5.1

11.6K 1.1K 20
                                    

Tidak ada yang lebih romantis dari makan malam di ruangan eksklusif yang sudah didekorasi spesial bernuansa putih, di mana kami bisa menonton pertunjukkan piano klasik tanpa gangguan karena kami berada di ruang VVIP bagian atas. Aku tidak ingin berbagi dengan mata yang lain untuk melihat Becky yang sangat sempurna malam ini.

Becky terkesiap saat kami melangkah memasuki ruangan itu. "Wow!"

"Kau menyukainya?" tanyaku.

"Kau mempersiapkan semua ini?"

Aku tersenyum. "Khusus untuk makan malam kita. Bagaimana menurutmu?"

"Aku..." Dia tergagap tapi tersenyum lebar. "Aku sangat menyukainya. Ini indah, Johnny."

"Aku senang kau menyukainya." Kemudian aku mengarahkannya dan menarik kursi untuknya. Aku mengambil buket bunga dahlia putih yang telah kusiapkan di ujung ruangan dan kuberikan pada Becky. Satu yang belum sempat aku berikan padanya, bunga dahlia putih yang selalu mengingatkanku padanya. "Untukmu, yang tercantik."

Becky masih tersenyum. Aku merasa bahagia karena bisa membuatnya tersenyum sepanjang malam ini. "Terima kasih, Johnny. Ini indah."

Pelayan masuk membawakan makan malam kami tepat saat pianis menekan tuts pertama pianonya dan dimulailah pertunjukkan klasik itu. Menu makan malam benar-benar tidak menarik perhatian Becky, dia terperangah seketika, terpana saat pertunjukkan itu dimulai. Matanya mulai berkaca-kaca, aku melihat raut bahagia di wajahnya.

"Wow, ini sempurna, Johnny!" kata Becky terpukau. Matanya sama sekali tidak menatapku saat dia mengatakan itu.

"Kau menyukai pertunjukkannya?"

"Sangat. Aku sangat menyukai apapun yang dimainkan dengan piano. Ini indah."

Kami memakan makan malam kami tanpa pembicaraan panjang yang serius. Aku terlalu terpesona dengan wajah bahagia Becky yang menawan, sementara Becky terlalu terpana dengan pertunjukkan piano itu.

Aku pernah melihat Becky tersipu, tersenyum, dan tertawa sejak kami bertemu lagi beberapa bulan yang lalu—aku tak menyangka itu baru terjadi beberapa bulan yang lalu. Aku telah memikirkannya begitu lama hingga aku hampir kehilangan akal—namun kebahagiaan yang tercetak jelas di wajahnya saat melihat pertunjukkan itu membuatku terpaku. Apakah Becky pernah lebih bahagia lagi dari malam ini? Betapapun dia tidak menatapku, aku masih bisa melihat wajah bahagianya dan dia memang sangat bahagia. Aku merasa lega saat alasan di balik kebahagiaannya itu adalah aku.

Sesuatu mencuat dari diriku, perasaan yang tidak menentu, tidak terkira. Aku sangat suka melihatnya bahagia, dan rasanya aku ingin melakukan itu selamanya. Aku ingin membuatnya bahagia, aku ingin menjadi alasannya terpana dan tersenyum. Itu membuatku merasa damai. Inikah perasaan bahagia yang dirasakan orang-orang ketika melihat orang kau inginkan bahagia?

Lebih dari itu, aku ingin bersamanya.

Aku mencintainya.

Tunggu.

Sungguh?

Ya! Itu benar, aku mencintainya, aku ingin membahagiakannya. Apa aku benar-benar bajingan kotor sekarang? Jika aku benar-benar mencintainya, lalu bagaimana dengan segala tragedi yang terjadi pada pernikahanku yang batal?

Aku tahu, orang bilang cinta adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Kau tidak akan pernah tahu kapan cinta datang dan tidak pandang bulu dengan siapa kau akan jatuh cinta. Itu tidak menutup kemungkinan jika kau mencintai seseorang meskipun kau baru saja batal menikah kemarin. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa orang yang kau cintai adalah seorang yang dulu kau maki-maki karena penampilannya mengerikan. Aku setuju jika cinta memang tidak rasional.

Cursed on YouWhere stories live. Discover now