Bagian 14 : Selingkuh

229K 16.2K 2.3K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Daichi sudah menunggu Rean sedari tadi, lelaki itu bilang dirinya tunggu saja di depan kampus, entahlah apa yang dilakukan Rean sampai membuatnya menunggu seperti ini.

"Apa aku duluan aja ya? Tapi aku gatau pin apartmentnya kak Rean," gumam Daichi pada dirinya sendiri. Saat sedang asyik sendiri, seseorang datang menghampirinya dan Daichi langsung terdiam saat mengetahui siapa orang tersebut, Elvan sudah menatapnya datar.

"Kak Elvan," panggil Daichi dengan suara yang pelan sekali, lebih terdengar seperti orang sedang berbisik.

"Belum pulang?" Daichi mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba memastikan pendengarannya, apa benar Elvan yang bersuara tadi? Lelaki itu bertanya padanya?

"Lo denger gak?"

"I-iya, denger," jawab Daichi lalu ia tersenyum tipis pada Elvan.

"Aku lagi nunggu kak Rean."

"Mending lo balik aja," ujar Elvan seraya melangkahkan kakinya, dahi Daichi sontak mengkerut bingung dengan ucapan Elvan barusan, dengan cepat ia bersuara.

"Kenapa emangnya, Kak?"

"Liat aja di ruang kesehatan," ucap Elvan lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran, sedangkan Daichi langsung berlari menuju ruang kesehatan, sampai di sana, ia terkejut bukan main saat melihat Rean sedang bersama Saza, ya seniornya yang memang sangat menyukai Rean. Jarak keduanya begitu dekat membuat hati Daichi berdenyut melihatnya.

Saat kedua mata Rean menangkapnya, buru-buru Daichi berbalik lalu berlari, entah mengapa hatinya sakit ketika melihat lelaki itu tengah bersama dengan gadis lain. Mungkinkah ia cemburu? Jika ia memangnya kenapa? Dia kan sudah berstatus menjadi pacarnya.

Daichi terkejut saat mendengar suara seseorang yang dikenalinya, Rean mengejarnya.

"Daichi!" Panggil Rean, Daichi berusaha menstabilkan dirinya lalu membalikkan tubuhnya dan mendapati Rean sedang melangkah tertatih-tatih ke arahnya membuat tanda tanya di kepala Daichi muncul, perlahan ia mendekat dan akhirnya Rean sampai di depannya.

"Gila gue kudu ngejar gini ya," ujar Rean dengan nafas terengah-engah. Mata Daichi turun pada kaki kanan Rean.

"Ka-kak kenapa?" Rean menormalkan nafasnya terlebih dahulu lalu menatap Daichi.

"Kaki gue keseleo, gue dari tadi udah telponin elo tapi nggak di jawab," terang Rean membuat Daichi terdiam seribu bahasa. Dia harus berkata apa? Saat mencek ponselnya ternyata benar, Rean sudah menghubunginya sebanyak lima kali.

"Kenapa pergi gitu aja? Lo cemburu bukan?" Seketika Daichi melotot.

"Eng-enggak, siapa yang cemburu." Sergahan tersebut membuat Rean tertawa kecil.

"Ah masa, tadi kaki gue di elus-elus Saza tau," Daichi menahan kalutnya.

"Katanya gini, "ahh...kak Rean"," ucap Rean mendrama dengan suara sensual membuat Daichi kesal lalu memukul bahu lelaki itu keras-keras.

REANO  (SELESAI)Where stories live. Discover now