OMG-6

150K 7.2K 47
                                    

Ren mengerang frustrasi mendengar Vlow yang terus menerus maracau tidak jelas. Diletakkannya tangannya di kening Vlow membuat gadis itu memberontak tidak senang. Ren membungkuk dan melepas sepatu yang di pakai Vlow.

"Lepaskan aku, jangan pegang-pegang. Dasar mesum!" racaunya. Padahal Ren hanya melepas sepatu yang dia pakai.

"Iya, iya. Cerewet!" balas Ren kesal.

Vlow membuka matanya yang sedari tadi terpejam lalu bangkit dari tidurnya mengambil posisi duduk dan menatap Ren tajam. Ren bergidik ngeri menerima tatapan Vlow.

"Apa kamu bilang? Cerewet? Haha, kamu memang berengsek!" pekik Vlow sambil menarik kerah baju Ren. "Bisa-bisanya kamu memilih menikahi wanita lain itu. Cih, kamu memang tak punya perasaan. Aku membencimu, Jack!" lanjutnya sambil mengayunkan tangannya lalu menampar wajah Ren. Vlow berpikir bahwa lelaki du hadapannya ini adalah Jack.

Lalu Vlow menangis kuat membuat Ren menahan tawanya melihat Vlow menangis seperti sekarang. Seperti anak kecil yang merajuk, memainkan kakinya menendang-nendang selimut yang dia pakai.

Lalu tanpa Ren duga, Vlow memeluknya dengan erat. Menangis senggugukan sambil memukul-mukul dada lelaki itu. Ren balas memeluknya sambil mengelus rambut Vlow yang berantakan.

Lalu Vlow tiba-tiba diam membuat Ren heran. Dia mencium bau muntahan yang menjijikkan. Dia menunduk lalu matanya membulat saat ternyata Vlow sudah muntah di bajunya.

Ren mencoba melepaskan pelukannya, tapi Vlow tidak memberi izin. Malah Vlow memeluk Ren semakin erat membuat Ren sesak sekaligus ingin muntah dalam waktu yang bersamaan.

Saat pelukan itu mulai longgar, Ren bisa bernapas lega walau hanya sedikit. Dia menunduk dan ternyata Vlow sudah tertidur lengkap dengan wajah lelahnya.

Ren membaringkan tubuh Vlow dengan lembut, lalu dia membuka kemejanya dan meletakkannya di lantai. Setelah itu, dia mulai membuka pakaian yang di kenakan Vlow. Pasti tidak nyaman tidur memakai pakaian seperti ini, apa lagi dres yang Vlow pakai terkena muntahnya sendiri.

Entah sudah berapa kali Ren menahan napas melihat tubuh Vlow yang hanya terbalut bra berwarna hitam dan juga underwear berwarna senada.

Dia menahan setengah mati gairahnya, mengerang frustrasi menahan gejolak tubuhnya yang ingin melahap habis tubuh Vlow.

Ren bangkit berdiri dan melangkah menuju dapur, maraih baskom dan di isinya dengan air hangat, lalu membawanya kembali ke kamar. Ren membersihkan wajah Vlow sampai kebagian leher yang lengket karena keringat.

Sering kali Ren mengumpat dan mengerang frustrasi menahan ereksinya yang tidak tanggung-tanggung saat tangannya bersentuhan dengan permukaan kulit Vlow yang halus.

Dalam hati Ren terus berdoa agar tidak melakukan apa pun pada Vlow.
Setelah selesai membersihkan Vlow, Ren meraih salah satu kemeja dan boksernya yang ada di lemari.

Lalu memakaikan kemeja dan bokser miliknya itu pada Vlow. Memperbaiki selimut yang di tendang Vlow ke bawah, lalu mengecup kening Vlow dengan penuh perasaan.

Setelah itu, Ren berjalan menuju ruang tengah dan mulai membersihkan muntah Vlow yang berserakan di mana-mana hingga sampai ke kamar.

Sebenarnya ada petugas membersihkan apartemen setiap hari, tapi Ren tidak mungkin menyuruh pelayan membersihkan apartemennya sekarang karena memang sudah dini hari.

Selesai membersihkan, Ren mandi air dingin untuk mendinginkan pikirannya. Lalu membaringkan tubuh lelahnya di sebelah Vlow.

Dia menguap lebar, di tariknya Vlow ke dalam pelukannya.

OH MY GIRLWhere stories live. Discover now