6. Tolak atau Terima?

21.6K 1.3K 36
                                    

Bellissa menggigit bibir bawah sembari ... diam-diam mengedarkan pandangan. Ada senyum yang ditahan dan debaran tidak sabar. Dalam hati dia berucap;

Hari ini dia akan bertemu Arrion lagi.

Setelah dua hari kemarin libur.

Namun, dari pagi sampai waktu istirahat sekarang ini, Bellissa belum melihat tanda-tanda kemunculan cowok itu. Jadi, dengan alibi mengembalikan buku pinjaman, Bellissa dan Zarra akan pergi ke perpustakaan.

Kemungkinan, Arrion ada di sana, kan?

"Za?"

"Em?"

"Terlepas benar atau nggak nya, menurut lo ... siapa dalang yang nyebarin gosip Arrion?"

Bellissa penasaran. Sungguh. Terlebih orang itu pernah memotret diam-diam dan menyebarkan foto dia dan Arrion dengan rumor yang benar-benar sialan.

Apa sebenarnya ... seseorang itu tahu, kalau perempuan di foto itu adalah dirinya?

"Mmm ... entah. Gue juga penasaran." sahut Zarra, setelah beberapa saat tidak langsung menjawab. Lalu menoleh dengan dahi mengernyit heran. "Kenapa? Tumben, bahas Arrion?"

"Penasaran aja, sih." gumam Bellissa.

Dia memang belum bercerita pada siapapun tentang kedekatannya dengan Arrion.

Eh, dekat? Maksudnya ... tentang beberapa kebetulan yang mempertemukan mereka. Ah, tapi katanya tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah diatur Tuhan.

"Bentar-bentar,"

Langkah Bellissa memelan saat merogoh ponsel dari saku roknya yang bergetar. Kemudian mendengus saat melihat spam chat yang masuk. Menyuruh Bellissa untuk tidak lama di perpustakaan dan segera menyusul ke kantin.

"Siapa?" tanya Zarra yang berjalan lebih depan, namun dengan langkah mundur. Memperhatikan raut kesal Bellissa yang mendekap buku di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan.

Dari ekspresi badmood seperti itu, Zarra bisa bisa menebak dua kemungkinan. Antara Allredo atau ...

"Sheryl."

Bellissa menghela napas berat sebelum menyimpan kembali ponselnya.

"Ay—"

Bruk.

Punggung Zarra bertabrakan dengan seseorang. Keduanya bisa menjaga keseimbangan. Namun, karena terkejut buku yang dibawa Zarra jatuh ke lantai. Begitupun dengan ponsel milik orang itu yang jatuh bebas dan berakhir menyentuh ujung sepatu Bellissa.

"Eh, sorry-sorry." ucap Zarra sembari berbalik untuk melihat dengan siapa dia bertabrakan. "M-mel ...?" sambungnya saat tahu kalau seseorang itu adalah Melissa.

Teman seangkatan mereka yang berbeda kelas.

"O-oh, i-iya, Za. Gue juga ... minta maaf. Tadi jalan nggak terlalu liat-liat." balas Mellisa.

Bellissa meraih ponsel berlogo apel tergigit di dekat sepatunya. Tadinya, Bellissa akan langsung memberikannya pada Melissa, tapi melihat layar ponsel yang retak dan menyala, Bellissa menatapnya lama. Layar ponsel itu menampilkan foto——

PRICELESSWhere stories live. Discover now