Bagian 15 : Kejutan

215K 16K 1.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Daichi menatap sekitar apartment Rean, begitu rapi dan simple. Barang-barangnya pun tidak terlalu banyak, terlebih lagi apartment Rean di dominasi warna putih. Kini Daichi melangkahkan kakinya perlahan menuju kamar Rean, ia sebenarnya hanya ingin tahu isi dalamnya, jadi tidak apa-apa kan masuk tanpa izin?

"Daichi janji hanya liat-liat aja, dan gak akan ambil apapun," ucap Daichi sendiri seraya memutar kenop pintu, dan kamar Rean ternyata serba abu-abu, ia kira akan di dominasi putih, ternyata kamar Rean berbeda.

Mulai dari cat dinding sampai keset pun berwarna abu-abu, tidak dengan warna kasur yang di dominasi warna putih. Senyum Daichi merekah saat melihat foto yang terpajang di atas nakas, dengan cepat ia menghampirinya dan melihat sebuah keluarga manis tersenyum bahagia. Tangannya terangkat untuk mengambil foto tersebut, dan terlihat jelas senyum Rean.

"Kamu enak ya kak, bisa ngerasain hidup dengan keluarga harmonis dalam waktu yang cukup lama," ujar Daichi seraya menatap nanar foto tersebut, jujur ia teringat dengan ibu dan ayahnya. Keduanya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa mempedulikan ada seseorang yang membutuhkan keduanya di rumah.

Terkadang Daichi merasa iri ketika semua orang memamerkan kebahagiaan keluarganya. Tanpa terasa air matanya menetes, lalu ia meletakkan kembali foto tersebut ke asalnya, saat Daichi hendak berbalik, matanya menangkap foto yang tergeletak di lantai, foto seorang gadis yang tengah tersenyum manis. Dengan cepat Daichi mengambil foto tersebut lalu menatapnya dalam-dalam mencoba menerka-nerka siapa seseorang yang ada di dalam foto tersebut.

"Kayak pernah liat, tapi dimana?" Gumam Daichi mencoba mengingat wajah seseorang tersebut. Daichi merasa seperti familiar saat melihatnya, tiba-tiba ia merasa sepertinya Rean sudah pulang, dengan cepat ia memasuki foto tersebut kedalam saku celananya lalu bergegas untuk keluar kamar Rean.

Sayangnya saat ia membuka pintu, sudah ada seseorang di depannya sontak Daichi menabrak dada lelaki tersebut.

"Lo kok bisa di sini?" Tanya Rean dengan wajah datar. Demi apapun Daichi terkejut bukan main, dia harus jawab apa? Bahkan untuk bersuara saat ini dia tidak bisa.

"A-aku..."

Mata Rean yang menatapnya intens membuat Daichi tidak sanggup berkata-kata. Rean semakin mendekat membuat Daichi memundurkan langkahnya.

"Kak Re-rean..."

"Lo mau tidur dikamar gue bukan?" Tanya Rean seraya menaik-naikkan alisnya. Daichi langsung memukul bahu Rean membuat sang empunya tertawa seraya meringis. Sedangkan Daichi bersyukur karna Rean tidak curiga padanya.

"A-aku cuma mau liat doang," ujar Daichi.

"Iya gapapa, lo mau makan apa hari ini?" Tanya Rean seraya melepas jaketnya. Daichi menggeleng pelan.

"Kak, aku bayar sendiri aja. Aku disini udah numpang, masa makan aja-"

"Duit gue banyak, gausah gaenakan gitu lah. Santuy aja, ayo!" Ajak Rean seraya menarik lengan gadis itu, Daichi mau tidak mau mengikuti langkah Rean sampai di ruang tamu lalu mulai mengotak-atik ponselnya.

REANO  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang