengorbit mengelilingi Bumi dalam sistem astronomi Hipparchian.

Aku menyempelkan telapak tanganku ke kacanya.

Ada hal yang mendorong aku menjadi superhero TAPOPS. Aku menyukai Tony Stark. Robert Downey Jr ialah pria keren dalam peran Iron Man-nya. Aku mengidolakannya, makanya aku pergi ke TAPOPS untuk mendaftarkan diri, meskipun bisa dibilang, aku masuk tanpa ujian karena karirku dibantu Papi. Aku berusaha menirukan Tony di sepanjang hidupku.

"Apa keadaan ini juga..." Aku memandangi langit lagi. Semuanya terasa membiru. Tidak aneh. Gugus bintang kadang membiaskan warnanya sebab proses kimia mereka, atau bisa jadi karena supernova dadakan di penghujung galaksi. Batuan panas dari supernova juga bisa meredup ke bentuk katai putih jika pemanasannya telah selesai. "Karena Nebula?"

Aku tak berpikir ada timeline ketiga. Robekan waktu ialah tabrakan antar dua terowongan waktu. LoopBot sudah mengonfirmasinya. Tidak ada terowongan lain. Tidak terlihat ada robekan dimana pun; pasukan galaktik telah bergerak ke penjuru alam semesta, mereka melaporkan tidak ada berita lain selain keberadaan Nebula kedua di dekat Andromeda.

Nebula ketiga ialah Nebula yang berasal dari alam semestaku sendiri, karena Nebula pertamanya tak kunjung diselesaikan. Apakah itu cukup logis?

"Laksamana." LoopBot, sosok besi logam berotak pintar itu datang dengan Kapten Kaizo.

"Kenapa kamu merenung di sana?" Kapten Kaizo bertanya penuh sangsi. "Masalah rumah tangga?"

Sebelumnya aku jarang murung. Memang. Uang bisa membeli kebahagiaanku—tapi uang tidak bisa membunuh Nebula.

Aku menyilang tangan, dan aku meliriknya tanpa minat, "Nebula ada tiga. Aku pusing sekali. Kamu tahu apa? Kita semua betul-betul sibuk. Terutama marsekal lapangan. Termasuk kamu, 'kan?"

Boboiboy x Reader | Alternate Route of SupeheroWhere stories live. Discover now