Bab 14 [Revisi]

148K 9K 56
                                    

"Benarkah ini aku?"

Selina bertanya pada pantulan dirinya yang ada di cermin. Ia masih tak percaya bahwa wanita cantik yang ada di sana adalah bayangannya.

"Tentu saja itu, Nyonya. Sejak awal Nyonya memang cantik."

Kedua penata rias itu berusaha meyakinkan. Memberi setiap pujian yang ada untuk Selina. Mebuat hatinya semakin senang dan merasa hangat.

Cantik. Ternyata wanita memang senang dipuji seperti ini.

Wanita itu tersenyum manis. Tak sadar dengan masa depan yang sedang menantinya.

******

Radit tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Radit tiba. Sudah rapih dengan kemeja putih dan setelan jas hitam yang menutupi tubuh bidangnya. Ia tampak tampan. Terlebih dengan bingkai kacamata yang tertata pas di sudut hidung. Benar-benar memberi kesan pintar, membuat pesona pria itu makin meningkat.

Ting Tong!

Ia menekan bel pintu. Karena mengetuk tidak lagi dirasa efisien, maka Radit sengaja menambah bel pada rumah Selina. Lebih mudah dan praktis.

Dan saat pintu itu terbuka. Menampakkan seorang bidadari aneh, Radit hanya bisa menatap bengong lalu tertawa.

******

"Kenapa?! Enggak sopan banget selalu menertawakan orang seperti ini!" Selina marah. Menegur tindakan Radit yang dinilai kelewat batas.

Dia ini ingin mengajakku tunangan atau bertengkar, sih! Menyebalkan sekali!

"Aku hanya merasa lucu saja. Hahaha... Sebenarnya, kamu ini ingin bertunangan atau melawak di sana."

"Melawak?! Memang penampilanku terlihat sedang ingin bermain srimulat?!"

"Lalu kenapa masih memakai kacamata hitam?"

Di tengah tawanya, Radit mencoba tenang dan mengambil kacamata hitam yang dikenakan Selina. Dan saat mata mereka bertemu tanpa sengaja, lagi-lagi pria itu bengong. Bukan karena merasa aneh atas keajaiban Selina. Namun, karena merasa kagum akan kecantikan wanita itu.

"Kembalikan!" Selina berusaha merebut, tetapi Radit mengangkat tinggi-tinggi kacamata itu. Dan Selina kalah telak. Tubuhnya terlalu pendek untuk mampu meraih kembali aset berharganya tersebut.

"Kenapa diambil?! Akukan jadi bisa melihat aura semua orang!"

"Tidak apa sesekali. Lagipula kamu cantik seperti ini."

Ucapan Radit yang dikatakan sembari menatap lurus mata Selina, menciptakan suasana magis di antara mereka. Wanita itu entah mengapa, merasakan sesuatu yang lebih dibanding saat menerima pujian dari para penata rias tadi.

Dasar, plaboy. Sudah berapa banyak korban yang terkena mulut manisnya?

Selina berdeham. Berusaha mencairkan suasana dan kembali bicara.

[End] Behind The ColorWhere stories live. Discover now