6. Rahasia

1.1K 176 14
                                    

Wonwoo terlihat melakukan peregangan pada tubuhnya pagi ini. Ia melihat tumpukan kertas warna-warni berserakan diatas meja kerjanya, dan menghela nafas panjang. Ya, kertas tersebut berisikan pesan-pesan yang hendak ia sampaikan kepada Sana lewat minuman coklat itu. Namun pada akhirnya, ia hanya memberikan pesan yang sangat amat singkat kepada gadis tersebut.

Tak apa, untuk sebuah permulaan, yang seperti itu jauh lebih baik bukan?

"Om dokter!"

Wonwoo menoleh ke arah pintu, dan buru-buru ia memungut semua kertas diatas mejanya, lalu membuangnya kedalam tempat sampah kering yang ada didekat meja kerjanya. Tak lama setelah itu, ia kembali menyambut bocah perempuan yang usianya sekitar 4 tahun nan tengah berjalan ke arahnya saat ini.

"Halo, Hanyeon?"

"Hanyun!" Koreksinya langsung

"Oh, iya iya... maaf, om dokter salah"

"Hanyun punya minuman!"

Gadis kecil yang selalu menguntilinya sejak hari dimana mereka melakukan imunisasi pertama itupun menjulurkan sebuah botol minuman yang tak asing dimata Wonwoo. Dengan cepat pula, otak Wonwoo bekerja untuk mencerna sesuatu dihadapannya saat ini.

Hanyun seharusnya mengikuti kegiatan anak-anak saat ini, tapi dia malah berada diruangan Wonwoo dengan minuman botol coklatnya. Apa jangan-jangan... minuman itu dari Sana? Alias, Sana memberikannya kepada Hanyun?

"Jung Hanyun! Hanyun..."

Bocah perempuan itu menoleh kesamping dan melambaikan tangannya saat seorang wanita berkemeja biru muda menghampiri mereka di ruangan Wonwoo. Benar saja, semakin wanita itu mendekat, semakin jelas bahwa yang mencari Hanyun adalah Sana.

"Hanyun kok disini? Kita kan mau menggambar sebentar lagi?" Tanya Sana dengan suara lembutnya, bahkan ia sedikit membungkuk kepada Wonwoo sebelum berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Hanyun.

"Tapi Hanyun mau kasih tahu om dokter kalau Hanyun punya minuman!"

"Iya iya, sekarang om dokternya udah tahu kan? Jadi, Hanyun balik ke sana lagi yuk? Nanti kalau sudah selesai menggambarnya, Hanyun main ke ruang om dokter lagi. Gimana?"

"Oke deh!"

Sana langsung bangkit berdiri dan hendak meraih tangan Hanyun, namun bocah perempuan itu secara tiba-tiba lagi berlari keluar meninggalkan Sana dan Wonwoo diruangan ini. Alhasil Sana hanya bisa menghela nafas lelah karena sudah mengejar Hanyun sampai sejauh ini, sebelum akhirnya kembali membungkuk untuk pamit dari ruangan Wonwoo.

"Lo ngasih minumannya ke Hanyun?" Tanya Wonwoo sebelum Sana meninggalkan ruangannya.

"Iya" jawab Sana yang enggan berbalik badan menghadap Wonwoo dibelakangnya saat ini.

"Kenapa?"

"Karena Hanyun lebih butuh itu daripada gua"

"Kata siapa? Dia cuman anak kecil yang latah mulut aja. Sementara lo? Lo butuh coklat hangat Sana"

"Gua gak butuh, tapi makasih untuk pemberiannya"

"Terimakasih untuk apa? Orang gua ngasih minuman ke Hanyun, bukan ke lo" Wonwoo berbalik badan dan fokus merapihkan benda-benda yang berada diatas mejanya secara asal, semua itu ia lakukan hanya demi terlihat sibuk dihadapan Sana saja, "Ya sudah, lupain aja" ujarnya.

Sana mengangguk kecil dan melanjutkan langkah kakinya menuju keluar ruangan. Wonwoo melihat bagaimana punggung gadis itu menghilang dari balik pintu, dan langsung saja ia menghempaskan tumpukan kertas ditangannya ke atas meja kerjanya dengan hentakan yang cukup keras.

TRAUMAWhere stories live. Discover now