5.2

11.3K 1.1K 19
                                    

"Kau luar biasa!" kataku pada Becky saat di mobil. Kami telah menyelesaikan makan malam romantis kami. Sekarang aku melajukan mobil menuju apartemen Becky.

Becky terkikik di sampingku. "Kau sudah mengatakan itu lebih dari sepuluh kali, Johnny. Aku lelah mengucapkan terima kasih."

Aku bahkan bisa mengatakan itu ribuan kali.

Sungguh itu adalah kejutan paling luar biasa yang pernah diberikan seorang wanita kepadaku. Maksudku, aku tidak pernah menyangka seorang Becky Narvis bisa bermain piano dengan begitu indahnya, dan menyanyi! Jangan lupakan itu. Suaranya benar-benar luar biasa.

Becky belum pernah menyanyi di panggung manapun sebelumnya selain di apartemennya ketika sendirian. Dia melakukan itu untukku! Kau dengar itu? Hanya untukku. Aku benar-benar merasa istimewa.

"Kupikir kau ke toilet," kataku.

Becky tersipu. "Maaf membohongimu. Aku terlalu malu untuk mengatakan padamu bahwa aku ingin memainkan piano itu dan bernyanyi."

"Apa yang membuatmu malu? Penampilanmu luar biasa, Bec. Kau yakin tidak ingin memasuki salah satu perusahaan rekaman atau sesuatu?"

Becky tertawa. Semua yang ada malam ini adalah kesempurnaan, tawanya juga merupakan salah satunya. "Tidak, Johnny. Aku tidak pernah ingin menjadi penyanyi. Cukup menyanyi untuk diriku sendiri saja. Dan aku sudah pernah bernyanyi untukmu."

Sumpah, aku tidak tahu bagaimana caranya tersipu, tapi aku membutuhkan itu sekarang.

"Dari mana kau belajar piano seperti itu?" tanyaku.

"Yah, saat remaja, tidak banyak yang mau bermain denganku, kau tahu." Perkataan itu membuatku tercekat mengingat betapa brengseknya aku. "Jadi ketika Chris tidak punya waktu untukku—seringnya tidak—aku menyelinap ke gereja. Saat aku beruntung tidak ada acara, aku akan bermain piano. Aku tidak sejago itu, aku belajar otodidak melalui beberapa referensi."

"Apa tidak ada orang lain yang melihatmu? Apa mereka tidak tertarik dengan penampilanmu?"

Becky mengangkat bahu. "Ya, sering kali. Tapi aku tidak terlalu percaya diri untuk tampil jadi aku menolak itu."

Dan aku adalah bajingan paling beruntung karena Becky malam ini bisa melakukan itu, spesial untukku, dan di depan orang banyak.

Kami tiba di apartemen Becky. Aku memarkirkan mobilku dan mematikan mesin. Sejenak hening. Tak ada yang berniat keluar atau beranjak untuk mengakhiri malam ini. Aku bahkan bisa mendengar suara napas kami dan detak jantungku sendiri. Jantungku benar-benar butuh istirahat setelah bekerja tak beraturan semalaman ini.

"Aku akan membuka pintu," kataku memecah keheningan. Aku benci mengatakannya, tapi itu basa-basi yang bagus. Yang sebenarnya, aku tak ingin mengakhiri malam ini.

Tanpa kuduga, Becky menahanku. Ia menarik tanganku. Aku merasakan lembut tangannya hingga pandanganku terpaku pada sentuhannya. "Johnny, terima kasih."

Aku tersenyum. "Ya."

Becky membalas senyumanku. Ia melepaskan tarikannya perlahan. Dan aku merasakan ketidak-relaan dalam diriku karena kehilangan sentuhannya.

Aku membukakan pintu penumpang dan membantu Becky turun. Sulit dipercaya bahwa malam ini akan berakhir. Langkahku semakin berat saat menaiki tangga apartemen Becky. Lorong apartemen Becky sepi saat dia memasukkan kuncinya ke lubang pintu. Pikiranku sedang berkabut betapa aku tidak menginginkan malam ini berakhir.

Akhirnya pintu terbuka dan Becky berbalik tersenyum padaku. "Terima kasih untuk malam ini, Johnny." Dia mengatakannya lagi, dan aku menyimpulkan bahwa malam ini aku benar-benar berhasil. "Semuanya luar biasa. Aku tidak tahu bagaimana lagi mengungkapkan betapa indahnya malam ini."

Cursed on YouWhere stories live. Discover now