Bab 8 [Revisi]

165K 9.7K 88
                                    

Ingetin aja 

Jangan lupa vote ama komentar yaa ♥♥♥♥

*****

"Kamu gila, ya?!" Mata selina membulat sempurna dengan wajah kesal. Sementara, Radit hanya diam dengan satu tangan. Masih menyentuh bibir.

"Aku tidak bekerja denganmu untuk ini! Kamu pikir aku wanita murahan!"

Selina berdiri. Siap untuk pergi tapi Radit menghentikan langkah wanita itu. Menahan satu lengannya, membuat Selina kembali berontak.

"Lepas!"

"Dengarkan dulu aku."

"Tidak ada yang ingin aku dengar. Lepas dan biarkan aku pergi."

Radit tidak menghiraukan. Terus menahan Selina sampai wanita itu menyerah. Kemudian menatap benci dirinya.

 Kemudian menatap benci dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

******

-Radit PoV-

Hatiku kembali sakit. Mata abu-abu itu kembali membuka luka yang belum sempat tertutup. Maria. Kamu sepertinya tetap berusaha membunuhku sampai kapan pun.

"Apa lagi yang ingin kamu jelaskan?!" Wanita itu bicara tajam denganku. Benar-benar sangat mirip.

"Aku melakukan hal tadi bukan tanpa alasan."

"Memang apa alasanmu?!"

"Aku menyukaimu."

Aku gila. Memang. Tapi tidak ada lagi cara selain ini.

******

-Author PoV-

Pria gila! Suka?! Kita bahkan baru bertemu tiga kali?!

Selina menatap Radit dengan pandangan mengejek. Ia tidak akan pernah percaya dengan bualan pria itu.

"Jika rasa suka bisa diungkapkan semudah ini, aku pun bisa suka dengan tukang ojek atau supir bus dalam sekali tatap."

Pria itu tersenyum. Seperti tak mengerti dengan kritik yang dilayangkan Selina.

"Kenapa kamu tersenyum?! Dasar gila?!"

"Tidak. Aku hanya senang dengan dirimu yang meluap-luap bagai api."

"Apa?!"

Radit melangkah maju. Merangkul Selina dalam pelukan. Menahan wanita itu sekuat tenaga dengan wajah yang tertawa tapi terlihat amat sedih.

"Tetaplah begini. Marah dan berteriak padaku. Terus seperti ini dan jangan pernah berubah."

Selina berusaha melepas di tengah kebingungan.

Sepertinya ada yang salah dengan saraf otaknya. Kemarin ia berteriak. Sekarang ia berkata suka dan bicara ngelantur. Sayang, aku tidak bisa memastikan, karena tidak bisa melihat warna lain dari tubuhnya.

[End] Behind The ColorWhere stories live. Discover now