30. Gimana?

644 120 14
                                    

Hari ini sudah genap satu minggu tuan Jeon berada dirumah setelah hampir sebulan dirawat dengan perawatan intensif dirumah sakit.

Melihat papanya berada dirumah tanpa ikatan kerja, tentu membuat Daehan sangat bahagia. Bocah laki-laki itu pasti akan selalu mencari sang papa begitu ia terbangun di pagi hari atau baru pulang sekolah. Bukan hanya itu, bahkan Daehan ikut membantu sang papa berkeliling rumah dengan mendorong kursi roda yang dipakai papanya.

Bagaimana dengan Sana?

Sehubung dengan tuan Jeon yang selalu ada dirumah, nyonya Jeon juga otomatis sering pulang cepat kerumah. Sehingga presensi Sana ditempat kediaman keluarga itu pun semakin berkurang.

Sesekali Daehan mengundangnya kerumah apabila ia merasa rindu akan sosok pengasuh sekaligus kakak perempuannya itu. Tapi akhir-akhir ini, Sana jarang kerumah keluarga Jeon dan lebih memutuskan untuk fokus di day care.

Namun khusus untuk hari ini, Sana datang kerumah itu lagi untuk memenuhi panggilan Daehan yang berkata bahwa bocah laki-laki itu ingin mengatakan sesuatu kepada Sana.

"Semoga bukan perpisahan" bisik gadis tersebut seraya ia memasuki gerbang perkarangan rumah dan berjalan menuju bangunan utamanya diujung sana.

Begitu Sana memasuki rumah, pemandangan pertama yang ia lihat adalah keberadaan nyonya Jeon yang sedang menyiapkan hidangan kecil untuk keluarganya. Mungkin hanya untuk dirinya, suaminya dan Daehan. Sebab Wonwoo sudah lama tidak pulang kerumah.

"Selamat siang tante..." sapa Sana dengan ramah.

Wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan kegiatannya itupun sontak menoleh kepada sumber suara yang baru saja menyapanya itu, lalu membalasnya dengan senyuman terhangat yang ia miliki.

Entahlah, sekalipun ia jarang bertemu Sana, tetapi aura yang Sana miliki seolah membuatnya merasa melebur dan hendak menyambut gadis itu dengan sambutan terhangat yang bisa ia berikan.

Apa karena ia tahu betapa kuat gadis dihadapannya ini, sehingga rasanya ia selalu ingin menjadi tempat berlindung bagi Sana. Sekalipun kenyataanya mereka berdua sangat jarang bertemu.

"Wuah kakak kesayangannya Daehan datang..." sambut nyonya Jeon langsung.

"Hehehe, tante lagi apa?"

"Nih, bikin camilan buat dua pria dihalaman belakang. Bedanya yang satu sudah dewasa, dan yang satu lagi masih anak-anak"

Sana tertawa merespon perkataan wanita dengan cardigan coklat tua dihadapannya. Tanpa basa-basi ia langsung mengambil bagian membantu tante Jeon untuk memotong beberapa buah yang ada disana. Dan wanita paruh baya itu tidak menolak bantuan Sana sama sekali.

"Daehan itu sayang banget sama kamu lho San..." kata nyonya Jeon membuka suara, "...bukan hanya Daehan, bahkan tantenya Daehan juga. Kemarin malem nih, aku baru aja teleponan sama dia... dan dia nanyain kabar kamu sama Wonwoo"

"Oh ya? Masa sih tante?"

"Iya, beneran tahu!"

Sana tertawa kecil mendengarnya dan melihat bagaimana mamanya Wonwoo menata potongan-potongan buah tersebut diatas adonan kue yang sudah dipanaskan. Kalau dilihat-lihat, sepertinya nyonya Jeon ingin membuat pie buah.

"Sini tante, biar Sana yang masukin ke microwave" dengan inisiatif penuh, Sana membantu nyonya Jeon memasukan semua itu kedalam microwave yang ada didekat kulkas, dan setelah itu keduanyapun langsung sama-sama duduk diatas kursi pantry sambil berbincang-bincang santai disana.

"Daehan kalau udah berduaan sama papanya, mending jangan diganggu... jadi kamu disini aja ngobrol sama tante ya?" Kata nyonya Jeon yang Sana jawab dengan anggukan kepala penuh antusias, "iya tante..." jawabnya.

TRAUMAWhere stories live. Discover now