OMG-17

127K 6K 56
                                    

Vlow memutar tubuhnya sehingga mereka berhadapan. Lalu memeluk Ren dengan eratnya.

"Tidak, aku haus. Ingin mengambil air minum." Dusta Vlow. Ren tahu Vlow berbohong karena jelas-jelas tadi Vlow menyiapkan air mineral di atas nakas di kamarnya.

"Biar kuambilkan." Vlow mengangguk pasrah. Ren melepaskan pelukannya lalu meraih gelas berisi air di atas meja.

"Ini." Ren memberi segelas air mineral dan Vlow meneguknya sampai habis.

Lalu Vlow berjalan pelan ke tempat tidur. Sebenarnya dia sangat lelah dan ingin segera istirahat dan terlelap.

Vlow berbaring dan di ikuti oleh Ren. Ren memeluk perut buncit Vlow dan menatap wajah Vlow yang terlihat sangat jelas bahwa Vlow kelelahan.

"Tidurlah, aku akan menemanimu," bisik Ren tepat di telinga Vlow dan Vlow mengangguk patuh.

Ren terus menatap wajah Vlow dan mengelus perut buncit Vlow dengan sayang.

Dia tersenyum. Dia kembali duduk dan menciumi perut Vlow. Lalu kembali berbaring menghadap Vlow yang sudah tidur dengan pulas.

"Aku akan melakukan apa pun agar kamu tetap di sampingku, Sayang." Ren tersenyum bahagia dan mengecup bibir ranum milik Vlow.

Vlow menggeliat mencari posisi nyaman dan Ren terkikik pelan melihat raut wajah Vlow yang berubah-ubah.

"Aku mencintaimu, sangat. Melebihi diriku sendiri. Maafkan aku yang dulu, maafkan aku karena telah menyakiti hatimu. Aku menyesal. Tolong jangan tinggalkan aku lagi." Lagi-lagi Ren menitikkan air matanya.

Lalu dia menciumi wajah Vlow. Wajah yang dia rindukan berbulan-bulan ini yang sangat menyiksa dirinya luar dan dalam.

Lalu Ren menempelkan bibirnya ke bibir Vlow lama. Dia belum puas menatap wanitanya, antara percaya dan tidak percaya.

Lalu Ren menarik Vlow ke dalam pelukannya, menciumi puncak kepala Vlow dan menghirup aroma wangi rambut Vlow dengan rakus.

"Uhh..." Racau Vlow dalam tidurnya. Ren menghentikan aktivitasnya dan menatap lekat wajah Vlow.

Dahi Vlow berkerut dan berkeringat, wajahnya menegang, sepertinya dia sedang mimpi buruk. Batin Ren.

Ren lalu mengelus dahi Vlow untuk menghilangkan kerutan itu dan perlahan wajah Vlow kembali ke semula dan ada seulas senyum terukir di bibirnya.

Ren tersenyum bahagia dan mengecup bibir Vlow. Lalu ikut terlelap bergabung dengan Vlow.

★•••★

Pagi saat Ren membuka matanya, dia tidak menemukan Vlow. Ren mencari ke kamar mandi dan mendapati Vlow yang meringis sambil memegangi perutnya.
Sepertinya Vlow akan melahirkan karena air ketubannya telah pecah.

Ren menggendong Vlow dan membawa Vlow keluar dari kamar mandi, Ren yang panik dan langsung meraih kunci mobil Vlow yang tergeletak di atas nakas lalu berjalan cepat meninggalkan apartemennya. Dia memasuki lift sampai lift itu terbuka kembali, Ren berjalan cepat keparkiran karena Vlow terus mengerang kesakitan.

Ren melajukan mobil Vlow dengan kecepatan lumayan tinggi karena jalanan memang masih sepi.

Setelah sampai di rumah sakit, Rem turun dan membawa Vlow keluar dan membawanya ke ruang bersalin.

Lama, Ren terus menemani Vlow, memberi semangat pada wanita itu bahkan dia juga ikut mengejan.

"Ayo, ibu...sekali lagi..."

Lagi-lagi Vlow menarik napas lelahnya, dia sudah tidak kuat lagi.

"Ayo, Sayang. Kamu pasti bisa, bertahan, ya. Demi anak kita." Bisikan Ren seperti bagaikan mantra bagi Vlow.

OH MY GIRLWhere stories live. Discover now