31) Beautiful Girl

389K 23.3K 1.2K
                                    

Sean menjemput Ocha di asrama. Sudah bukan menjadi rahasia bahwa Sean sering mengantar-jemput Ocha. Tentu saja banyak cewek yang iri pada Ocha. Tapi tidak ada yang berani membully Ocha karena mereka tidak ingin berurusan dengan kemarahan Sean. Semua orang tahu kalau Sean adalah anak pemilik sekolah sekaligus ketua geng kelas IPA.

Ocha memasuki mobil Sean lalu mereka melesat di tengah keramaian kota Jakarta. Seperti biasa, mereka terjebak macet cukup lama. Sepertinya, Jakarta tidak pernah absen dengan kemacetan.

Setelah keluar dari kemacetan, Sean menyuruh Ocha membeli satu paket minuman yogurt dingin. Mereka meminum minuman itu di dalam mobil sambil menuju butik untuk membeli gaun pesta.

Sean tidak pernah tertarik dengan penampilan cewek sebelumnya. Ia tidak mengerti gaun mana yang cocok untuk dikenakan Ocha nanti malam. Oleh karena itu, ia menyuruh pemilik butik untuk membantu Ocha memilih gaun.

Ocha menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal lalu tersenyum kaku, tak mengerti harus memilih gaun yang mana. Semua gaun terlihat cantik di matanya. Ia hanya menurut ketika si pemilik butik datang dan memilihkan sebuah gaun putih untuk Ocha.

"Ya Tuhan, aku nggak bisa keluar. Aku malu pakek baju ini. Tapi ... buat apa aku malu? Toh, Kak Sean kan nggak mungkin napsu sama gue," pikir Ocha sebelum ia berani keluar dari ruang ganti.

Sean duduk sambil menyandarkan punggungnya. Ia menunggu Ocha seraya meminum sebotol minuman yogurt. Siang ini cukup terik sehingga wajar jika Sean kehausan dan tak bisa berhenti minum.

Tak berapa lama menunggu, Sean tersedak dan terbatuk saat melihat Ocha keluar dari dalam ruang ganti setelah matanya sempat terbelalak kaget. Ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Ocha. Sebagai cowok normal, tentu saja ia tidak bisa memungkiri bahwa gaun yang dikenakan Ocha cukup untuk menggodanya.

"Gimana? Nggak cocok ya?" tanya Ocha. Tadinya ia malu mengenakan gaun itu. Tapi setelah ia pikir lagi, tidak ada gunanya ia malu mengenakan gaun itu di depan Sean. Toh, Sean adalah seorang gay. Sean tidak mungkin bernapsu padanya.

Gaun yang dikenakan Ocha adalah dress panjang dengan model yang memperlihat sedikit belahan dada. Ocha memang terlihat sangat cantik mengenakan gaun itu. Tapi Sean tidak suka. Ia takut jika ada cowok lain yang melihat Ocha berpakaian seperti itu.

"Ganti! Cepat ganti! Sumpah nggak cocok banget!" perintah Sean yang masih memanglingkan pandangannya ke arah lain.

Ocha mengerucutkan bibir mungilnya lalu segera kembali memasuki ruang ganti. Si pemilik butik memilihkan gaun putih lagi. Tapi kali ini gaun yang lebih tertutup dari sebelumnya.

Sean terperangah takjub melihat penampilan Ocha kali ini. Ia berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya. Gaun yang dikenakan Ocha memang cantik. Warnanya putih, mirip gaun pengantin. Sean suka. Tapi ia tidak ingin diolok-olok Royyan dan Alvaro saat di pesta nanti, takut dikira ngebet nikah dengan Ocha.

"Ganti!" perintah Sean.

Ocha menghela napas jengah. Ia kembali memasuki ruang ganti. Kali ini si pemilik butik memilihkan gaun berwarna hitam pekat. Gaun itu tampak sempurna di tubuh mungil Ocha.

Lagi, Sean terperangah untuk yang ke sekian kalinya. Matanya melebar dan bahkan enggan untuk berkedip. Satu kalimat batinnya, Ocha cantik.

"Bagus. Gaun itu lumayan cocok. Ya udah pilih itu aja." Sean mengangguk.

"Jadi pilih yang ini?" Ocha menunduk, melihat gaun yang dikenakannya. Lalu ia tersenyum dan mengangguk membenarkan. Gaun itu terlihat cocok ia kenakan.

Setelah selesai memilih baju dan sepatu, Sean membawa Ocha ke salon. Sean berpesan pada pemilik salon agar memasang rambut extension untuk Ocha. Sean ingin melihat Ocha berambut panjang.

Bagi Sean, hari ini adalah hari yang penuh kejutan. Ocha terlihat sangat cantik dengan rambut panjang. Entah sudah ke berapa, Sean terperangah. Lagi, Sean berdehem agar tidak terlihat kikuk. Ia kemudian menyuruh agar Ocha di make-over setipis mungkin tapi tetap terlihat berkelas.

Ini pertama kali bagi Sean menunggu seorang cewek di salon. Sungguh menjemukan tapi menyenangkan saat melihat cewek yang disukai tampil lebih cantik. Sean menunggu cukup lama. Bahkan ia sudah membaca tuntas dua majalah dalam sekali duduk. Tapi bagi Sean tidak apa-apa menunggu lama asalkan ia menjadi orang pertama yang melihat betapa cantiknya Ocha.

"Ta-da!" ujar si perias setelah puas mendandani Ocha. "Gimana? Dia cantik kan?"

Sean mendadak tak bisa berkata-kata, tak sabar rasanya berdansa dengan Ocha di ballroom nanti. Ocha cantik. Meskipun pendek, Ocha tetap cantik. Bahkan Ocha sangat cantik dengan sanggul kecil yang membuatnya tampak elegan. Sean tak bisa memungkiri bahwa Ocha memang cantik.

😁😁😁😁


Author baper lagi pas ngetik chapter ini gengs. Hadeeeehh

Bagi fansnya Axel, tenang aja. Konflik cinta masih ada! Cepat atau lambat, Axel bakal beraksi kok

Jangan lupa vote dan komen biar author semangat ngetik nih

Wkwkwk

Salam santun,
Zaimatul Hurriyyah
29 Oktober 2018

Salam santun,Zaimatul Hurriyyah29 Oktober 2018

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
I am in danger [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora