hampir tertangkap

4.3K 692 138
                                    

Sudah sepuluh menit muu-chan menangis, aku jadi seperti orang jahat kalau seperti ini. Aku pun menghampirinya dan memeluk nya dari belakang.

"Daijoubu yo."dia langsung terkejut dan berabalik kearahku.

"N... nee-chan!?"dia buru buru mengusap air mata nya sebelum mengering.

"Apa kau menangis?"melihat wajahnya yang seperti ini membuat niat jahatku keluar.

"T...tidak! Aku tidak menangis! A...aku hanya sedang latihan saja!" Sifat tsun nya keluar:")

"Oh, kukira kau menangis karena sudah melukai ku." Dia tertegun sebentar, astaga imut nya!

"Jadi kau tidak apa apa kan jika aku pergi?" Dia langsung memeluk ku erat, sangat erat sampai sampai detak jantungnya terdengar kuat.

"Gomen! Aku mengaku salah! Tapi nee-chan jangan pergi! Onegai!" Dia kembali menangis.

"Sepertinya belakangan ini tuan agak sensitif ya?"ejek douma sambil memainkan kipas nya.

"Urusai yo!"dia berteriak didalam pelukan ku, suara serak akibat terlalu banyak menangis membuat nya terdengar imut.

"Ada apa ini? Dimana muu-chan yang kukenal?"aku terkekeh, dia hanya berdiam diri sambil memeluk ku.

"Kemana muu-chan yang bersikap tegas?" Dia masih terdiam.

Saat aku periksa ternyata dia tertidur, aku jadi merasa bersalah. Aku pun meminta nakime mengantarkan diriku yang sedang menggendong muu-chan kekamar tidur.

"(Y/n)-sama...baik ya."gumam nakime, akibat sudah terlanjur pergi aku tidak mendengar apa yang dia katakan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat sampai dikamar aku langsung meletakkan nya di futon dengan hati hati, pengalaman ini membuatku teringat dengan Rei. Sebelum pergi aku mengecup kening muu-chan perlahan supaya dia tidak terbangun, setelah itu ku putuskan untuk membeli sesuatu untuk dimasak.

"Ne nakime-san, bisa kah kau membukakan pintu menuju pasar?"dia mengangguk lalu bertanya apakah aku masih memiliki uang atau tidak, aku hanya mengangguk dan memasuki pintu tersebut.

"Akhirnya aku bisa pergi ke pasar juga!"aku pun langsung pergi ke toko jamur.

"Ne obaa-chan! Aku ambil jamur nameko dan enoki 40 ons ya!"sang empu mengangguk dan dan memasukkan jamur pesanan ku kedalam plastik.

"Yo (Y/n)-san!"aku sontak menoleh, ternyata itu rengoku, sang empu jalan menghampiri ku, sial!

"Ne obaa-chan ini koinnya aku tinggal sebentar ya."setelah memberi koin akupun langsung merampas belanjaan ku dan berlari secepat mungkin.

"Oi kyoujurou, dia kabur!"itu Shinazugawa, dia berteriak sambil mengejarku.

Sial! Kenapa aku harus bertemu dengan mereka!?

"Oi teme!"aku merasakan ada yang menendang kepalaku, aku tidak bisa merasakan apa apa.

"Hei Shinazugawa-san! Bukan kah lau terlalu kasar?"tanya orang berlalu lalang.

"Dia seorang perempuan, kenapa dia tega sekali?"

"Gadis cantik itu jadi ditutupi debu."

Cibiran orang orang mulai terdengar setelah melihat kondisiku yang bisa di bilang sedikit kacau.

"Apa maksudmu melempar tusuk sanggul antik itu kearah oyakata-sama hah!?" Aku tidak menjawab, Shinazugawa yang geram hanya menendang ku berkali kali sampai mulut ku mengeluarkan cairan merah yang begitu banyak. Rengoku yang melihat begitu banyak darah yang keluar dari mulutku hanya terdiam, sungguh kalian semua berhati batu! 

"Harusnya kau berterima kasih! Oyakata-sama itu orang baik!"

"JADI MEMBUNUH ADIKKU DISEBUT BAIK!?"dia diam sebentar.

"Apa kalian semua tidak punya hati!?"

"Kalian punya keluarga yang kalian sayang kan!?"

"BAGAIMANA JIKA ADIKMU YANG DIBUNUH!?"

Matahari sudah mulai terbenam, aku yakin muu-chan akan datang, kalau dia tidak datang aku akan menggunakan jimat ku saat matahari benar benar pergi berganti dengan bulan.

"Kau..."seru Shinazugawa tergantung.

"Wajah mu membuatku muak!" Ini saatnya, kugores tanganku menggunakan kerikil dan menulis kalimat tolong menggunakan darahku diatas jimat.

Pintu dimension nakime terbuka lebar dibawahku dan akupun terjatuh kedalamnya tanpa memikirkan jamur yang ku beli.


















Jangan lupa vote

Komen and share

Bye

Brother (muzan x reader)Where stories live. Discover now