21. Pamer Pacar

21.3K 1.2K 199
                                    


Kangen Arrion nggak?

Arrion mah anak baik, nggak berani macem-macem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arrion mah anak baik, nggak berani macem-macem. Wkwk.

★★★

"Sa, Arrion, Sa!"

Naura memekik heboh, menarik tangan Bellissa yang baru saja mau menaruh tas di bangkunya. "Ada Arrion," ucapnya antusias, sembari membawa dan menempatkan Bellissa berdiri didepan pintu kelas.

"Liat, ada Arrion." ulang Naura berkali-kali. Dengan pandangan menunjuk seorang cowok yang berjalan di koridor.

Arrion-pacarnya, baru saja tiba di sekolah.

Dan ... Bellissa mengulum senyum melihatnya.

Seperti biasa Arrion selalu tampil mempesona, seperti namanya. Seperti biasa pula berpenampilan maskulin dan rapi, dengan dasi terpasang sempurna di kerah seragamnya. Namun, tidak pernah membiarkan baju seragam bagian bawahnya masuk kedalam celana.

Arrion berjalan dengan tegap dan kepala terangkat dan dengan rambut gaya belah tengah-khasnya. Tas ranselnya hanya tersampir di satu sisi bahu, satu tangannya tenggelam disaku celana sementara tangan lainnya menenteng jaket denim hitamnya.

Masih ada jarak kurang lebih sepuluh meter lagi dari jarak Arrion berjalan ke posisi Bellissa mematung sekarang. Namun, Bellissa merasa sudah sangat jelas melihatnya.

"Lo pasti kangen banget kan, Sa?" Naura berisik disebelah Bellissa.

"H-hah?"

"Lo pasti kangen banget sama Arrion," ulang Naura. "Setelah empat hari nggak ketemu, kan?"

"O-oh," Bellissa mengerjap lalu bergumam tidak jelas.

Nggak semua yang Bellissa lakukan harus dia ceritakan, kan? Termasuk ... fakta bahwa sebenarnya dia bertemu dan melakukan sesuatu yang mendebarkan bersama Arrion kemarin.

"Samperin, gih!" Naura mendorong Bellissa, saat langkah Arrion sudah hampir mendekati mereka. Membuat Bellissa berdiri sedikit lebih maju dari posisi sebelumnya.

"Ra!" Bellissa melotot protes pada Naura. Namun, sentuhan di pipinya membuat Bellissa kembali menoleh, menatap cowok yang sekarang ... sudah berdiri tepat dihadapannya.

Arrion.

Pacarnya itu menangkup satu sisi wajah Bellissa. Menelusup kan empat jari kedalam helaian rambut, menyisakan ibu jari yang mengusap lembut pipi Bellissa yang ... perlahan terlihat merona.

Bellissa menelan saliva, gugup dan salah tingkah. Sebelum akhirnya menyapa dengan terbata.

"H-hai,"

Arrion tersenyum dan mengangguk.

Hanya senyuman kecil, tapi berefek besar pada jantung Bellissa. Juga, pada siswi-siswi lain yang sekarang menjadikan Arrion dan Bellissa pusat perhatian. Mereka memekik tertahan.

PRICELESSWhere stories live. Discover now