kesempatan

4.2K 707 162
                                    

Hello!

Siapa yang rindu ff ini?

Gk ada yang rindu nih?

Ya udah....
.
.
.
.
Awthor: kang, pinjem det not nya ya.

Awthor: ayo siapa yang mau daftar?

Canda canda...

Author kemaren lagi sibuk jadi kelupaan, maap ye

Enjoi de setori





Air mataku menetes, perlahan lahan berubah menjadi aliran yang deras.

"Ssttt..."tangan dinginnya menyeka pipiku yang basah.

"Berhentilah menangis."

"Gomen."pelukan hangat muu-chan mulai menenangkan hatiku.

"Aku tidak tau kalau nee-chan sebelumnya memiliki adik."

"Tapi aku mohon, jangan mati."

"Tetaplah disisiku."

"Aku akan membenci semua dewa jika kau pergi dari sisiku."

"Dan aku tidak akan segan membantai semua orang, supaya mereka tau, ditinggal orang yang kita sayang tidaklah mudah."

"Berjanjilah."aku dan muu-chan melakukan janji kelingking.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa kalian sedarah?"muu-chan yang mengkompres mataku bertanya tiba tiba.

"Entah bisa dibilang sedarah atau tidak, kami hanya lahir dari rahim yang sama, tapi ayah kami berbeda." Aku menceritakan asal usul diriku dan Rei.

Rei lahir saat umur ku enam tahun lebih, saat aku berumur lima tahun mama membawa seorang pria yang berpakaian mahal, jadi sudah pasti dia adalah orang berada.

Setahun kemudian Rei lahir, tepat dengan perginya orang berada itu. Sama nasibnya Sepertiku, Rei tidak memiliki nama, nama yang kupilih untukku memiliki arti yang jauh berbeda dari nama Rei, jika Rei berarti bersungguh sungguh dan selalu diberkati, namaku memiliki arti kebahagiaan yang tidak dianggap.

Itulah kenapa terkadang aku membenci diriku sendiri.

"Tidak semua nama (Y/n) memiliki arti Seperti itu."aku terdiam.

"Menurutku, nee-chan adalah kebahagiaan yang diberkati."senyumnya merekah, Seperti bunga mawar yang mekar ditengah tengah salju.

"Iya, begitu juga dengan muu-chan."

Kyoujurou pov

Sudah seminggu sejak kejadian Shinazugawa memukuli (Y/n) habis habisan, dan sejak saat itu sang empu tidak pernah terlihat lagi, dipasar maupun ditempat umum.

Mungkin dia benar benar membenci ku. Padahal dia sudah mengobati senjurou, tapi dengan tidak tahu dirinya aku membiarkannya dipukuli habis habisan oleh Shinazugawa.

"Ne aniki, daijoubu?"tanpa kusadari, senjurou berada disampingku yang sedang duduk di engawa. Aku hanya melihat kearahnya sebentar lalu mengangguk.

"Aku rindu (Y/n) nee."aku terkejut, ya karena bisa dibilang kata kata itu lah yang sedang aku rasakan, aku rindu (Y/n).

"Kenapa kau rindu dengannya?"

"(Y/n) nee itu baik, tidak seperti gadis yang mendekati ku hanya untuk mendapatkan perhatian aniki."

"Kudengar dari mitsuri-san, (Y/n) nee pergi karena bertengkar dengan oyakata-sama." Suaranya yang terdengar sendu membuatku merasa bersalah, bersalah akan semuanya.

"Apa benar, (Y/n) nee... Yang melindungi Kibutsuji muzan?"aku terkejut, darimana dia tau masalah ini? Dia masih kecil, belum waktunya untuk mengetahui kekejaman dunia. (Ceritanya senjurou seumuran muzan ya ges.)

"Andai aku bisa menggunakan pernafasan api seperti aniki, aku pasti akan menyelamatkan (Y/n) nee." Aku memeluknya, memeluknya sembari berharap dia tidak merindukan sosok ibu kami lagi.

"(Y/n) nee mirip dengan kaa-san."kurasakan yukata ku sedikit basah, Sepertinya senjurou menangis.

Malam ini benar benar malam yang menyakitkan

Kyoujurou pov end

"Nee-chan." Aku menoleh kearah muu-chan yang sedang menarik lengan yukata ku.

"Apa nee-chan pernah berfikir untuk menikah?"aku hanya tersenyum.

"Entahlah, mungkin suatu hari nanti."

"Apa nee-chan akan pergi meninggalkan ku?"

"Akan ku ajak muu-chan jika perlu."

"Lalu, Seperti apa pria impian nee-chan?"

"Dia harus baik, menyayangi ku apa adanya, penuh dengan semangat, bijaksana, terkadang juga bersifat manja, setia, yang pasti sopan dan berasar dari keluarga baik baik."

'sepertinya aku memiliki kesempatan.'























Kesempatan apa tuh Bambang!?

Hayo kesempatan apa....

Komen ya

Brother (muzan x reader)Where stories live. Discover now