Bagian 2 : Di Kantin

381K 26.8K 2.4K
                                    

Happy Reading🤍


Kini Daichi berada di kantin, dia sendirian, percayalah, Ichi belum menemukan teman yang tepat untuknya saat ini. Lagi-lagi ia teringat kejadian tadi pagi, seseorang menolongnya tiba-tiba, dan mengklaim bahwa ia miliknya di depan kedua orang lelaki itu. Jujur, Daichi terkejut, untuk mengenal lelaki itu saja dia tidak, namun Daichi tetap berpikiran positif.

Hari ini ia makan soto, katanya soto di kampus ini sangat enak, Daichi tahu dari tetangganya yang sudah lulus, dan dia berkata bahwa Ichi harus merasakannya minimal satu kali dalam seumur hidup. Lebay? Banget, Ichi tertawa kecil ketika mengingat mbak Deris yang sekarang sudah punya anak satu. Sedang asik sendiri, tiba-tiba segerombolan cewek menghampirinya, jujur, Ichi deg-degan luar biasa, pasalnya dulu sewaktu sekolah SMP dan SMA, dia pernah mengalami pembullyan.

Daichi tetap makan-makanannya tanpa peduli cewek-cewek itu tertawa heboh di dekatnya.

"Siapa lagi ya berani-beraninya duduk di sini? Nggak bakal ada!" Ujar Dewinta seraya mengibaskan rambutnya, sontak teman satunya yang bernama Saskia langsung tertawa.

"Terkecuali orang itu mau jadi bahan bullyan kita," sambung Saskia membuat bulu kuduk Daichi meremang, sepertinya ia salah, dia seharusnya tidak duduk di sini, percayalah, dia anak baru dan tidak tahu apapun tentang peraturan yang senior buat. Daichi bangun namun belum sempat berdiri tubuhnya kembali di paksa untuk kembali duduk. Daichi menahan nafasnya, lagi-lagi...batinnya merutuki.

Kenapa hidupnya selalu bertemu dengan orang-orang seperti ini?

"Lo tahu nggak kesalahan lo?!" Tanya Dewinta yang sepertinya ketua geng tersebut. Daichi dengan tekad kuat berusaha untuk menatap mata Dewinta, ia tidak mau di injak-injak lagi seperti yang dulu-dulu.

"Iya, kak. Maaf, saya akan pindah," ujar Daichi tahu diri, namun Dewinta dan kawan-kawannya tertawa keras membuat alis Daichi naik sebelah.

"Pindah? Hey! Yang udah duduk di sini nggak bakal bisa lepas dari kita," balas Saskia tajam penuh dengan penekanan membuat Daichi memejamkan matanya merasakan suara Saskia begitu menendang gendang telinganya.

Saat ia membuka matanya, orang-orang hanya mampu menatapnya nanar, yah, tidak ada yang berani membantunya atau bahkan menolongnya saat ini, setidaknya menghentikan kelakuan semena-mena dari cewek-cewek yang tengah bersamanya ini. Jujur, apakah di sini tidak ada yang mengadu kepada dosen atau pengurus yang lain?

"Kasian-kasian, udah lepasin aja lah," ujar Dewinta tiba-tiba membuat Saskia, Dara, dan Wela menatap Dewinta terkejut. Seorang Dewinta merasa kasihan? Sungguh luar biasa.

"Lo bercanda kan?" Tanya Dara.

"Nggak, beneran gue. Udah sana pergi, suasana hati gue lagi baik nih," ujar Dewinta membuat Daichi berucap terima kasih kepada Tuhan karna mengabulkan doa-nya. Dengan cepat Daichi berdiri lalu menunduk badannya seperti berterimakasih, namun tak lama ia merasakan dingin di kepalanya karna ternyata pop ice nya di tumpahkan tepat di kepalanya, hal tersebut menyambung tawa geng Dewinta.

Kenapa harus merasakannya lagi? Tanya Daichi dalam hati.

***

"WOY! TIDUR MULU LO!" seketika Rean langsung bangkit terkejut karna suara Dika yang menggema keseluruh sudut ruangan. Selanjutnya suara tawa Vero dan Dika terdengar di telinga Rean.

"WHAHAHAHA, MUKA LO PANIK BANGET GILE, NGAKAK!" ujar Dika memang mampu membuat Rean naik pitam. Rean mengusap rambutnya ke belakang, dadanya masih bergemuruh jadi ia memilih untuk menenangkan diri terlebih dahulu.

REANO  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang