28. Kesibukan

694 131 12
                                    

"Ini Choi Seungcheol, orang kepercayaan om Jeon"

Joy memperkenalkan seorang pria berambut hitam dengan mata besarnya yang indah kepada Wonwoo. Setelah diperkenalkan, baik Wonwoo dan Seungcheol langsung sama-sama membungkuk satu sama lain, lalu berjabat tangan sebagai bentuk perkenalan mereka.

"Usia kita cuman beda setahun, dia lebih tua dari kita. Tapi gua sih biasanya manggil di Seungcheol... kalau lo, ya terserah mau manggil apa" kata Joy kepada Wonwoo

"Ah, saya akan panggil Kak Seungcheol kalau begitu" jawab Wonwoo

Berbeda dengan Joy yang mudah merasa dekat dengan orang-orang sekitarnya, Wonwoo justru sebaliknya. Pria itu sulit sekali membina hubungan santai dengan orang lain. Terkecuali kepada Mingyu sahabatnya, atau... Sana?

Ya, Wonwoo bisa memasukan gadis itu kedalam list orang terdekatnya sekarang.

"Panggil gua Seungcheol aja, usia kita gak terlalu jauh, dan gua ngerasa asing kalau bicara sama orang dengan panggilan formal kayak gitu. Jadi biar kerjasama kita lancar, mendingan kita panggil nama aja" pinta Seungcheol langsung.

Mendengar itu, Wonwoo langsung melirik kearah Joy yang tengah tersenyum kepadanya, seolah gadis itu berkata bahwa tak ada salahnya Wonwoo bersikap santai seperti Joy dengan Seungcheol. Alhasil pria berkacamata itupun tersenyum dan mengangguk, "Baik, Seungcheol" katanya.

"Oke, setelah bahas tentang Seungcheol... kita akan bahas pekerjaan lo selama disini." Joy mendorong pintu ruang kerja tuan Jeon dan mempersilahkan Wonwoo duduk diatas kursi kebangsaan papanya diruangan ini.

Joy bersikap dengan sangat baik padanya, sesuai harapan... gadis itu sangat bisa diandalkan. Tak salah Wonwoo mempercayakan Joy untuk menemaninya di hari pertama Wonwoo bekerja diperusahaan ini.

Yah, walaupun hanya sementara.

"Seperti yang om Jeon bilang, lo gak perlu menyetir langsung untuk menggerakan perusahaan ini. Lo punya Seungcheol sebagai supir lo, dan lo tinggal berfikir keras mengenai arah perjalanan kalian. Apakah harus ke kiri? Atau ke kanan? Sampai sini paham kan tuan Jeon?" Tanya Joy sedikit meledek kepada Wonwoo yang nampak santai duduk di kursi kerja ayahnya.

"Joy, ayolah..."

Melihat respon Wonwoo, gadis itupun tertawa dan melirik kepada Seungcheol yang berada diruangan yang sama dengan mereka, dan pria berjas coklat iti nampak tersenyum melihat interaksi dia sahabat ini.

Kalau difilm-film, biasanya dua putra dan putri pemilik perusahaan yang seumuran pasti sudah menjadi korban perjodohan kedua orangtua mereka. Apalagi status Joy dan Wonwoo yang sepertinya sama-sama masih sendiri.

Tapi, sepertinya tuan Park dan tuan Jeon tidak tertarik untuk menerapkan sistem seperti itu pada kedua anak mereka. Pikir pria bermata indah tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kalau lo ngurusin perusahaan, pekerjaan lo as a doctor itu gimana dong?"

Wonwoo melipat kedua tangannya dibelakang dan menatap keatas, tepatnya pada hamparan langit biru diatas sana. Kini ia dan Joy tengah berjalan mengitari gedung perusahaan milik papanya seraya mendengar pertanyaan Joy yang membuat Wonwoo harus berpikir sejenak akan jawabannya.

"Gua cuti" jawab Wonwoo pada akhirnya

"Memangnya boleh?"

"Boleh. Yah, walaupun ada konsekuensinya, tapi mau gimana lagi? Bokap gua lagi butuh gua, dan dirumah sakitpun sebenarnya dokter Choi mau menghilangkan gua dari peredaran untuk beberapa waktu kedepan"

TRAUMAWhere stories live. Discover now