Bab 16 [Revisi]

169K 8.2K 32
                                    

Selina masih berada di ruang yang sama saat Radit meninggalkan dirinya. Menunggu dengan hati kacau dan berdebar.

Apa yang harus aku lakukan?! Aku bertunangan dengan dirinya hanya untuk sekedar bekerja. Bukan untuk urusan seperti ini!

Lalu kenapa pula tadi aku terpengaruh oleh godaan pria itu?! Tidakkah ia hanya ingin mempermainkan diriku?!

"Argh!" Selina mengacak kesal rambutnya. Trus seperti itu hingga terdengar suara pintu dibuka.

Klek!

Dan saat mata abu itu bertemu dengan mata hitam Radit, Selina hanya mampu menelan ludah.

Pria itu. Bahkan tanpa melihat warna auranya, aku tahu apa yang ia inginkan sekarang.

*******

"Apa?! Kenapa melihatku seperti itu?" Selina bertanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa?! Kenapa melihatku seperti itu?" Selina bertanya. Berpura bodoh dan tak mengerti situasi.

"Kamu masih bertanya? Tentu aku ingin melanjutkan hal yang tadi kita lakukan." Radit menjawab sembari maju selangkah. Membuat hati Selina makin berdebar tak karuan.

"Aku tidak ingin melanjutkan," ia membuang muka. Membuat Radit makin tertarik untuk menggoda.

"Kenapa?" Lagi-lagi pria itu maju selangkah. Meyisakan jarak beberapa senti dengan Selina.

"Aku hanya tidak ingin. Kamu. Aku tidak mencintaimu sejak awal." Kalimat itu terdengar seperti pisau yang menancap tepat di hati Radit.

Perkataan yang sama kembali terdengar. Sepertinya semua wanita yang berusaha kucintai tidak akan pernah kembali mencintaiku. Ironi sekali.

Pria itu tersenyum miris. Berdiri di tempat sambil berkata, "Aku pun tidak mencintaimu. Tapi aku membutuhkan dan menyukaimu. Seperti dirimu yang membutuhkan diriku. Hanya dengan alasan ini kukira sudah cukup bagi kita. Cinta. Sejak awal terlalu sulit untuk digenggam, bukan?"

Selina kembali menatap. Melihat sedih di mata hitam itu. Membuatnya iba. Ingin merengkuh pria malang tersebut.

"Aku seperti wanita murahan. Mendapat uang dan menjual tubuhku."

"Dan aku yang penuh cacat ini, akan dengan senang hati menikahi dirimu yang murahan kelak saat hati kita sudah siap."

Radit kembali berjalan, lalu setelah jarak dengan Selina telah amat dekat, maka pria itu berlutut. Memegang kedua tangan Selina sembari menatap mata abu yang ia rindukan tersebut.

"Hubungan seperti ini terasa tidak jelas. Memang ada manusia yang mencoba hubungan macam kita?!" suara Selina meninggi. Bertanya panik meminta untuk diyakinkan.

"Hubungan itu ada banyak jenisnya, sayang. Yang penting adalah seberapa besar komitmen untuk mempertahankan. Dan aku memiliki komitmen tersebut. Sampai kapan pun, aku berjanji tak akan pernah melepasmu."

[End] Behind The ColorWhere stories live. Discover now