35) Love Action

350K 20.9K 1.1K
                                    

Axel duduk di samping Ocha. Semua orang di grup band metafora tahu betul kalau tidak ada yang boleh duduk di samping Ocha kecuali Axel. Mereka tidak ingin terkena kemarahan Axel dan lebih memilih mencari jalan aman.

"Tempo gitar lo masih cukup lambat, Cha," kata Axel mencoba bersabar.

Sebenarnya ia ingin marah pada Ocha karena pergi ke pesta bersama Sean. Tapi Axel akan menuruti saran Bima agar dia tak terlalu sering memarahi Ocha. Karena semakin ia sering memarahi Ocha, maka hal itu akan membuat Ocha semakin membencinya. Sebisa mungkin Axel harus membuat Ocha nyaman padanya. Mungkin menahan amarah bukan keahlian Axel. Tapi demi mendapatkan Ocha, Axel akan berusaha sebaik mungkin.

"Aaaah aku malas belajar gitar. Besok lagi aja. Lagian jariku udah agak sakit," keluh Ocha.

Axel spontan menarik tangan Ocha, mengecek jemari Ocha yang sedikit lecet karena terlalu banyak berlatih gitar. Axel merasa cemas. Ia menggosok-gosok lembut jemari Ocha, berharap ia bisa meringankan rasa sakit di jari Ocha.

"Nggak usah sok perhatian." Ocha menarik tangannya, melepaskannya dari Axel.

"Gue bukannya sok perhatian. Tapi emang perhatian. Kan elo itu calon pacar gue. Eh bukan. Elo itu calon istri gue." Axel mulai merayu.

Ocha bergidik ngeri, mendengar Axel bermimpi menjadi suaminya saja, Ocha tak sudi. Mendadak perutnya menjadi mual-mual dan ingin muntah.

"Modus lo, Xel!" tegur Bima lalu terkikik bersama Satria dan Karin.

"Kak Axel itu pantesnya pacaran sama Sugigi," kata Ocha geram.

"Ogah ah. Entar ciuman takut kegaruk gua," sahut Axel yang memancing gelak tawa semua orang tak terkecuali Ocha.

"Ingat ya, Kak Axel. Aku tuh udah punya pacar. Jangan modusin aku lagi. Nggak mungkin mampan."

"Ini baru pemanasan, Cha. Entar lo pasti baper dan akhirnya lo mau jadi ibu dari anak-anak gue."

"Idiiiiih amit-amit deh." Ocha mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri.

"Mantap soul! Rayuan lo kece parah, Xel," puji Karin seraya bertepuk tangan.

"Udah ah." Ocha berdiri dari tempat duduknya. "Aku pamit mau pulang ke asrama."

"Eh lo nggak ngelesin Lisya?" tanya Axel.

"Lisya ada di Paris soalnya ada acara Fashion, jadi lesnya libur," jelas Ocha.

"Ya udah yuk! Gue anter." Axel meraih tangan Ocha lalu menggandengnya menuju tempat parkir.

Tidak ada pilihan lain bagi Ocha selain menurut. Lagipula, tidak ada salahnya diantar Axel. Selain hemat ongkos, Ocha tidak perlu repot-repot memesan ojek online.

"Eh Kak," kata Ocha saat Axel sudah menjalankan mobilnya.

"Hm?" sahut Axel.

"Nanti aku mau beli camilan di alfa."

"Jangan di alfa. Kita ke indomerit aja."

Lagi, Ocha bergidik jijik. "Iiiiiih apaan sih!"

"Baper ya?" goda Axel.

"Enggak kok. Aku malah makin jijik sama Kakak." Ocha menjawab apa adanya.

Axel terkekeh. "Baru pemanasan. Awalnya emang jijik. Tapi entar elo malah ketagihan gombalan gue."

"Amit-amit deh."

Sesampainya di mini market, Ocha memilih-milih snack kesukaan Faril dan memasukkannya ke dalam keranjang. Ada beberapa snack kesukaan Faril yang tidak bisa Ocha beli karena tidak ada diskon. Ocha harus menghemat pengeluaran sebisa mungkin karena di bulan ini tidak ada olimpiade yang ia ikuti. Jadi uang di tabungannya semakin menipis setelah membayar biaya study tour Faril.

I am in danger [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum