22. Pelaku Penyebar Rumor

19.5K 1.1K 52
                                    

Arzanka Arrion Gracio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arzanka Arrion Gracio.

Lama gak ketemu, kangen aja atau kangen banget, nih?

Mau di apelin tiap minggu, gak?

★★★

“Enak banget jadi lo ya, Sa,”

Bellissa yang senyum-senyum sendiri membaca riwayat chatan nya dengan Arrion semalam, menoleh pada Sheryl yang tiba-tiba menyindir sembari menyetir.

Dahi Bellissa mengernyit, namun dia tidak berniat untuk bertanya.

Sheryl ikut menoleh, melirik Bellissa singkat. “Lo pencuri.” ujarnya dengan senyum sinis dibibir nya.

“Maksud lo?” tanya Bellissa akhirnya, dengan kedua alis terangkat.

“Gue yang berjuang, tapi lo yang dapat. Puas? Gimana rasanya?”

“Gue nggak ngerti lo lagi ngebahas apa.”

“Lo nyuri semua hal yang seharusnya jadi milik gue. Lo selalu merebut semua yang gue punya.” Sheryl menoleh dan tersenyum sinis lagi. “Masih nggak ngerti juga?”

“Pasti lo seneng banget kan, di kenal sama dipuji-puji banyak orang,” cibirnya menyimpulkan.

Bellissa menyimpan ponselnya ke dalam saku lalu menghela napas panjang. Dia mulai paham arah pembahasan Sheryl, namun kata-kata saudara tirinya itu terdengar mengganjal, tidak nyaman.

Apa katanya tadi? Sheryl menuduhnya mencuri semua hal yang dia punya?

Ah, Sheryl bisa melawak ternyata.

Fakta yang terjadi, justru sebaliknya. Bellissa protes dalam hati.

“Lo lagi ngebahas populeritas di sekolah?” tebak Bellissa.

“Apalagi?!” Sheryl memutar bola matanya jutek. “Gue yang berusaha keras, ngelakuin segala cara, ngorbanin banyak hal agar bisa terkenal. Tapi ...,” Sheryl menoleh lagi, menatap Bellissa kesal ditengah fokusnya pada jalan. “Lo yang dapat. Lo yang justru menikmati apa yang seharusnya jadi milik gue. Lo bener-bener pencuri, Sa,”

“Gue nggak pernah secara sengaja ngelakuin apapun untuk dikenal banyak orang, Ryl.”

Bullshit!” Sheryl mendengus. “Apa sih, yang ngebuat Allredo sama Arrion suka sama lo? Apa sih, yang orang-orang suka dari lo yang biasa aja ini?”

Bellissa ingin marah mendengar ucapan serta tatapan Sheryl yang merendahkan nya. Tapi setelah dipikir ulang, ucapan Sheryl benar. Bellissa sadar dia memang biasa saja jika dibandingkan dengan Sheryl.

Lagi-lagi Sheryl berhasil membuat Bellissa merasa rendah diri.

“Harus banget ya, setelah beberapa hari lo diemin gue, kalimat-kalimat itu yang lo pilih buat mengawali pembicaraan kita? Lo bahkan belum minta maaf soal kerjasama buruk lo sama Allredo yang manfaatin gue, Ryl.”

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang