15. Tante

660 136 11
                                    

Siang ini, Sana terlihat sedang berjalan dipinggir trotoar menuju halte dekat rumah. Ia akan pergi ke rumah Wonwoo untuk menjalankan tugasnya sebagai pengasuh Daehan disaat tidak ada satu orangpun yang bisa menemani bocah laki-laki itu dirumah.

Sana terlihat mengenakan pakaian yang cukup santai hari ini. Ia mengenakan dalaman berwarna putih dengan luaran berupa kemeja kebesaran berwarna hitam dengan motif seperti potongan komik-komik dibagian luarnya. Untuk bawahannya sendiri, Sana memadukan celana abu-abu tua yang panjangnya hingga semata kaki, serta sepatu putih polos. Simple, namun tetap menarik.

Namun suara klakson mobil secara tiba-tiba menganggu langkah kaki gadis berambut panjang tersebut. Sana menoleh kepada mobil berwarna putih yang sudah berada disampingnya sekarang. Mobil itu berhenti, seolah ia memang terparkir untuk Sana, membuat Sana ikut menghentikan langkah kakinya, lalu menunduk untuk memastikan siapa pengemudi dibalik kaca jendela mobil nan tengah terbuka saat ini?

"Mingyu?" Panggil Sana.

"San, mau ke rumah Wonwoo kan?" Sahut yang didalam mobil.

"I-iya, kok tahu?"

"Karena gak mungkin lo ke TK di siang hari bolong kayak gini"

"Bener juga sih..."

"Yaudah, bareng sama gua aja! Gua juga mau kerumah sakit, jadi bisa sekalian jalan..." kata Mingyu, "...btw, ini bukan tawaran, tapi paksaan. Jadi, lo harus ikut sama gua!" Sambungnya lagi.

Sana tertawa mendengar itu, dan tanpa pikir panjang ia langsung duduk pada kursi disamping pengemudi, alias Mingyu. Sembari mengenakan safety belt-nya, Sana sempat menghela nafas panjang dan sedikit-sedikit menoleh kepada pria nan tengah menyalakan mesin mobil disampingnya saat ini.

Ternyata semuanya tidak seburuk yang ia kira, sekarang ia benar-benar merasa nyaman satu mobil berdua dengan lawan jenis! Dalam hati Sana bertepuk tangan, ini seperti pencapaian baru didalam hidupnya.

"Wonwoo ada dirumah?" Tanya Mingyu membuka percakapan.

"Gak tahu deh, tapi biasanya sih dia gak ada dirumah" jawab Sana langsung.

Mingyu mengangguk paham dan kembali fokus menyetir, "Btw, Wonwoo cerita ke gua soal rencana dia untuk minta tolong sama lo buat jagain adeknya. Dia juga cerita tentang apa yang kalian lakukan di masa lalu, dan dia sedang berusaha memperbaiki hubungan kalian, sekaligus menyembuhkan lo dari trauma yang lo alami" ujar Mingyu panjang lebar.

"Gua bicara ini bukan karena gua sahabatnya San, bahkan pas dia ceritain itu semua ke gua, demi apapun gua pingin banget acak-acak muka dia detik itu juga," Mingyu terlihat mengatur deru nafasnya yang mulai menggebu-gebu, bahkan Sana sempat melirik ke arah pria itu untuk memastikan bahwa Mingyu sedang baik-baik saja saat ini. Tapi yang ada malah ia menahan senyum melihat raut wajah Mingyu sekarang.

Lewat raut wajah Mingyu saat ini, Sana bisa membayangkan seberapa bencinya Mingyu kepada Wonwoo saat cerita itu disampaikan kepadanya.

"...tapi Wonwoo yang sekarang itu beda sama yang dulu San. Asli, gua gak tahu apa yang dia pikirin sampai mau-mau aja ikutin taruhan itu pas SMA dulu. Padahal aslinya dia tuh bukan cowok yang kayak begitu kok. Selama gua berteman sama dia, gua gak pernah tuh dapet kabar kalau dia check in hotel sama cewek, atau one night stand sama cewek-cewek di club. Tapi jujur aja, gua sering ke club sih sama dia pas kuliah dulu"

"Terus, lo cerita panjang lebar sama gua begini, tujuannya apa?" Tanya Sana langsung.

Pertanyaan Sana benar-benar seperti pedang bermata dua yang sedang ditodong didepan wajah Mingyu. Sebab pria itu sendiripun tidak tahu apa alasan dia mengatakan itu semua kepada Sana. Sebenarnya, belum tentu juga Sana mau mendengar semuanya kan?

TRAUMAWhere stories live. Discover now