Bab 5 [Revisi]

181K 11.6K 175
                                    

"Asisten pribadi?! Tidak! Aku tidak mau!"

"Kenapa?"

"Karena dengan menjadi asisten pribadimu, maka aku akan melihat lebih banyak orang. Aku tidak bisa. Lebih baik kelaparan dibanding melihat warna-warna itu lagi."

Selina menolak keras. Melipat kedua tangan di atas dada. Berusaha menunjukkan sikap permusuhan.

"Warna? Warna apa maksudmu?"

Mata wanita itu kini menatap serius Radit. Berusaha menimbang kata, sebelum akhirnya bicara.

"Sekarang aku tanya padamu. Apa alasanmu memberi pekerjaan padaku? Karena kamu selamat bukan? Kecelakaan itu. Kamu berhasil melewatinya bukan?"

Radit terdiam. Mata abu-abu wanita itu menusuk. Membuatnya kembali memikirkan mata benci Maria.

"Kamu benar. Aku pikir kamu mungkin terlibat dengan seseorang untuk membunuhku diam-diam." Pria itu menjawab asal yang disambut tepukan tangan oleh Selina.

Clap! Clap! Clap!

"Bravo. Hebat sekali sungguh daya imajinasimu itu. Jika memang aku menjadi pembunuh bayaran, pasti dompetku ini sudah penuh dengan lembaran cek."

Selina menyindir sembari membuka dompetnya yang terlihat amat menyedihkan. Membuat Radit meringis dan memilih untuk tidak melihat isinya.

"Jadi bagaimana bisa? Bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui kecelakaan itu?"

******

Selina bersandar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selina bersandar. Menarik napas sebelum menjawab pertanyaan Radit.

"Akan terdengar mustahil, tapi maukah kamu percaya?"

"Entahlah. Tergantung isi ceritamu."

Haruskah aku bercerita? Tapi pria ini bahkan tidak aku kenal namanya. Jadi mengapa pula aku harus membeberkan rahasia hidup ini?! Tapi... Tak ada ruginya pula jika bercerita. Bisa jadi nanti dia kasihan dan memberiku pekerjaan.

"Hei. Kenapa diam?" Radit kembali bertanya, membuat lamunan Selina buyar dan segera menegakkan badan.

"Ah, tidak. Aku hanya sedikit berpikir."

"Jadi bagaimana? Kamu mau bercerita atau tidak?"

"Baiklah aku akan bercerita. Kematianmu... aku melihat karena mata ini." Wanita itu menjawab sembari menunjuk matanya dengan satu jari.

"Matamu? Memang ada apa dengan matamu?"

"Aku bisa melihat warna manusia. Aura yang berada mengeliling seperti lapisan tipis yang menyelimuti. Tiap aura memiliki warna yang berbeda dan aku bisa melihat semua warna itu."

Warna?! Aura?! Benarkah hal itu mungkin ada di dunia ini?!

"Lanjutkan. Aku ingin mendengar lebih banyak."

[End] Behind The ColorWhere stories live. Discover now