BAB ENAM

1.1K 251 3
                                    

"Siapa Anda?" tanya Dekan Ambrosse sekali lagi kepada Norah yang tidak ia kenali.

Norah kali ini mengulurkan tangannya kepada dekan Escara House itu yang terlihat bingung, "Norah Imogen," katanya sekali lagi memperkenalkan dirinya.

Dekan Ambrosse menyipitkan matanya, "Who?"

"Norah Imogen, mahasiswa komunikasi, Sir."

"And what makes you think you have the right to come in here and made promises about Ares Escara?" tanya Dekan Ambrosse dengan marah sekarang kepada Norah.

Ia memperbaiki letak tas punggungnya dan berdeham agar ia tidak terdengar gugup sebelum berkata lagi, "Aku bukan siapa-siapa, Sir. Aku hanya mahasiswa komunikasi. Namun, aku memiliki misi."

"Ya, ya, menaikkan engagement social media Crimson High, that's not enough of a reason."

"Dean Ambrosse, please just listen to my... err, plans. Aku tahu kalau mungkin ini tidak masuk akal dan pasti Anda bingung—"

"Saya tidak bingung, tapi Anda yang sepertinya bingung dengan kuasa yang Anda miliki. You're a mere student. I'm the dean."

"Dekan asrama," kata Norah meralat perkataan Dekan Ambrosse yang membuat pria itu berdiri sekarang dengan marah. Ares Escara yang sedari tadi terdiam bergumam di belakang punggung Norah, "He's mad."

"I know," kata Norah kepada Ares.

"Please get out of my room, Miss Imogen! Saya tidak tahu kenapa Anda masuk tiba-tiba ke ruangan saya dan mengatakan kata-kata konyol ini. Saya sekarang tidak ingin mendengarnya dan sebelum saya memberikan hukuman yang lebih besar dari ini, saya meminta Anda untuk keluar dari ruangan ini."

"Anda tersinggung dengan kata-kata saya, Sir?"

"Ya—tidak," kata Dekan Ambrosse kepada wanita berambut merah di hadapannya.

"I apologize for offending you, Sir. Oke? Cukup? Tidak seharusnya saya menyinggung Anda dan posisi Anda di kampus ini. Walaupun semua orang tahu kekuasaan Anda hanya sebatas Escara House. Sekarang mari kita membahas hal yang lebih penting—Ares Escara," kata Norah dan ia mendengar Ares dibelakangnya bergumam, "Aku tidak ingin dibicarakan."

"Shut up," kata Norah berbalik dan memarahi Ares. "Aku sedang menyelamatkanmu, Bodoh."

Ares menyipitkan matanya dan Norah membalasnya dengan tatapan yang sama. Untuk sesaat mereka bagaikan anak kecil yang sedang dimarahi oleh orang tua mereka dan keduanya tidak ingin mengalah.

"Sir," kata Norah yang berbalik kepada Dekan Ambrosse.

Dekan Ambrosse sekarang berteriak kepadanya dengan amarahnya yang memuncak, "Get out of my room, Miss Imogen. Bagian mana dari kata-kataku yang tidak kamu mengerti?"

"Semuanya," kata Norah dengan terlalu santai. "Anda tidak bersikap rasional, Sir. Saya hanya meminta Anda untuk mendengarkan saya."

"Saya tidak rasional?"

"Kamu membuatnya semakin marah, Miss Imogen," Ares berkata sekali lagi dari belakang punggung Norah. Ia berbalik dan dengan kesal berkata, "I can see that, asshole."

Norah menaikkan kedua tangannya dan berkata kepada Dekan Ambrosse, "Five minutes of your time, Sir. That's all I'm asking. Ini ada kaitannya denganmu juga, Sir. It will benefit you as dean of the Escara House."

Ketika Norah mengatakan kata-kata itu, Dekan Ambrosse yang tadinya sama sekali tidak tertarik dan siap mengusir Norah, sekarang bertanya dengan penasaran, "Benefit me?"

"Ya," kata Norah dengan percaya diri.

"I'm giving you your five minutes make it count Miss Imogen," kata Dekan Ambrosse kepada Norah. Pada saat itu ia menyadari kalau dirinya telah memancing sang dekan dengan kata-katanya. Norah tersenyum lebar dan berkata, "Well, ini rencana saya, Sir. Tim football Crimson High memerlukan anggota baru. Untuk menghidupkan kembali tim, kita memerlukan quarterback—kapten football yang dapat memimpin semua anggota. The team is on strike and we know it's going to be for a while. Kalau kita menunggu anggota tim Crimson High kembali, kita akan kehilangan kesempatan untuk memenangakn NCAA Bowl.

"Aku menemukan Ares Escara, satu-satunya anggota tim Crimson High yang berlatih di lapangan stadion utama. Melihatnya setiap hari berlatih sendiri, membuatku berpikir kalau ia mencintai permainan football. His chart is very bad for a third string quarterback. He's nowhere near his brother's record, Reginald Escara."

"Thanks," kata Ares menanggapi Norah.

"You're welcome, but just so you know, you suck."

Norah kembali menatap sang dekan asrama dan berkata, "Ia juga sangat kurus—well, now I know why—tapi aku ingin memberikan satu-satunya pria di lapangan itu kesempatan. Why not make him the starting quarterback? Cerita ini tentunya akan menaikkan engagement social media, tapi juga moral tim Crimson High. Maybe, just maybe, we'll get the rest of the team's back.

"Tentu saja Anda akan bekontribusi besar, Sir. Anda akan menjadi satu-satunya yang percaya akan kemampuan Ares Escara. The only person that trust and care for Ares Escara from the beginning. You have faith in him even his past was so terrible—the bullimia and now his mental health, setting fire to the whole dormyou still believe him. He'll rise to the top and I'll make sure your name is credited to his success. Aku akan mengawal karier Ares Escara sebagai third string quarterback terburuk di NCAA yang memiliki isu bulimia dan gangguan jiwa—"

"Aku tidak punya gangguan jiwa, Miss Imogen," gumam Ares.

Norah mendesah dan berbalik untuk melihat pria itu, "Diamlah."

Ia lalu berbalik dan menatap sang dekan untuk meneruskan kata-katanya, "Aku akan mengawalnya menjadi yang terbaik, Sir. Saya hanya perlu Anda untuk memberikannya satu lagi kesempatan. Aku juga sendiri yang akan menjamin tidak akan lagi hal yang terjadi seperti kemarin. From this day forward, he'll be the best quarterback in the making."

"..."

"..."

"Dan kalau tidak berhasil, Miss Imogen?"

"..."

"..."

"Aku akan bertanggung jawab, Sir."

"You are here with full financial aids from the school, right? Basically you're here for free," tanya Dekan Ambrosse kepada Norah. Ia mengangguk dan sang dekan meneruskan, "Ya, Sir."

"If you fail this—if you fail to mention me—aku akan memastikan financial aid-mu berubah menjadi hutang yang harus kamu bayarkan ke Harvard. Mengerti?"

"Tentu saja, Sir. Saya mengerti."

"Saya bukan hanya dekan asrama, Miss Imogen."

"Oh, saya sangat takut kepada Anda, Sir. Your power in this school is... so big. But surely you're magnanimous," kata Norah tapi Ares mendengar kata-kata wanita itu bagaikan sarkasme yang tidak terbaca.

Ares menunduk untuk menahan senyumnya yang tidak kuasa melebar di bibirnya dan sekarang mendengar Dekan Ambrosse memberikannya satu kesempatan lagi, "Satu kesempatan, Ares. Aku akan memberikanmu satu kesempatan dan Miss Norah Imogen akan bertanggung jawab atasmu mulai hari ini. Aku sangat murah hati, bukan?"

Shall We Dance? | CAMPUS #03Donde viven las historias. Descúbrelo ahora