BAB SEPULUH

969 239 7
                                    

Ares Escara kehilangan kesabarannya dan kemampuannya untuk berpikir jernih ketika wanita itu mengambil foto dirinya. Ia merasa terganggu ketika melihat hasil foto Norah Imogen akan dirinya yang begitu rapuh dan menyedihkan. Hal berikutnya yang terjadi tidak begitu ia mengerti. Ia berteriak dan berlari keluar dari restoran Alfredo's dan satu-satunya hal yang Ares harus lakukan untuk mengontrol dirinya adalah mengeluarkan isi perutnya dengan menusukkan kedua jarinya ke dalam mulut.

Setelah itu ia begitu marah dan kecewa kepada dirinya sendiri karena terlihat lemah, dan ketika berbalik Norah Imogen menatapnya dengan tatapan kasihan. Ares sangat membenci tatapan itu—ia tidak ingin dikasihani. Ia sangat marah kepada Norah dan menyalahkannya, sampai ia tidak sengaja menjatuhkan cardboard berisi piza yang dipegang wanita itu. Ares kehilangan kendalinya dan menyadari kalau ia telah bersikap tidak rasional ketika Norah memintanya untuk bertanggung jawab dan membelikan wanita itu piza baru.

"Buy me another one, Ares Escara."

"Tunggu—"

"Tidak, kamu menjatuhkannya, kamu akan bertanggung jawab. Belikan piza baru untukku."

Ares mengerutkan dahinya dan berkata kepada Norah, "A-Aku tidak sengaja."

Norah menyadari kalau pria itu kembali tergagap dan berkata, "You're not mad anymore."

"A-Aku masih marah."

"Kamu kembali tergagap. Aku mulai menyadarinya sekarang. You have a pattern of speech. Ketika kamu marah kamu akan mengatakan kata-katamu dengan sangat jelas dan tidak tergagap. Namun ketika kamu tidak lagi marah, kamu akan kembali tergagap. Now buy me another pizza, Ares Escara."

Nora Imogen menarik kemeja kotak-kotak yang dipakainya dan memaksanya berjalan kembali ke arah Alfredo's. "Belikan aku piza baru untuk dibawa pulang. We need to hurry up, the mall is closing at five and we have a lot of things to buy."

"Tu-Tunggu—"

"Aku akan memaafkanmu kali ini. Kamu akan memaafkanku kali ini. We both are strangers, that doesn't know each other very well. So, I'll let go and you'll let go. Masuklah dan belikan aku piza, Ares. Aku tidak akan mengulanginya."

Ares mengedipkan matanya karena ia begitu tertegun dengan jawaban wanita itu. Norah mengedikkan bahunya, "It's just pizza. It's just mistakes. There will never be mistakes bigger than forgiveness, Ares Escara."

Ares terdiam untuk sesaat dan kata-kata itu membuatnya berpikir panjang.

There will never be mistakes bigger than forgiveness, Ares Escara.

Ia baru tahu kalau hal itu mungkin.

Ares menganggap dirinya sangat pintar dan mengetahui lebih banyak hal dibandingkan orang-orang disekitarnya. Namun untuk kali pertama, ia mendengarkan sebuah kalimat yang tidak pernah diucapkan siapapun sebelumnya dan tidak pernah ia ketahui, sampai Norah Imogen mengucapkannya.

Norah tersenyum dan wanita berambut merah itu memerintahkannya lagi, "Get inside and buy me a pizza, Ares Escara."

Ares mengangguk mematuhi wanita itu dan dengan canggung berjalan masuk kembali ke restoran Alfredo's. Norah melihat pria itu masuk ke dalam dan ketika ia yakin Ares tidak melihatnya, ia mendongak dan menahan air matanya yang tidak ia izinkan untuk keluar di hadapan pria itu.

"Sial Norah, kenapa kamu menangis?" tanya Norah kepada dirinya sendiri.

Ia berdeham dan melihat langit cerah di atasnya, "Terlalu silau," katanya membuat alasan sendiri. "Ya, terlalu silau."

Norah menghapus air matanya dan berkata kepada dirinya sendiri lagi, "Stop it, don't you dare cry, Norah Imogen. He's buying you another pizza. Eomma akan memakan piza hari ini."

Norah menunggu hingga Ares kembali dan memastikan ia tidak menangis di hadapan pria yang menjatuhkan pizanya. Pria itu berhak mendapatkan kesempatan dan mereka berdua harus memulai semua ini dengan perlahan-lahan untuk berhasil.

"Here," kata Ares yang sekarang memegang kotak piza yang sangat besar dan memberikannya kepada Norah. "Aku menjatuhkan pizamu tadi, maaf."

"This is a whole box of pizza. Aku memintamu untuk membelikanmu satu potong piza, Ares."

"What's the difference? Seperti katamu, I'm over privilegedso, here's a whole box."

Norah mengambil kotak piza itu dan menahan napasnya. Eomma akan memakan satu kotak piza malam ini, pikirnya. Norah berkata kepada Ares, "Terima kasih."

"Thank you," balas Ares dengan kata yang sama.

"For what?"

"For saying those words."

"Huh?"

"About forgiveness and mistakes."

"Oh," kata Norah. Ia menggunakan kesempatan itu untuk bertanya, "Can we start again? I'll be gentle this time—I'll ask before doing anything, even taking pictures of you. Give me one more chance, Ares Escara?"

Shall We Dance? | CAMPUS #03Where stories live. Discover now