8. Penyambutan

872 154 13
                                    

"Babysitter itu apa?"

Wonwoo yang sedang mengelap kacamatanya didepan cermin panjang yang memiliki tinggi setara dengan tinggi tubuhnya itupun menoleh kepada Daehan yang tengah duduk santai dipinggiran tempat tidur kamarnya saat ini.

"Hmm... dia semacam kakak-kakak yang bakal jagain kamu saat kak Wonwoo gak ada dirumah. Sebenarnya dia sama aja kayak kak Wonwoo, tapi bedanya dia ini perempuan"

"Oh, cantik?"

"Cantik lah!" Wonwoo menyemprotkan penyegar mulut kedalam mulutnya dengan dua kali semprotan, lalu mengecapnya beberapa kali, dan menyemprotkan cairan itu lagi untuk ketiga hingga kelima kalinya.

"Wuah, Daehan pingin punya kakak perempuan!" Bocah laki-laki itu bertepuk tangan dengan bersemangat di posisi duduknya itu.

"Ho ho ho, tapi sayangnya takdir anda berkata bahwa anda harus memiliki kakak laki-laki anak muda..."

"Tapi kalau kak Wonwoo punya istri, istrinya kakak itu bakalan jadi kakak perempuannya Daehan!"

"Oh iya, benar juga!"

Wonwoo merapihkan kaos putih kebesarannya, dan juga merapihkan celana pendek bermotif kotak-kotak warna abu-abunya. Tak lupa, Wonwoo juga membiarkan rambutnya sedikit basah supaya aura seksi ala-ala habis mandi terpancar dalam dirinya ketika bertemu Sana nanti.

"Gimana? Kak Wonwoo udah rapih belum?"

"Enggak, gak rapih sama sekali! Masih pake celama kolor, bajunya cuman kaos putih, rambutnya juga gak disisir"

"Yaampun! Kamu ini gak tahu fashion ya? Jeon Daehan, biar kakak kasih tahu ke kamu. Menggunakan pakaian santai dan rambut yang sedikit berantakan seperti ini juga ada nilai seni-nya. Gak semua orang bisa terlihat keren dengan penampilan seperti ini. Tapi kalau kakak, beda lagi..."

Daehan merotasi bola matanya malas, bahkan ia seketika menegakan postur tubuhnya sembari merapihkan dua ujung dasi kupu-kupu yang ia kenakan saat ini. Sebab penampilan kedua kakak beradik ini sangatlah berbeda jauh.

Lain dengan sang kakak yang ingin tetap terlihat santai namun tetap menawan. Daehan justru sampai sibuk-sibuk menyemir rambutnya yang tak seberapa itu, dan mengenakan kemeja biru muda berlengan panjang, serta rompi biru tua dengan motif kotak-kotak yang senada dengan celana dan dasi kupu-kupunya itu.

"Mau rapat pak bos?" Ledek Wonwoo ketika menyadari penampilan Daehan yang tak kira-kira rapihnya. Jangan bertanya pada Wonwoo mengenai siapa yang mengajari adik kecilnya itu untuk seperti itu.

Sebab Wonwoo juga tidak tahu.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sore ini, Sana yakin jika ia tiba di alamat yang benar. Tak lama kemudian gerbang rumah tersebut terbuka, membuat Sana menoleh ke sisi kanan dan kiri rumah dengan tatapan bingung. Ia mencari tahu siapa yang membukakan pagar untuknya, dengan niat untuk berterimakasih pada si pembuka pagar.

Tapi dia tidak menemukan siapa-siapa disini.

Alhasil Sanapun langsung masuk kedalam perkarangan rumah yang ia yakini adalah rumah Wonwoo, dan cukup tercengang ketika melihat pemandangan disekitarnya sekarang. Sana juga menoleh kebelakang, tepatnya pada pintu gerbang yang tertutup secara otomatis lagi.

Tak ada waktu bagi Sana untuk menikmati pemandangan perkarangan rumah Wonwoo yang cukup terawat dengan bunga warna-warni, atau lampu-lampu yang menyala dari halaman belakang. Tujuan utamanya kesini yaitu untuk bekerja, bukan menikmati tempat tinggal yang keindahannya sudah setara seperti villa-villa di TV.

TRAUMAWhere stories live. Discover now