Bagian 16 : Siapa Fiola?

204K 15.1K 1.1K
                                    

16. Fiola?

...

Rean tertawa hambar saat mendengar lawakan Sakti, entahlah, ia merasa tidak nyaman karna sedari tadi pikirannya terus mengarah pada Daichi yang sedang di dalam sana. Jarum pendek sudah menunjuk pukul 2 pagi, dan Sakti sudah hampir teler karna meneguk hampir satu botol wine yang ia colong dari koleksi minuman ayahnya.

"Pada tidur aja lah ya," ujar Rean memberi saran, Vero menggeleng.

"Gak-gak...gue mau nyari cewek itu dulu...yang kemaren nabrak gue," ujar Vero ngaco, ya sama seperti Sakti, Vero pun sudah hampir teler.

"Lo berdua nyusahin anjeng!" Pekik Rean kesal lalu meneguk satu gelas kecil yang berisi alkohol itu.

"Kemaren kan ya, gue jalan...terus nabrak bidadari jir," ujar Vero pada Sakti.

"Mimi peri ya?" Balas Sakti dengan mata yang sudah 5 watt lagi.

"Enggaklah, Sat. Mimi peri mah punyanya Rean ya?" Vero tertawa diikuti Sakti lalu Rean bangkit dan membiarkan kedua temannya tidur di sofa, lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Woy...mimi peri...sini lu..." panggil Sakti sudah kacau dan hampir terlelap. Dan Rean tidak dengar lagi karna dia sudah menaiki tangganya dan beralih ke lantai dua. Sampai di depan kamarnya ia terdiam sejenak, pastinya Daichi sudah tidur, kalau ia masuk pasti akan mengganggunya.

Setan Rean mulai menghampiri seperti berbisik, "udah sih masuk aja, ambil kesempatan dalam kesempitan..." dan tiba-tiba saja malaikat bersayap datang mencoba memberi saran yang lebih baik, "Rean...kamar tamu kan kosong, janganlah kamu melewati batasmu sebelum perempuan itu menjadi milikmu seutuhnya," dan Rean tertawa kecil.

"Anjir udah mabok gue," ucap Rean sendiri lalu hendak masuk ke dalam kamar tamu, suara kedua temannya membuat Rean kembali menghentikan langkahnya.

"Re....kamar kita yang mana, Re?" Tanya Sakti seraya menaiki tangga, sangat lambat tapi hampir sampai ke atas, sudah ada Vero juga yang dengan santai melangkahkan kakinya menaiki tangga seperti orang tidak mabuk.

"Re, ini rumah gue bukan sih?" Tanya Sakti. Rean dengan gemas langsung menjitak kepala Sakti membuat sang empunya meringis.

"Tidur gih lo! Udah pagi, Sat."

"Kasar kamu, Mas. Aku...aku....aku-" Sakti sudah benar-benar tertidur dan tepat sekali jatuh ke dirinya. Mau tidak mau Rean membawanya sampai ke dalam kamar tamu lalu melemparkan Sakti dan lelaki itu terbaring di kasur. Lain dengan Vero yang juga sudah mabuk tapi masih terlihat seperti normal, hanya saja ngomongnya sudah ngelantur.

"Sep?"

"Hm?"

"Tidur gih."

"Ini lagi jalan-" lelaki itu menabrak tembok.

"Ini pager ya?" Tanyanya.

"Bukan," balas Rean.

"Terus?"

"Itu jendela," jawab Rean ngasal.

"Gajelas lo!" Vero kembali melangkahkan kakinya dan kali ini benar lalu masuk ke dalam kamar dan segera membaringkan tubuhnya di samping Sakti. Rean menghembuskan nafasnya lega karna selesai mengurusi dua bocah mabuk, lalu ia menutup rapat pintunya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 lewat 15 menit, dan Rean dengan segera membuka pintu kamarnya dan saat melihatnya, gadis itu tertidur pulas sekali seraya memeluk boneka. Mata Rean menyipit, boneka itu...

Miliknya.

Bukan, bukan miliknya. Tapi hadiah yang ingin ia berikan pada Fiola, hanya saja belum ia berikan sampai sekarang. Dan gadis itu memeluknya sangat erat. Rean menghampiri Daichi perlahan lalu tersenyum tipis, ia membiarkan saja boneka itu di peluk oleh Daichi, dia sudah tidak peduli tentang pemberiannya dan untuk siapa ia akan memberinya.

REANO  (SELESAI)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt