BAB SEMBILAN BELAS

766 174 4
                                    

Ini bukan mimpi, Norah. Pria itu memanggilnya Norah. Bukan Miss Imogen.

Norah memejamkan matanya dan membukanya lagi.

Sial, pria itu masih ada di hadapanku.

Sekali lagi Norah memejamkan matanya dan mencoba untuk membukanya lagi.

Ini hanya mimpi. Aku sangat memalukan kalau ini bukan mimpi.

Ketika ia membuka matanya lagi, mata biru itu menatapnya dengan khawatir, "Apa ka-kamu baik-baik saja?"

"Sialan," bisiknya.

"A-Aku?"

"Sialan," gumamnya. Norah seketika berdiri, tapi hal itu membuat kakinya yang terkilir terasa begitu sakit. Ia menggigit bibir bawahnya agar ia tidak berteriak kesakitan. "Oh, it's eight already. Ayo, kita mulai latihanmu sekarang."

Ares Escara akhirnya berdiri dari posisinya yang berjongkok dan menatap Norah yang terlihat terkejut melihat kehadirannya. "Ma-maaf aku membuatmu terkejut. Aku melihatmu tertidur dan lukamu. I really thought that wound needed some attention—"

"Aku baik-baik saja," kata Norah yang sekarang dengan canggung menurunkan ikatan rambutnya. Entah kenapa ia harus menunjukkan rambut merahnya yang panjang agar meyakinkan pria itu kalau ia baik-baik saja dan percaya dirinya tidak berkurang karena menatap mata birunya.

"Kapan kamu datang?" tanya Norah kepada Ares. "Kamu seharusnya membangunkan aku dan tidak menghabiskan waktu."

Ares menjawab wanita itu sekarang, "Aku baru saja tiba dan melihatmu—"

"Dan seharusnya kamu membangunkanku."

"Ba-baiklah, maaf," kata Ares kepada Norah yang bersikeras kalau dirinya harus dibangunkan. "Apa kakimu baik-baik saja?"

"All good," kata Norah. "Eric memintamu untuk berlari lagi."

Ares mengangguk dan menunggu Norah untuk berjalan terlebih dahulu. Namun wanita itu mengerutkan dahinya dan bertanya, "Ada apa? Kamu harus melakukan stretching dan berlari di treadmill."

"Aku membiarkanmu untuk berjalan terlebih dahulu."

Norah tidak ingin berjalan terlebih dahulu karena ia tidak ingin pria itu memperhatikan jalannya yang tertatih-tatih. Ia sekarang memerintahkan pria itu, "Jalan saja, jangan tunggu aku."

Ares mengangguk tapi berbalik, sehingga Norah memberikan tatapan marah kepadanya dan berkata lagi, "Walk, Ares Escara."

Lima belas menit berikutnya Norah memperhatikan Ares yang melakukan stretching sebelum menjalankan treadmill. "Eric mengatakan kepadaku kamu harus mengontrol napasmu. He wants you to be good at your cardio. Ia juga telah mengirimkan makanan apa saja yang harus kamu makan mulai hari ini—say hello to chicken breasts and eggs. Do you mind giving me money for your foods? Aku akan membantumu membelikannya dan mengantarnya ke Escara House."

Ares mengangguk dan selesai merenggangkan otot-ototnya. Ia berjalan ke arah treadmill dan memperhatikan Norah yang sedari tadi tidak bergerak dari tempatnya. Wanita itu bersandar di chest trainer dan terlihat tidak nyaman berdiri. "Apa ka-kamu baik-baik saja?"

"Ya, kenapa?" tanya Norah yang semakin menegakkan tubuhnya. Namun kali ini Ares melihat wajah wanita itu yang menahan rasa sakit. Ada sesuatu yang salah dengan kaki wanita itu tapi Norah mencoba menyembunyikannya.

Shall We Dance? | CAMPUS #03Where stories live. Discover now