BAB TUJUH

1.1K 255 2
                                    

"Miss Imogen," kata Ares kepada Norah ketika mereka akhirnya keluar dari ruangan Dekan Ambrosse. "Tu-Tunggu."

Norah berbalik dan menyipitkan matanya, "Kamu sudah tidak lagi marah kepadaku."

"Apa?" tanya Ares tidak mengerti.

"Kamu kembali tergagap. Ketika kamu marah kepadaku, kamu tidak tergagap," jelas Norah kepada Ares.

"I'm still m-mad at you," kata Ares yang mencoba terlihat serius tapi Norah mentertawakannya sekarang. "Aku ma-marah."

"Ya, silakan marah kepadaku Ares Escara. I don't really care," balas Norah dengan santai.

"Miss Imogen," panggil Ares sekali lagi.

"Namaku Norah."

"Miss Imogen," Ares berkata lagi, sama sekali tidak berniat memanggil Norah dengan nama depannya. "Tadi di dalam—"

"Tadi di dalam ruangan Dekan Ambrosse aku menyelamatkanmu, you're welcome," kata Norah kepada Ares.

"A-Aku tidak merasa seperti itu. Aku lebih merasa diriku dijebak," balas Ares.

"Dijebak? Keterlaluan. Aku menyelamatkanmu, Ares Escara. Bagaimana bisa kamu mengatakan aku menjebakmu?" tanya Norah kepada Ares.

"Berhentilah ber-berjalan, Miss Imogen. Aku perlu bicara denganmu," kata Ares kepada Norah yang telah berjalan keluar dari gedung staf akademis Harvard.

"We're not talking here," kata Norah kepada Ares. Mau tidak mau Ares mengikuti Norah berjalan keluar dari gedung staf menuju taman kampus. Norah berbalik kepada Ares dan berhenti berjalan kali ini, "Okay, now we can talk."

"A-Aku tidak pernah setuju untuk menjadi eksperimenmu, Miss Imogen."

Norah menarik napasnya dan mendesah, "Jadi kenapa kamu tidak mengatakan hal yang sebenarnya saja kepada Dekan Ambrosse tadi? You can say the truth—I set the fire in your dorm. Kenapa kamu tidak mengatakannya?"

"..."

"..."

"I knew it, kamu sebenarnya tidak berani."

Ares Escara kali ini menatapnya dengan mata biru yang menyamai warna laut yang sangat indah dan Norah membutuhkan sedetik untuk berkonsentrasi mendengarkan kata-kata pria itu kepadanya, "A-Aku berani, Miss Imogen. Aku hanya membenci menyalahkan orang lain ketika seharusnya aku bisa mengantisipasinya."

"A true leader knows his worth, kamu memiliki ciri-ciri pemimpin di dalam dirimu, Ares Escara," kata Norah yang terkesan dengan kata-kata Ares.

Ares mendengus dan tersenyum dengan sinis. Ia memperbaiki letak kacamatanya yang turun dan berkata, "Miss Imogen, I'm not trying to impress you. Seharusnya aku tidak pernah mengizinkanmu masuk ke dalam kamarku apalagi lemari bajuku. Semuanya adalah salahku. The fire wouldn't start if I didn't let you in."

"I'm impressed already though. The foreseeable future of the Crimson High team will be great with a football captain like you."

"Miss Imogen, aku tidak yakin aku adalah orang yang tepat untuk menjadi quarterback apalagi memenangkan NCAA Bowl."

"Kamu belum mencobanya."

"Aku tidak be-berniat untuk mencobanya."

"Why not? Didn't we discuss this yesterday? Kamu menjadi quarterback Crimson High dan aku akan memastikan Nara Teagan jatuh cinta kepadamu."

"We're not exactly... friends."

"Apa kita harus berteman?" tanya Norah kepada Ares.

"Ma-maksudku kamu orang asing."

"Ya, kamu orang asing bagiku juga. You called me stupid yesterday not knowing anything about me. Meanwhile, I called you a skinny nerd. Kita tidak perlu benar-benar saling mengenal, Ares Escara. Tujuanmu, tujuanku, dan tujuan Dekan Ambrosse samabut we don't really need to be close. Aku tidak ingin menjadi temanmu dan kamu juga tidak perlu menjadi temanku."

"And what if this doesn't work out?"

"Well, seperti apa yang Dekan Ambrosse katakan, aku akan membayar uang sekolahku selama empat tahun terakhir kalau aku gagal menjadikanmu quarterback dan memenangkan NCAA Bowl. No more financial aids for me, if you failed."

"That's a big risk."

"And I'm willing to take the risk."

"Why so desperate?"

"Why not?" tanya Norah kepada Ares. "By the way, I'm not desperate, I'm ambitious."

Ares menggeleng, "Ini tidak akan pernah berhasil."

"Stop saying that and let me prove you wrong."

"How, Miss Imogen? Just how?"

"Bagaimana kalau kita mulai dengan hal sederhana, Ares Escara. Kita mulai dengan mengisi perutmu dan perutku. Let's eat!"

Shall We Dance? | CAMPUS #03Where stories live. Discover now