Chapter 29 - Pemberitahuan

375 18 0
                                    

Selamat Membaca! :D

***

Charly mencoba meraih tanganku. Ia hendak menggenggamnya. Aku menepis tangannya sebelum menyentuh kulitku.

"Kumohon, Patricia..."

Aku mundur menjauhinya. "Jangan mendekat," kataku dengan posisi siap menahannya dengan tameng tanganku.

Charly berhenti dan balik menatapku dalam. Rasanya seperti baru saja melihat jurang di matanya. Ada ketakutan, kekesalan, dan perasaan sedih. "Kasus Whitney sudah ditutup. Mr. Smith sudah menyelesaikannya," kata Charly kemudian. Suaranya terdengar agak serak dan berat.

"Apa?!" seruku tidak percaya. "Maksudmu nahkoda kapal yang waktu itu?" Ingatanku kembali pada hari terakhir kami menjejakkan kaki di Pulau Nieffe. Kuharap aku tidak akan pernah ke sana lagi.

"Dia adalah mantan anggota militer di kota ini. Dan aku meminta bantuannya agar polisi tidak terus-terusan menyelidikimu karena kasus ini sebenarnya adalah masalah kelompok kami. Tapi akan ada resiko yang harus ditanggung. Pihak kerajaan mungkin akan mengirimkan beberapa orang untuk memusnahkan semua hyoun yang tersisa karena salah satu dari kami telah melukai manusia lagi. Mereka sudah mengirim peringatan di Pulau Nieffe waktu itu. Saat teman-temanmu tewas di sana."

"Hyoun?"

"Sebutan lain untuk kami," jawab Charly tanpa penekanan.

Ya, kalian pantas dipanggil dengan sebutan lain. Kalian memang tidak sama dengan kami.

Aku dan Charly membiarkan suara malam mengisi kebisuan di antara kami untuk sesaat.

"Besok kau sudah bisa kembali ke rumahmu, Patricia..."

Aku tidak menatap mata Charly. Yang kulakukan hanya memandangi sepatunya. Pikiranku benar-benar kosong.

Tok tok tok! Suara ketukan pintu menyadarkanku.

"Jun? Apa kau didalam?"

Itu Jerry!

Mataku beradu dengan Charly. Kami sama terperanjat dengan kehadiran Jerry yang tidak terduga.

"Jerry?" tanya Charly setengah berbisik padaku.

Aku mengangguk. "Cepat keluar..." balasku sama lirihnya.

"Jun?" Tok tok tok.

Charly menuju balkon dengan terburu-buru. Ia loncat begitu saja dari lantai dua. Sudah sangat jelas. Manusia biasa tidak akan baik-baik saja melakukan itu.

Aku mendekati pintu. Kuputar anak kunci perlahan dan lanjut membuka pintunya.

"Aku seperti mendengar suara pria di dalam sini?" tanya Jerry seraya memberondong masuk dan mencari-cari yang ia maksudkan. Ia membuka setiap pintu: lemari dan kamar mandi. Disingkapnya juga bed cover yang menutupi kolong tempat tidur. Aku membiarkannya. Toh, tidak ada siapa pun disana. Orang yang ia harap ada di sana sudah pergi beberapa detik lalu.

"Siapa barusan?" tanya Jerry saat tahu pencariannya tidak membuahkan hasil.

"Ak-aku—" Melirik pada radio yang untungnya ada di meja di ujung ruangan. "—tidak sengaja memencet radio itu. Dan dia bunyi begitu saja."

"Aku tahu kau berbohong."

Memang tidak akan pernah bisa aku membohongi Jerry jika di depannya secara langsung.

"Sungguh!"

"Orang yang berbohong pasti akan mencoba meyakinkan kebohongannya. Tapi yang ia dilakukan sayangnya hanya memperjelas bahwa ia sedang berbohong."

The Protecting Blood Where stories live. Discover now