38. Yes

934 135 34
                                    

Joy keluar dari ruangan kerja Wonwoo dengan beragam emosi yang menyelimuti perasaanya saat ini. Tentu ia sedih, hal itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun sebagai teman yang ingin melihat temannya bahagia, Joy rasa ia juga harus bahagia atas keputusan Wonwoo. 

Yang terjadi diruangan sebelumnya...

"Gua mau menikah sebentar lagi"

Rasanya jarum jam yang bertengger pada dinding ruangan seketika berhenti berputar, waktu berhenti berjalan dan dunianya pun ikut berhenti. Gadis berambut panjang itu mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mencerna kalimat yang barusan Wonwoo lontarkan kepadanya. Apa kata pria itu tadi? Menikah?

"Oh ya? S-sama siapa?"

"Sana"

Seolah mimpi terburuknya menjadi kenyataan, Joy tak menyangka jika dirinya masih bisa bertahan hingga titik ini. Ia masih bisa menatap mata Wonwoo, ia masih bisa menghadapi semuanya dengan baik, bahkan tanpa setetes air mata penuh drama yang menetes keluar dari pelupuknya sekalipun hatinya panas sekali saat ini. 

"K-kalian berdua p-pacaran? Sejak kapan?" Tanya Joy lagi. 

"Gak ada kepastian sejak kapan, semuanya berjalan begitu saja," Wonwoo mengulum bibirnya ragu. Ia tahu, mungkin terdegar jahat jika ia menyampaikan berita ini kepada Joy secara langsung, tapi bukankah lebih jahat lagi apabila ia membiarkan Joy mengetahui berita ini dari orang lain? 

Mengatakan rencananya ini kepada Joy membuktikan bahwa Wonwoo mengahargai wanita itu sebagai teman baiknya, sudah itu saja. 

"Apa kalian sudah yakin untuk menikah? Lo sendiri tahu kan pernikahan itu bukan hal yang main-main? Dalam waktu sesingkat ini, memangnya lo sudah tahu apa tentang Sana?"

"Sejujurnya gua sudah pernah pacaran sama Sana saat SMP dulu, terus kita putus dan kembali pacaran saat SMA. Ck! Tapi gua melakukan kesalahan hingga akhirnya kita putus lagi dan bertemu kembali setelah sepuluh tahun kemudian"

"Jadi waktu di posko itu..."

"Iya, gua dan Sana bohong sama lo. Tapi kami berbohong bukan karena kami gak mau hubungan kami diketahui atau apapun itu, keadaan yang mengharuskan hubungan masa lalu itu harus dikubur dalam-dalam Joy"

"Memangnya separah apa? Sampai lo harus nutupin itu dari gua?"

"Sangat parah, lebih parah dari apa yang lo kira. Bahkan Sana sampai trauma dan itu semua gara-gara gua. Jadi, lo tahu kan betapa brengseknya cowok dihadapan lo ini?"

Joy tersenyum kecut dan menggerakkan jari telunjuknya mengitari bibir cangkit dihadapannya saat ini, "Mau lo brengsek atau biadap sekalipun, gua tetap menerima lo Wonwoo" gumamnya pelan dan Wonwoo hanya tersenyum mendengar itu semua. 

"Kalau itu jawaban sebagai teman, gua berterimakasih akan hal itu. Tapi kalau lebih dari itu, gua gak bisa Joy. Cukup Sana yang menjadi tempat dimana gua bisa menunjukkan sisi terbaik dan terburuk gua, bahkan sekalipun tadinya kita tidak dipertemukan lagi oleh takdir, gua lebih memilih sendirian sampai mati" 

Flasback end

Joy keluar dari gedung tersebut dan sempat mendongkak keatas menatapi gedung pencakat langit yang berdiri kokoh dibelakangnya saat ini. Sepertinya ia tidak sekuat yang dirinya kira, Joy tidak bisa kembali lagi ketempat ini sekalipun Wonwoo sudah tidak ada nanti disana. Ralat, mungkin ia tidak bisa bertemu dengan Wonwoo lagi sehabis ini. 

Lebih baik ia memulai dunia barunya. 

***

Sesuai perjanjian, hari ini Sana dan Wonwoo datang ke acara reuni sekolah mereka dulu. Rencananya Mina juga akan datang ditemani Mingyu, namun sepertinya mereka harus menunggu Mingyu menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai dokter terlebih dahulu.

TRAUMAWhere stories live. Discover now