Bagian 23 : ungkapan Rean

193K 13.8K 1.1K
                                    

23. Ungkapan Rean

Daichi kini berada dikamarnya dengan lampu redup, pasalnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan matanya masih belum terpejam juga

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Daichi kini berada dikamarnya dengan lampu redup, pasalnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan matanya masih belum terpejam juga. Entahlah, ia sendiri tidak henti-hentinya memikirkan perlakuan Fandra untuknya, lelaki itu begitu manis dan...peduli. Tidak, Daichi tidak terpesona dengan itu, hanya saja dirinya merasa aneh karna sebelumnya lelaki itu terlihat cukup membenci kehadirannya.

Lagi-lagi otaknya bekerja untuk kembali berpikir. Bagaimana Rean dan Fandra terlihat seperti musuh, mereka pasti dulu berteman kan? Ya, Daichi lihat dari cara mereka merespon ketika mendengarkan nama Rean ataupun Fandra. Namun masalah apa yang membuat keduanya saling membenci?

Dan hatinya seketika berdenyut ketika mengingat kata-kata Rean yang mengatakan bahwa ia siapa beraninya mencari tahu lelaki itu terlalu dalam. Apakah sebegitu privasinya kehidupan lelaki itu sampai ia tidak di perbolehkan masuk dan mengetahuinya?

Jika Rean belum jujur, tandanya lelaki itu belum mempercayainya. Dan kata cinta yang ia ucapkan hanya ucapan belaka. Tak ada perasaan disana, Daichi takut hanya dijadikan pelampiasan lelaki itu. Reano, cowok dengan segala macam perilaku yang membuat semua orang tidak bisa membaca suasana hatinya atau bahkan masalahnya karna senyumnya malah membantu semua orang untuk bangkit.

"Kalau boleh jujur, Daichi sedikit tertarik dengan kak Rean..." ungkapnya seraya memeluk Teddy Bear-nya. Tak terasa setetes air matanya keluar mengingat lelaki itu terlihat cuek atau bahkan menampilkan raut dinginnya.

"Daichi mau tau lebih tentang rasa sakit yang kak Rean alami, hanya itu....kenapa kak Rean jahat banget malah lontarin pertanyaan itu," pertanyaan tentang siapa dirinya yang berani mencari tahu tentang masa lalu lelaki itu. Sakit, ya hanya itu yang Daichi rasakan. Namun seberusaha mungkin ia tersenyum.

Dirinya juga mempunyai banyak masalah, seperti ayahnya yang tidak pernah memedulikan perasaanya di sini. Menyakitkan memang, tetapi namanya hidup tidak mungkin terhindar dari masalah. Entah sampai kapan Daichi merasakan ini.

"Good night, Daichi." ucapan tersebut Daichi ucapkan untuk dirinya sendiri. Menyemangatinya untuk selalu bermimpi indah.

Iya, indah sampai aku merasakan mimpi itu hadir dalam kenyataanku juga.

***

Di pagi hari ini juga Daichi sudah tidak menemukan satu orang pun dirumahnya. Ayahnya pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Sama seperti dirinya tadi malam, pulang tanpa mengatakan salam dan mengistirahatkan dirinya tanpa ada gangguan. Baiklah, ia harus menerima kenyataan bahwa memang selama ini ia selalu sendiri.

Daichi mengambil sepotong roti yang sudah tersedia di atas meja bekas sarapan ayahnya. Setelah selesai, ia mengambil tasnya dan segera mematikan listrik yang tidak berguna agar menghemat pengeluaran. Setelahnya barulah Daichi keluar rumah, namun saat membuka pintu betapa terkejutnya ia mendapati seorang lelaki sudah stay di atas motornya seraya menatapnya lurus. Dia Rean.

REANO  (SELESAI)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ