BAB ENAM BELAS

1K 243 4
                                    

"You're late," ucap Eric Vernandez kepada Norah ketika akhirnya ia sampai ke ruang fitnes dimana Ares Escara sedang berlari di atas treadmill dengan napas terengah-engah.

Norah memeluk Eric dan berkata ketika pria itu membalas pelukannya, "I fell down."

Eric lalu dengan gaya dramatis memeriksa ujung kepala Norah hingga ujung kakinya, "Bagaimana kamu bisa terjatuh? Apa kamu baik-baik saja?"

"I ran because of you," kata Norah yang mendorong tubuh temannya, membuat Eric tertawa dan berkata, "Maaf, aku hanya tidak menyukai orang yang terlambat."

Norah menyipitkan matanya dan tahu siapa yang sebenarnya Eric sedang bicarakan, "Come on, he's not late. He came at six, right on time."

"He could have been late if you're late."

"Trust me, he's a good one," kata Norah yang mencoba meyakinkan Eric kalau Ares Escara tidak mungkin akan terlambat. "Kamu tahu kalau ia adalah adik Rex. You like Rex as quarterback, why can't you like Ares Escara, too? Kamu sangat skeptis semenjak aku mengatakan ide ini."

"He is not Reginald Escara," jawab Eric dan Norah memperhatikan Ares yang terlihat kesulitan bernapas di tengah treadmill yang berjalan dengan cepat.

"He will be better, Eric."

"Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat menjadi quarterback enam bulan sebelum season dimulai. He's skinny, he's weak, and for goodness sake, he's not build to be Reginald Escara."

"Ia tidak perlu menjadi Reginald Escara."

"Oh, tidak, tidak, tidak, Norah. Don't mind fuck me with that. Reginald Escara is the standard of all college quarterback. I will go bold and say this as well—Reginald Escara might be the standard for any quarterback that wants to win a Super Bowl. Come on, Norah."

"Oke, stop. Berhenti membicarakan kakak Ares Escara. Aku hanya ingin kamu membicarakan Ares saja. Aku dan seluruh orang di dunia ini tahu kemampuan Reginald Escara. He's good, so what? Sekarang, beritahu diriku bagaimana Ares Escara di hari pertamanya?

Eric mengedikkan bahunya dan menarik napasnya, "Kamu melihatnya sendiri. Ia tidak bisa berjalan di treadmill. Bagaimana ia akan bisa membesarkan tubuhnya atau memiliki otot, Norah?"

"It's just the first day, Eric."

"I can't see it, Norah. That's my point."

"Aku akan membuatmu melihatnya," kata Norah kepada Eric. "Apa yang kamu perlukan dariku?"

"Ia perlu berada di ruangan ini lebih lama dari yang kuperkirakan, Norah. He can't just do one hour every morning. He needs four in the morning routine and eight at night. Kalau ia bisa melakukannya—mungkin—ia akan bisa menjadi quarterback. He needs to understand the game as well. Aku akan berbicara dengan Peter Markov untuk mulai melatihnya di lapangan. We need more, Norah.

"Aku hanya membantunya di pagi hari, you know Ellie needs my help with baby Marve, kamu harus berada untuknya ketika aku tidak bisa. Peter akan mengatur jadwal yang sama—he'll need you to cover for him. The routine will be strict, so you'll follow exactly what we taught Ares.

"Ini alasan kamu tidak boleh terlambat. Kamu dan Ares—you're a package."

Norah mengangguk, "Baiklah, aku tidak akan terlambat lagi. Aku akan memastikan untuk membantumu dan Peter melatih Ares ketika kalian tidak memiliki waktu. You need to fill me in with his diets as well. He'll be eating boiled chicken breast and eggs, yes?"

"A lot more than that," kata Eric. Ia melipat kedua tangannya di dada dan berkata, "Aku akan menuliskan semuanya dan mengirimkan ke email-mu. He needs to eat exactly what I will send you, understand?"

"Ya, aku mengerti Eric."

"Norah, apa tidak lebih baik kita mencari setiap anggota Crimson High yang mogok dan berbicara dengan mereka untuk kembali?"

"We can. There'll be a fifty percent chance they'll say no and a fifty percent chance they'll come back. Namun dengan ideku ini—we'll have a hundred percent chance of playing the first game of the NCAA season."

"Ini... tim ini dengan Ares Escara, beresiko tinggi."

"Ya, tapi kamu, Peter dan seluruh staf Crimson High harus mengambil resiko ini, Eric. You're all going to lose your job by the end of next month if there's no progress of the team. So, are we going to waste time?"

"We still need a head coach."

"Build a quarterback, build his team, and we'll get a coach."

"Kamu melakukannya semua terbalik, Norah."

"It's not a bad strategy."

"A crazy one. Tidak ada pelatih yang akan mau dengan tim seperti ini."

"They will, when they know how good Ares Escara and his team will be."

Norah dan Eric melihat Ares yang terus berusaha untuk berlari di treadmill dan menyelesaikan pembicaraan mereka. Tidak lama kemudian Ares akhirnya berhenti berlari dan menghentikan treadmill, pria itu terlihat berkeringat dan lelah ketika berjalan mendekati Norah dan Eric. Pria itu melepaskan kacamatanya untuk mengeringkan keringat di wajahnya dengan handuk dan mata birunya terlihat begitu jelas ketika menatap Norah. "Hei," jawab pria itu.

"Hei," kata Norah dengan santai. "Tough morning, QB?"

"A tough one," kata pria itu dengan suara dalam dan serak.

Eric berkata kepada Ares, "Pagi ini kita cukup berlatih sampai sini. Nanti malam, Norah akan membantumu."

"Nanti malam?" tanya Ares kepada Norah.

"Kamu harus berlatih di ruang fitnes nanti malam juga, Ares."

"What time?" tanya Ares yang sekarang terlihat panik.

Norah tersenyum mengetahui alasan pria itu panik, "You'l be able to pick her up in the library before we'll start to run and exercise, Ares. Don't worry."

Pria itu menyipitkan matanya dan menatap Norah dengan tidak percaya, "Ka-kamu... tahu?"

Norah mengangguk, "Tentu saja."

"What are you guys talking about?" tanya Eric yang tidak mengerti.

Norah memegang bahu temannya dengan santai, "Ares Escara needs to take his woman back home safely to her dorm."

Eric memutar kedua bola matanya, "Apa ini sangat penting?"

"Penting bagiku," kata Ares dengan tegas. "Aku ti-tidak akan terlambat untuk latihan malam, tapi aku perlu mengantarnya pulang."

Shall We Dance? | CAMPUS #03On viuen les histories. Descobreix ara