Bagian 17 : Putus?

223K 16.7K 1.8K
                                    

Daichi terdiam tidak bisa berkata-kata saat Dewinta menghampirinya beserta kawan-kawannya. Saat Daichi hendak mengelak, bahunya sudah di tahan Dewinta.

"Kemana bodyguard lo?" Daichi tidak berucap hanya terdiam, jujur jantungnya berpacu lebih cepat, namun wajahnya masih mendatar tanpa ekspresi. Senyum Dewinta mengembang setelah menyimpulkan keterdiaman Daichi.

"Ooohh....lagi gak ada ya?? Kebetulan dong-"

"Kak, lepasin aku. Sebenernya aku salah apa sih sama kalian? Aku bahkan gapernah gangguin kalian semua," sela Daichi dengan wajah memerah.

"Oh ya? Serius gak gangguin? Lo bahkan buat gue marah beberapa kali dan lo bilang lo gak gangguin kita sama sekali?" Dewinta terlihat sangat marah lalu dia melangkahkan kakinya. Saskia melongo.

"Lo mau kemana dew?"

"Bawa dia sini," suruhnya, mata Daichi membelalak lalu dengan refleks Saskia dan Dara menariknya paksa untuk ikut mereka berdua. Daichi mengelak namun sudah di tarik tangannya sampai di toilet cewek yang sudah tidak terpakai. Sumpah, Daichi ingin berteriak minta tolong namun sekarang ia sudah di hempaskan di lantai.

"Lo tuh masih junior, tau diri dikit napa!" Pekik Dara emosi.

"Kak, aku bahkan gapernah sok-sokan di depan kalian...kenapa kalian bilang-"

"Heh! Gausah banyak bacot deh, lo tuh jawab mulu. Gue cuma mau ngasih tau lo satu hal, jauhin Rean! Rean itu udah jadi incaran gue dari dulu, bisa gak sih gausah sok kecantikan," itu suara Saskia yang memang sudah mengagumi Rean sejak lelaki itu hadir di kampus ini.

Air mata Daichi mengalir.

"A-aku minta maaf..." ucap Daichi parau, Dewinta tertawa sinis.

"Gada Rean aja loh sok-sokan sedih, pas ada pahlawan lo, tingkat kebelaguan lo langsung tinggi!" Mata Dewinta beralih pada Saskia.

"Ambilin air," tegas Dewinta, Saskia mengangguk. Lalu mengambil air yang terlihat sudah lama menggenang dan sangat kotor. Entah apa yang akan di lakukan Dewinta.

"Kak jangan...." lirih Daichi lalu bangkit dari lantai.

"Mampus loh!" Saat Dewinta hendak menumpah ember yang berisikan air kotor tersebut pada Daichi, tangan seseorang langsung menepis ember tersebut sampai pada saatnya ember tersebut terlempar ke samping. Mata Dewinta, Dara dan Saskia langsung membulat mengetahui siapa orang yang melakukannya.

"Maksud lo apa?" Itu suara Elvan terdengar sangat marah.

"Elvan...lo apa-apansih!"

"Gue pastiin besok lo udah angkat kaki dari kampus ini," ucap Elvan lalu menarik tangan Daichi untuk keluar dari dalam toilet lama tersebut. Air mata Daichi sudah mengalir deras, ia membiarkan Elvan menariknya untuk menjauh dari toilet lama tersebut. Setelah dikiranya jauh, Elvan baru melepaskan cekalannya dan menatap Daichi.

"Kenapa diem aja?" Tanya Elvan tanpa ekspresi, Daichi hanya terdiam, tak lama isakannya keluar membuat Elvan iba lalu mengubah tatapannya yang semula tajam menjadi teduh.

"Dia ngapain elo?"

"Apa takdir aku selalu begini, Kak?" Tanya Daichi tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Elvan dalam.

"Selalu di sakiti dan di tindas oleh senior?" Air mata Daichi semakin deras.

"Aku pengin banget hidup tenang, tapi Tuhan gapernah izinin aku, Kak," ujar Daichi lalu menjongkok di bawah seraya memeluk lututnya seperti orang yang sedang kedinginan. Sedangkan Elvan membiarkan Daichi mengungkapkan kesedihannya.

"Aku gapernah berniat buat di sukain, aku juga gaberniat buat mikat laki-laki manapun. Aku gatau....aku...aku...gak pernah berniat untuk itu," Daichi mengusap air matanya sendiri.

REANO  (SELESAI)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon