OMG-12

124K 5.7K 61
                                    

Sejak kejadian di apartemen Ren, Vlow pindah ke rumah orang tuanya. Ren sempat protes, tapi Vlow meminta Ren agar mengerti padanya.

Vlow juga masih menjadi sekretaris Ren, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu berdua di kantor. Itu di karenakan ibunya Ren yang terus mengawasi mereka.

Ren tadi baru saja mengantar Vlow ke rumah sakit karena Vlow merasa sedang tidak enak badan. Selepas mengantar Vlow, Ren kembali lagi ke kantor karena akan ada rapat penting.
Akhir-akhir ini Vlow memang mudah sekali merasa lelah.

Nafsu makannya juga meningkat yang berdampak pada berat badannya yang bertambah drastis.

Vlow baru saja keluar dari ruang pemeriksaan dengan secarik amplop di tangannya.

Senyumnya mengembang, dia akan memberi kejutan pada Ren setelah ini, Ren pasti senang.

Tadi dokter mengatakan bahwa Vlow hamil, kehamilannya sudah memasuki usia 5 minggu. Vlow juga sudah tidak ingin mengungkit tentang masa SMA mereka dulu. Dia membiarkan menjadi kenangan.

Vlow akan menerima Ren sepenuh hatinya karena Vlow mencintainya.
Vlow mengelus perutnya yang masih rata. Entah mengapa, Vlow merasa sangat senang.

Vlow melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit. Dan dia benci ini. Berpapasan dengan ibunya Ren.

Zoya menatap Vlow seperti biasa. Sinis dan tatapan merendahkan.

"Apa gerangan wanita jalang sepertimu ada di rumah sakit?" tanya Zoya sarkastis sembari melipat tangannya di dada.

"Bukan urusan Anda!" gumam Vlow mencoba sebiasa mungkin, dia langsung menyembunyikan amplop yang berisi surat keterangan kehamilannya ke belakang tubuhnya. Zoya tidak boleh tahu tentang kehamilan Vlow. Vlow sangat takut kalau nanti Zoya menyuruhnya menggugurkan kandungannya.

"Menyembunyikan sesuatu, eh?" tanya Zoya penuh selidik.

"Sudah kubilang bukan urusan Anda!" Vlow bersiap melangkah, langkahnya dihalangi Zoya.

"Hmm, aku curiga. Pasti kamu menyembunyikan sesuatu, bukan?"
Vlow menggeleng kuat-kuat. Menguatkan hatinya.

Dari mana dia tahu kalau aku menyembunyikan sesuatu, ya? Tanya Vlow dalam hati.

"Wajahmu menjelaskan semua!" ujar Zoya seolah tahu apa yang Vlow pikirkan dan ucapannya tadi menjawab pertanyaan Vlow.

Vlow mulai gugup dan bergerak gelisah, tubuhnya juga bergetar. Vlow meremas amplop yang ada di tangannya.

Lalu gerakan cepat Zoya merampas amplop itu dari tangan Vlow. Vlow menggeleng kuat dan berusaha merebutnya kembali.

Tapi apa daya, Vlow kalah cepat.

Zoya membukanya cepat dan membacanya.
Lalu tanpa aba-aba Zoya menarik Vlow keluar dari rumah sakit dan menyeret Vlow menuju mobilnya yang ada di parkiran.

"Masuk!" perintahnya dengan kasar.
Vlow menurut saja. Zoya juga ikut masuk.

"Gugurkan!" desis Zoya dengan santai membuat Vlow terkejut setengah mati. Vlow sudah menduga akan hal ini.

"Tidak!!!" tolak Vlow.

"Kamu tidak bisa membantah. Gugurkan atau orang tuamu yang menjadi sasarannya." Geram Zoya ketus, Vlow menggeleng kuat. Dia tidak ingin di perlakukan seperti ini.

"Tante tidak berhak mengaturku! Lagi pula Ren pasti akan senang." Sergah Vlow dengan berani.

"Haha, kamu yakin Ren menginginkan anak itu?" Vlow terdiam. Dia sangat yakin bahwa Ren sangat menginginkan anak yang ada dalam kandungannya.

OH MY GIRLWhere stories live. Discover now