Part 20 [Extra Part]

166K 5.5K 84
                                    

2 tahun kemudian

Kebahagiaan Ren seperti tiada habisnya. Seperti sekarang ini, Vlow berhasil melahirkan anak kedua mereka, anak perempuan dengan melahirkan secara normal.

"Terima kasih." Ucap Ren untuk kesekian kalinya sejak beberapa jam yang lalu.

Vlow hanya tersenyum menanggapi Ren.

Ren mengelus pipi montok anak perempuannya dengan gemas begitu juga Agel yang ikut-ikutan.

Agel yang masih berusia 2 tahun sangat senang mempunyai adik. Vlow memandang wajah-wajah berbinar dari orang yang di cintainya.

Ren, Agel dan juga orang tua Vlow dan Ren.

Hari sudah gelap, tapi Agel seakan tidak mau beranjak dari depan boks bayi adiknya.

"Agel, sudah ya, besok lagi lihatin adiknya, ya Sayang." Bujuk Ren. Agel menggeleng. Dia belum puas melihat wajah adiknya. Tadi dia sempat merajuk karena tidak di izinkan untuk menggendong adiknya.

Ren sudah kehabisan akal untuk membujuk Agel. Akhirnya Vlow lah yang membujuk.

"Agel, Sayang. Kalau Agel tidak tidur, besok akan kesiangan lihat adiknya." Agel menggeleng tidak peduli.

Vlow menarik napasnya dalam-dalam. Lalu membuangnya perlahan.

"Besok Erica datang, Agel yakin tidak mau tidur? Kan malu sama Rica kalau Agel bangun kesiangan." Vlow terpaksa membawa-bawa nama Erica karena biasanya itu yang ampuh membujuk Agel.

Agel yang mendengar nama Erica di sebut, langsung berbalik menatap Vlow.

Wajahnya kembali berbinar dan dia mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lalu Ren menggendong Agel menuju sofa di ruangan itu dan menidurkan jagoan kecilnya.

Tidak berapa lama, Agel sudah tidur dengan nyenyak. Nampak jelas jika tubuhnya sudah lelah seharian menemani Vlow.

"Lihatlah, selalu nama Erica yang ampuh membujuknya." Ucap Vlow pada Ren yang sudah ada di sebelahnya. Ren mengangguk.

Ren mengecup puncak kepala Vlow lalu menyuruh Vlow untuk tidur.

Dan akhirnya mereka berdua tidur berpelukan dengan lelapnya.

★•••★

2 tahun kemudian.

"Bu, kenapa lama sekali, sih?" Rajuk Agel tidak sabaran.

"Sabar sayang, sebentar lagi kita sampai." Bujuk Vlow pada Agel. Sementara adiknya Agel, Lexia sedang mengoceh di pangkuan Vlow.

"Ayah, kenapa lama sekali?" Agel menarik-narik tangan kanan Ren yang sedang menyetir.

"Sabar, dong Agel. Ayah lagi nyetir." Vlow memperingatkan Agel. Alhasil, Agel kembali duduk dengan gelisah.

Padahal mereka selalu bertemu setiap hari di sekolah.

Memang mereka sekarang akan berkumpul dengan keluarga Erica. Dan juga mereka mendapat kabar kalau Erica kurang sehat.

"Ayah, lebih cepat sedikit dong. Kan aku sudah rindu pada kekasihku. Sudah dua hari dia tidak masuk." Rajuknya lagi.

Vlow yang mendengar kata kekasih yang di ucapkan Agel hanya bisa menaikkan sebelah alisnya, sementara Ren hanya terkekeh mendengar ucapan putranya.

"Sudah sampai." Ucap Ren dan Agel langsung bersorak gembira.

Agel langsung melompat turun dan berlari memasuki rumah Erica tanpa mempedulikan panggilan dari ke dua orang tuanya.

Ren dan Vlow hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap putranya itu.

Mereka memasuki rumah kediaman Clinton dan ternyata sudah ada keluarga Gio yanga baru sampai juga.

Mereka masuk bersamaan menuju taman belakang rumah Dev.

Akhirnya mereka asyik bercengkerama sampai tidak terasa sudah sore.

"Agel di mana?" Bisik Ren pada Vlow. "Dia masih di taman belakang. Berdua dengan Erica." Balas Vlow.

Mereka pulang saat Agel sudah ada di mobil dengan wajah cerianya.

"Senang?" tanya Vlow.

Agel mengangguk antusias dan seperti memikirkan sesuatu.

"Bu, kalau Agel sudah besar, Agel ingin menikah dengan Rica." Ucapnya polos samabil memamerkan senyumnya.

Vlow terkejut dan membulatkan matanya.

"Agel, dengar ya, Agel itu masih kecil dan sangat tidak baik berbicara nikah-nikahan. Agel belajar dulu nanti kalau sudah dewasa dan sukses, baru bicara soal nikah." Jelas Vlow pada putranya yang kelewatan senang kalau menyangkut Erica.

"Tapi aku kan sudah dewasa, Bu. Iya kan, Ayah?" Belanya dan juga meminta pembelaan dari Ren. Vlow menatap Ren tajam.

"Apa yang di katakan Ibu benar, Sayang. Harus sukses dulu." Agel mengerucutkan bibirnya.

"Nanti kalau Rica di ambil orang, bagaimana Bu, Ayah?" Masih saja keras kepala.

"Tidak akan. Percaya sama Ibu." Vlow mengelus rembut Agel sementara Ren hanya terkekeh melihat ambisi putranya itu.

"Pokoknya kalau Agel sudah dewasa dan sukses, Agel akan menikahi Rica!" Ucapnya menggebu-gebu.

Vlow hanya mengangguk dan memberi senyuman terbaiknya pada Agel.

★•••★

"Untung saja Lery sudah membatalkan perjodohan itu." Ucap Vlow pada Ren. Sekarang mereka sedang duduk berpelukan di balkon kamar mereka.

"Ya, untung saja. Aku rasa Agel dan Erica memang berjodoh." Ucap Ren mengelus lengan Vlow.

"Ya, bahkan masih sekecil ini, Agel sudah beniat menikahi Erica. Hah, dasar bocah." Vlow menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat tingkah putranya itu.

"Untung saja Agel tidak mewarisi sifat kamu ya, saat masih muda." Lanjut Vlow lagi.

Dia mengingat betapa berengseknya Ren di zaman sekolah dulu.

"Jadi menurutmu aku sudah tua, hmm?" Ren mendengus.

Dia mengakui, dulu dia adalah lelaki sombong yang tidak mau begaul dengan sembarang orang. Apa lagi mengingat jahatnya dia pada Vlow dulu.

Ya, untung saja Agel tidak mewarisi sifat buruk Ren yang suka merendahkan orang lain dulunya.

Agel itu sangat bijak dan ingin melakukan segala hal dengan sendiri.

Pernah sekali Vlow ingin memandikan Agel tapi Agel malah menceramahi Vlow.

"Bu, Agel itu sudah besar, sudah bisa melakukan hal seperti biasa Ibu lakukan. Agel malu kalau masih Ibu yang memandikan. Pokoknya Agel ingin sendiri. Ibu kan tahu kalau Agel itu sudah besar. Agel bukan anak kecil lagi Bu, kan malu kalau nanti Rica tahu Agel masih di mandikan oleh Ibu. Rica saja mandi sendiri. Jadi Agel juga, biar samaan dengan Rica." Begitulah penuturan Agel pada Vlow.

Vlow hanya bisa mengangkat sebelah alisnya melihat sikap anaknya yang sudah seperti orang dewasa saja.

"Memikirkan apa?" Tanya Ren membuyarkan lamunan Vlow.

"Agel." Ucap Vlow terkikik pelan.

"Masih mau di sini? Tidak ingin tidur, biar aku kelonin." Goda Ren. Vlow hanya mengangguk.

Akhirnya mereka masuk ke kamar lalu tidur berpelukan.

•••

OH MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang